Upaya Meningkatkan Pemahaman Mencar Ilmu Siswa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Pembelajaran Ipa Pada Pokok Bahasan Energi Dan Perubahannya “

A.  Judul Penelitian
“ UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM PEMBELAJARAN IPA PADA POKOK BAHASAN ENERGI DAN PERUBAHANNYA “
(PTK Kelas IV di MI As-Salam Kabupaten Bandung)
B.  Latar Belakang
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sudah melaju dengan pesat lantaran bekerjasama erat dengan perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi memdiberi wahana yang sangat besar bagi perkembangan IPA. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam menggugah para pendidik di sekