Tanggapan Siswa Terhadap Metode Pembelajaran Aktif Tipe Index Card Match Hubungannya Dengan Motivasi Mencar Ilmu Mereka Pada Mata Pelajaran Pai (Penelitian Di Kelas Vii Smp Darul Fatwa Sumedang).

PROPOSAL PENELITIAN

TANGGAPAN SISWA TERHADAP METODE  PEMBELAJARAN AKTIF
TIPE INDEX CARD MATCH HUBUNGANNYA DENGAN
MOTIVASI BELAJAR MEREKA PADA MATA PELAJARAN PAI

A.      Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya insan yang berkarakter. Pendidikan  bertujuan untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran yang menuntut tiruana penerima didiknya bisa berbagi potensi yang ada pada dirinya, sebagaimana yang tersurat dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003:
            “pendidikan ialah perjuangan sadar dan terpola untuk mewujudkan suasana berguru dan proses pembelajaran supaya penerima didik secara aktif berbagi potensi dirinya untuk mempunyai kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, budpekerti mulia, serta keterampilan yang diharapkan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

Tujuan pendidikan sanggup terselenggara melalui proses pembelajaran yang didalamnya terjadi interaksi antara guru sebagai pendidik dan siswa. Guru dituntut untuk membuat proses pembelajaran yang efektif sehingga tujuan yang diharapkan sanggup tercapai. Pembelajaran yang efektif  tidak berlangsung satu arah atau berasal dari guru saja, melainkan berasal dari banyak arah atau komunikasi sebagai transaksi. Komunikasi ini tidak spesialuntuk melibatkan interaksi dinamis antara guru dengan siswa tetapi juga melibatkan interaksi yang dinamis antara siswa yang satu dengan yang lainnya. Proses pembelajaran dengan pola komunikasi ini mengarah kepada proses pembelajaran yang berbagi acara siswa yang optimal, sehingga menumbuhkan siswa untuk berguru aktif (M.Sobry Sutikno, 2009:152).
Keberhasilan suatu proses pembelajaran salah satunya ditentukan oleh guru profesional yang bisa mengelola pembelajaran dengan memakai seni administrasi yang tepat. Strategi pembelajaran ialah suatu acara pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa supaya tujuan pembelajaran sanggup tercapai secara efektif dan efisien. Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya dipakai banyak sekali metode tertentu (Wina Sanjaya, 2008: 210).
Metode pembelajaran  ialah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh guru dalam upaya untuk mencapai tujuan.  Metode ialah  bentuk implementasi dari seni administrasi pembelajaran. Metode yang dipakai harus relevan dengan tujuan pembelajaran. Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran akan menjadi hambatan dalam pencapaian tujuan yang sudah dirumuskan. Menurut Syaiful Bahri (2006:72), dikatakan bahwa metode mempunyai kedudukan sebagai alat motivasi ekstrinsik yang  berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang sanggup memotivasi siswa supaya berperan aktif dalam mengikuti acara pembelajaran.
Dalam acara pembelajaran, motivasi sanggup dikatakan sebagai keseluruhan daya pelopor didalam diri siswa yang menjadikan acara belajar,  yang menjamin kelangsungan dari acara berguru dan yang mempersembahkan arah pada acara belajar, sehingga tujuan pendidikan yang dikehendaki oleh subjek berguru itu sanggup tercapai.
Pada dasarnya pendidikan tidak spesialuntuk mencakup beberapa aspek pengembangan intelektual saja, akan tetapi lebih ditekankan pada proses pelatihan kepribadian siswa secara menyeluruh sehingga anak menjadi dewasa. Salah satu pendidikan yang didiberikan di sekolah ialah mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).
Pendidikan Agama Islam ialah mata pelajaran yang dikembangkan untuk mendukung peningkatan dogma dan takwa serta budpekerti mulia dengan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama. melaluiataubersamaini demikian  siswa seharusnya mempunyai motivasi yang tinggi dalam mengikuti mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Akan tetapi, hal ini bertolak belakang dengan fakta dilapangan. Ditemukan bahwa motivasi siswa cenderung rendah ketika mengikuti mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Hal ini terlihat dari adanya siswa yang kurang memperhatikan ketika guru sedang menerangkan,  mengobrol pada ketika pembelajaran dan bahkan sering mengganggu kawannya yang lain ketika berguru sehingga suasana di kelas kurang kondusif.
Seperti yang sudah diuraikan diatas, rendahnya motivasi berguru siswa salah satunya sanggup diatasi oleh guru dengan memakai metode pembelajaran yang tepat dan relevan. Metode ini diarahkan untuk membangkitkan motivasi berguru siswa dengan melaksanakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan sangat bahagia. melaluiataubersamaini berguru aktif  siswa diajak untuk turut serta dalam tiruana proses pembelajaran, sehingga siswa akan mencicipi suasana yang lebih sangat senang sehingga hasil berguru sanggup diterbaikkan (Hisyam Zaini, 2008:xiv)
  Salah satu metode pembelajaran aktif yang sanggup diterapkan yaitu metode  index card match. Metode  ini ialah metode yang sanggup dikembangkan guna membuat pembelajaran aktif sehingga proses pembelajaran menjadi hal yang sangat senang dan tidak membosankan bagi siswa.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin mencoba penerapan metode pembelajaran aktif   tipe index card match diterapkan pada pembelajaran PAI di kelas VII Sekolah Menengah Pertama Darul Fatwa. Dan kemudian meminta tanggapan dari siswa ihwal metode tersebut. Jika tanggapan siswa terhadap metode index card match positif, maka hal ini sanggup meningkatkan motivasi berguru siswa. Karena secara teori dikatakan bahwa tanggapan siswa sanggup mempengaruhi motivasi belajar. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Wasty Soemanto (2006 : 26) bahwa tanggapan mempunyai peranan penting bagi tingkah laris dan dengan adanya pendidikan hendaknya bisa berbagi dan mengontrol tanggapan-tanggapan yang ada pada anak didik, sehingga dengan demikian akan berkembang suatu kondisi motivasi bagi perbuatan berguru anak didik.
melaluiataubersamaini demikian, judul yang diangkat dalam penelitian ini yaitu “TANGGAPAN SISWA TERHADAP METODE  PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH HUBUNGANNYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR MEREKA PADA MATA PELAJARAN PAI (Penelitian di Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Darul Fatwa Sumedang).

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka terdapat beberapa rumusan masalah yang akan dibahas. Adapun rumusan masalahnya ialah sebagai diberikut:
1.        Bagaimana realitas tanggapan siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Darul Fatwa terhadap metode pembelajaran aktif tipe index card match?
2.        Bagaimana realitas motivasi berguru siswa kelas  VII Sekolah Menengah Pertama Darul Fatwa pada mata pelajaran PAI?
3.        Bagaimana realitas hubungan antara tanggapan siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Darul Fatwa terhadap metode pembelajaran aktif tipe index card match dengan motivasi berguru mereka pada mata pelajaran PAI?

C.      Tujuan Penelitian          
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini akan diarahkan untuk:
1.      Mengetahui realitas tanggapan siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Darul Fatwa terhadap metode pembelajaran aktif tipe index card match.
2.      Mengetahui realitas motivasi berguru siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Darul Fatwa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
3.      Mengetahui realitas hubungan antara tanggapan siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Darul Fatwa terhadap metode pembelajaran aktif tipe index card match dengan motivasi berguru mereka pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.


D.      Kerangka Pemikiran
Tanggapan sebagai salah satu  fungsi jiwa pokok, sanggup diartikan sebagai citra ingatan dari pengamatan (Abu Ahmadi, 2009). Sedangkan tanggapan berdasarkan Sardiman (2001: 41) ialah gambaran/bekas  yang tinggal dalam ingatan setelah orang melaksanakan  pengamatan. Dari kedua pendapat diatas sanggup disimpulkan bahwa tanggapan ialah kesan yang tinggal dalam ingatan sebagai hasil dari pengamatan yang dilakukan seseorang. Tanggapan yang muncul ke alam kesadaran sanggup memperoleh santunan atau mungkin juga mendapat rintangan dari tanggapan lain. Dukungan terhadap tanggapan akan menjadikan rasa senang, sedangkan rintangan  terhadap tanggapan akan menjadikan rasa tidak senang (Wasty Soemanto, 2006: 26). Sedangkan berdasarkan Sardiman (2001: 215-216) menyampaikan bahwa tanggapan siswa terhadap interaksi berguru mengajar yang sedang berlangsung sanggup berkembang dalam tiga kemungkinan yaitu menerima, hirau tak hirau dan menolak. melaluiataubersamaini demikian sanggup disimpulkan bahwa indikator tanggapan itu ada yang positif dan juga negatif. Indikator tanggapan positif meliputi: menerima, menyukai, dan memperhatikan, sedangkan indikator tanggapan negatif meliputi: menolak, tidak menyukai dan hirau tak acuh.
Pembelajaran aktif (Zaini, 2008: xiv) yaitu suatu pembelajaran yang mengajak penerima didik untuk berguru secara aktif. Metode pembelajaran aktif  tipe index card match ialah metode yang menuntut siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran di kelas dan bekerja sama serta sanggup meningkatkan rasa tanggungjawaban siswa atas apa yang dipelajari dengan cara yang sangat bahagia. Siswa saling bekerja untuk mencocokan kartu pertanyaan dan kartu jawabanan yang didiberikan dan melemparkan pertanyaan tersebut kepada pasangan lain. Kegiatan berguru bersama ini sanggup memmenolong  siswa untuk berguru aktif sehingga proses pembelajaran menjadi sangat senang dan pada karenanya sanggup meningkatkan motivasi berguru siswa.
Motivasi sanggup diartikan dorongan-dorongan dasar atau internal dan insentif di luar diri individu. Menurut McDonald yang dikutip oleh Oemar Hamalik (2009:173), ”Motivation is a energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reactions.” Motivasi ialah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dalam acara belajar, motivasi sanggup dikatakan sebagai keseluruhan daya pelopor didalam diri siswa yang menjadikan acara belajar, yang menjamin kelangsungan dari acara berguru dan yang mempersembahkan arah pada acara belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek berguru itu sanggup tercapai. Motivasi berguru ialah faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas ialah dalam penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk berguru (Sardiman, 2010: 75).
Motivasi berguru siswa pada mata pelajaran PAI tidak sanggup begitu saja diamati. Akan tetapi yang sanggup dilakukan ialah dengan mengidentifikasi beberapa indikatornya dalam term-term tertentu yaitu ibarat yang dikemukakan oleh Abin Syamsudin (2009: 40) indikator tersebut antara lain: durasinya kegiatan, frekuensinya kegiatan, persistensi dan tujuan, ketabahan dan keuletan, pengorbanan, tingkat aspirasinya, tingkatan kualifikasi dan arah sikapnya terhadap samasukan kegiatan.
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang saling berafiliasi yaitu tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran aktif tipe index card match sebagai variabel X dan motivasi berguru siswa pada mata pelajaran PAI sebagai variabel Y. Antara tanggapan dan motivasi ini terdapat suatu korelasi. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Wasty Soemanto (2006 : 26) bahwa tanggapan mempunyai peranan penting bagi tingkah laris dan dengan adanya pendidikan hendaknya bisa berbagi dan mengontrol tanggapan-tanggapan yang ada pada siswa, sehingga dengan demikian akan berkembang suatu kondisi motivasi bagi perbuatan berguru anak didik. Dan metode pembelajaran aktif tipe index card match ini diarahkan untuk membangkitkan motivasi berguru siswa dengan melaksanakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan sangat bahagia. melaluiataubersamaini berguru aktif  siswa diajak untuk turut serta dalam tiruana proses pembelajaran, sehingga siswa akan mencicipi suasana yang lebih sangat senang sehingga hasil berguru sanggup diterbaikkan dan pada karenanya sanggup meningkatkan motivasi berguru siswa (Hisyam Zaini, 2008: xiv).
Untuk lebih jelasnya, secara skematis kerangka pemikiran tersebut sanggup digambarkan sebagai diberikut:






KORELASI
 
                                                                                          

Tanggapan Siswa Terhadap model pembelajaran kooperatif tipe index card match

A. Tanggapan siswa
1.    Positif:menerima, menyukai,
dan memperhatikan.
2.    Negatif: menolak, tidak menyukai, dan hirau tak acuh.
B. Model Pembelajaran aktif tipe index card match
1.    Siswa mengeksplor konsep PAI
2.    Guru mengklarifikasi materi yang ditugaskan
3.    Siswa didiberi satu kartu problem atau jawabanan
4.    Siswa mencari pasangan kartu
5.    Siswa berdampingan dengan pasangan
6.    Masing-masing pasangan membacakan dan menyelesaikannya
7.    Siswa mempresentasikan kesepahamannya dipilih secara acak
8.    Pasangan lain menaggapi, melengkapi dan menyimpulkan
9.    Melakukan refleksi



 
Motivasi berguru mereka pada mata pelajaran PAI

1.      Durasi kegiatan
2.      Frekuensi kegiatan
3.      Persistensi pada tujuan kegiatan
4.      Kemampuan memecahkan masalah/ketabahan
5.      Devosi/pengabdian
6.      Tingkat aspirasi (maksud, rencana, cita-cita, samasukan atau target)
7.      Tingkat kualifikasi prestasi
8.      Arah perilaku tehadap samasukan acara (positif atau negatif)


 
 


                                                                     
 









                                                                      



                                                                                     
 







E.       Hipotesis Penelitian
Hipotesis ialah dugaan sementara yang mengandung pernyataan-pernyataan ilmiah, tetapi masih memerlukan pengujian. Oleh alasannya itu hipotesis dibentuk berdasarkan hasil penelitian masa kemudian atau berdasarkan data-data yang sudah ada sebelum penelitian dilakukan secara lebih lanjut yang tujuannya menguji kembali hipotesis tersebut (Beni Ahmad Saebani, 2008:145). Dalam penelitian ini mencakup dua variabel yaitu tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran aktif tipe index card match (variabel X) dan motivasi berguru mereka pada mata pelajaran PAI (variabel Y)
Dalam penelitian ini sanggup diasumsikan bahwa  metode yang dipakai guru dalam mengajar akan sanggup mempersembahkan motivasi berguru kepada siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. melaluiataubersamaini demikian maka penelitian ini sanggup dihipotesiskan sebagai diberikut: “Semakin positif tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran aktif tipe index card match, maka akan semakin tinggi motivasi berguru mereka. Sebaliknya kalau tanggapan siswa negatif terhadap metode pembelajaran aktif tipe index card match, maka akan semakin rendah motivasi berguru mereka pada mata pelajaran PAI”.
Untuk mengetahui kebenaran hipotesis tersebut maka dipakai rumus t hitung dan t tabel yaitu kalau t hitung lebih besar dari t tabel maka hipotesis nol (Ho) ditolak berarti ada hubungan antara variabel X dan variabel Y. Jika t hitung lebih kecil dari t tabel maka hipotesis nol (Ha) diterima berarti tidak ada hubungan antara variabel X dan Y.

F.       Langkah-langkah Penelitian
Langkah-langkah yang akan ditempuh dalam penelitian ini ialah sebagai diberikut:
1.        Menentukan jenis data
Dalam penelitian ini terdiri atas dua variabel yaitu tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran aktif tipe index card match (variabel X) dan motivasi berguru mereka pada mata pelajaran PAI (variabel Y).
Dan jenis data yang dipakai ialah dengan menggunakan  data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif ialah data yang berbentuk bilangan. Data kuantitatif yaitu tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran aktif tipe index card match dan motivasi berguru mereka pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diperoleh dari angket yang berupa pertanyaan yang sudah disediakan alternatif jawabanannya.
Sedangkan data kualitatif ialah data yang tidak berbentuk bilangan atau yang digambarkan dengan kata-kata. Data kualitatif yaitu data perihal  kondisi adil lokasi penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi.
2.        Menentukan sumber data
Menentukan sumber data dalam penelitian ini meliputi:
a.         Menentukan lokasi penelitian
Lokasi yang dipakai dalam penelitian ini ialah Sekolah Menengah Pertama Darul Fatwa Sumedang, dengan alasan penulis sebagai mahasiswa praktikan di sekolah tersebut, yang diharapkan sanggup megampangkan penulis dalam mengumpulkan data penelitian ini.
b.      Menentukan populasi dan sampel
Menurut Yaya Suryana dan Tedi Priatna (2009: 176), populasi ialah toalitas dari tiruana objek atau individu yang mempunyai karakteristik tertentu, terang dan lengkap yang akan diteliti. Sedangkan sampel ialah teladan yang dianggap mewakili populasi, atau cermin dari keseluruhan objek yang diteliti.
 Populasi penelitian ini ialah siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Darul Fatwa Jatinangor- Sumedang yang berjumlah 44 siswa. Pengambilan sampel didasarkan atas pendapat Suharsimi Arikunto (2006: 120) yaitu “Apabila subjek penelitian kurang dari 100 orang lebih baik diambil tiruana sehingga penelitiannya ialah penelitian populasi”. Pada penelitian ini  seluruh anggota populasi dijadikan objek penelitian. melaluiataubersamaini demikian sampel dalam penelitian ini berjumlah 44 orang.
3.        Menentukan metode penelitian dan metode pengumpulan data
a.         Metode penelitian
Dalam penelitian ini, penulis memakai metode dengan pendekatan deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang.
b.        Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini ialah studi kepustakaan, observasi, angket dan wawancara.
1)           Studi pustaka
Teknik ini dipakai dengan cara mengadakan penelitian pada banyak sekali literatur/sumber, yang bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti, serta untuk dijadikan materi pembanding dengan kenyataan yang ada.
2)           Observasi
Observasi ialah metode pengamatan dan pencatatan sistematis dari fenomena-fenomena yang diselidiki (Yaya Suryana dan Tedi Priatna, 2009: 193). Teknik ini dimaksudkan  untuk melihat citra umum lokasi penelitian secara nyata. Teknik observasi ini dilaksanakan dengan cara mengadakan pengamatan eksklusif ke Sekolah Menengah Pertama Darul Fatwa.
3)           Angket
Angket ialah metode pengumpulan data dengan menyerahkan daftar pertanyaan untuk diisi oleh responden. Teknik angket dipakai dalam penelitian ini, untuk mengumpulkan data atau isu dari objek penelitian terkena  tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran aktif tipe index card match dan motivasi berguru siswa.
Angket yang dipakai dalam penelitian ini  ialah angket yang dibentuk dalam bentuk pilihan ganda. melaluiataubersamaini cara ini diharapkan penulis memperoleh jawabanan dari responden yang sanggup eksklusif diidentifikasi. Adapun cara mengidentifikasinya berdasarkan hasil jawabanan masing-masing berupa alternatif jawabanan a, b, c, d dan e. Selanjutnya nilai angket tersebut akan ditransformasikan kedalam bentuk simbol angka kuantitatif. Sistem penskoranya ialah a=4, b=3, c=2, d=1 dan e=0
4)             Wawancara
Wawancara ialah metode pengumpulan  data dengan mengajukan pertanyaan kepada responden dan jawabanan-jawabanan dicatat. melaluiataubersamaini wawancara  juga sanggup memperoleh data penunjang yang tidak sanggup diperoleh melaui observasi.
c.         Teknik analisis data
Sesudah data  terkumpul, maka selanjutnya ialah mengolah data. Analisis data yang dipakai adalah  analisa data kuantitatif dengan memakai penghitungan statistik yang sasaran karenanya untuk menguji hipotesis dan memilih sejauh mana hubungan kedua variabel, yang melibatkan langkah-langkah sebagai diberikut:
Uji normalitas masing-masing variabel, yang mencakup langkah-langkah sebagai diberikut:
1)      Analisis Deskriptif
Untuk menjawaban variabel X dan Y dilakukan analisis indikator tiap item dengan rumus sebagai diberikut:
a)      Analisis parsial perindikator tiap variabel
 =                                                              (Sudjana, 2005: 69)
Sesudah diketahui harga rata-rata dari setiap variabel, kemudian proses penafsiran sebagai diberikut:
0,50 – 1,50 : Kualifikasinya sangat rendah
1,50 – 2,50 : Kualifikasinya rendah
2,50 – 3,50 : Kualifikasinya cukup
3,50 – 4,50 : Kualifikasinya tinggi
4,50 – 5,50 : Kualifikasinya sangat tinggi
                                                                (Suharsimi Arikunto, 2006: 255)
b)      Deskripsi tendensi sentral setiap variabel dengan langkah-langkah sebagai diberikut:
(1)        Menentukan rentang (R) dengan rumus:
R = (H – L) + 1                                      (Anas Sudjiono, 2005: 52)
(2)        Menentukan banyaknya kelas interval dengan rumus:
K            = 1 + 3,3. Log n                                  (Subana, 2005: 39)
(3)        Menentukan panjang kelas interval (P) dengan rumus:
P = R : K                                                            (Subana, 2005: 40)
(4)        Membuat tabel distribusi frekuensi
(5)        Mencari nilai rata-rata (mean) tiap variabel dengan rumus:
X            =                              (Subana, 2005: 66)
(6)        Mencari median (Me) dengan rumus:
 Me         = b + P                              (Subana, 2005: 72)
(7)        Mencari modus (Mo) dengan rumus:
Mo         =  b + P                            (Subana, 2000: 74)
(8)        Menentukan bentuk kurva
(9)        Mencari standar deviasi (SD) dengan rumus:
S             =                            (Sudjana, 2005: 95)
(10)    Membuat tabel frekuensi observasi dan ekspetasi variabel X dan Y untuk memperoleh uji normalitas
c)      Uji normalitas masing-masing variabel dengan langkah-langkah sebagai diberikut:
(1)        Menghitung nilai chi kuadrat  (x²) dengan rumus:
x² =Ʃ                                  (Subana dkk, 2005: 124)
(2)        Mencari derajat kebebasan (Dk) dengan rumus:
Dk = K- 3                                                          (Sudjana, 2005: 293)
(3)        Mencari chi kudrat tabel dengan taraf signifikansi 5 %
(4)         Menginterpretasikan hasil pengujian normalitas dengan ketentuan sebagai diberikut:
“Data dikatakan berdistribusi normal kalau x²hitung ≤ x²tabel”
“Data dikatakan tidak berdistribusi normal kalau x²hitung ≥ x²tabel”
d)     Penafsiran tendensi sentral X dan Y dengan catatan:
Jika data berdistribusi normal maka cukup rata-rata (mean saja) untuk ditafsirkan, dan kalau data tidak berdistribusi normal maka penafsirannya harus dilihat dari ketiga tendensi sental (mean, median, dan modus)
Rumus dan standar penafsirannya:
Mean: jumlah item (untuk data berdistribusi normal)
Mean (mo-me): jumlah item (untuk data berdistribusi tidak normal) Klasifikasi kategori variabel X dan Y dengan mendasarkan pada skala lima normal absolut:
0,50 – 1,50 : Kualifikasinya sangat rendah
1,51 – 2,50 : Kualifikasinya rendah
2,51 – 3,50 : Kualifikasinya cukup
3,51 – 4,50 : Kualifikasinya tinggi
4,51 – 5,50 : Kualifikasinya sangat tinggi
                                                            (Suharsimi Arikunto, 2006: 241)
2)      Analisis hubungan variabel X dan variabel Y
Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan variabel x yaitu tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran aktif tipe index card match dengan variabel Y yaitu motivasi mereka dalam mengikuti pelajaran PAI. Adapun langkah-langkahnya sebagai diberikut:
a)      Menentukan persamaan regresi dengan memakai rumus:
Y = a + bx
       a =
b =                                            (Sudjana, 2002: 315)
b)      Uji liniearitas regresi, dengan langkah-langkah sebagai diberikut:
(1)        Menghitung jumlah kuadrat regresi a dengan rumus:
 =                                                   (Subana, 2005: 162)
(2)        Menghitung jumlah regresi a dengan rumus
JK b/a = b.                              (Subana, 2005: 162)
(3)     Menghitung jumlah kuadrat residu  
 = Σ- JK b/a                                    (Subana, 2005: 163)
(4)     Menghitung jumlah kuadrat kekeliruan dengan rumus:
  =                            (Subana, 2005: 163)
(5)     Menghitung jumlah derajat kebebasan kekeliruan atau (  )
                                                         (Subana, 2005: 163)
(6)     Menghitung jumlah derajat kebebasan ketidakcocokan, atau (  )
                                                          (Subana, 2005: 163)
(7)     Menghitung jumlah kuadrat ketidakcocokan dengan rumus:
 =                                                    (Subana, 2005: 164)
(8)     Menghitung rata-rata kuadrat kekeliruan dengan rumus:
                                         (Subana, 2005: 164)
(9)      Menghitung ketidakcocokan kuadrat dengan rumus:
                                           (Subana, 2000: 164)
(10)  Menghitung F ketidakcocokan dengan rumus
                                    (Subana, 2005: 164)
(11)  Menentukan nilai F tabel dengan taraf signifikansi 5 % dengan rumus:
                           (Subana, 2005: 164)
(12)    Pengujian regresi dengan ketentuan:
(a)      Jika  ≤ dari F tabel, regresi diasumsikan linier.
(b)      Jika  ≥ F tabel, regresi diasumsikan tidak linier.
c)      Menghitung koefisien hubungan dengan ketentuan sebagai diberikut:
(1)          Jika kedua variabel berdistribusi normal dan beregresi linier, maka rumus yang dipakai rumus hubungan product moment, yaitu:
rxy  =
(Nana sudjana, 2002: 369)
(2)          Jika salah satu atau kedua variabel itu tidak normal atau keadaan regresinya tidak linier, maka rumus korelasinya:
 = 1 –
(3)    Menentukan penafsiran koefisien korelasi
Dalam menentukaan tinggi rendahnya angka koefisien hubungan (Yaya Suryana dan Tedi Priatna, 2008: 188) ialah dengan memakai interpretasi sebagai diberikut:
Tabel. 1
Klasifikasi Derajat Korelasi
Nilai koefisien
Keterangan
< 0, 20
Hubungan lemah sekali
0,21 – 0,40
Hubungan kurang berarti
0,41 – 0,70
Hubungan cukup berarti
0,71- 0,90
Hubungan tinggi
0,91 – 1,00
Hubungan tinggi sekali
1,00
Hubungan sempurna

Untuk memilih tinggi rendahnya korelasi, sanggup dilihat pada pedoman sebagai diberikut:
0,00 – 0,20 : hampir tidak ada hubungan
0,21 – 0,40 : hubungan rendah
0,41 – 0,70 : hubungan sedang
0,71 – 0,90 : hubungan tinggi
0,91 – 1,00 : hubungan sangat tinggi
                                                                                    ( Anas Sudijono, 2008: 193)
d)     Menguji hipotesis dengan langkah-langkah sebagai diberikut:
(1)          Menentukan nilai  dengan rumus :
t = rxy                                                         ( Subana, 2005: 145)
(2)          Menentukan nilai  pada taraf signifikansi 5 %
(3)          Pengujian hipotesis dengan ketentuan sebagai diberikut:
Hipotesis alternatif (Ha) diterima kalau
Hipotesis nol (Ho) ditolak kalau
(4)          Menafsirkan harga koefisien hubungan dengan kriteri sebagai diberikut:
0,0 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 rendah
0,40 – 5,99 sedang
0,60 – 0,799 kuat

0,80 – 1,000 Sangat berpengaruh                                        (Sugiono, 2010: 231)

0 Response to "Tanggapan Siswa Terhadap Metode Pembelajaran Aktif Tipe Index Card Match Hubungannya Dengan Motivasi Mencar Ilmu Mereka Pada Mata Pelajaran Pai (Penelitian Di Kelas Vii Smp Darul Fatwa Sumedang)."

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel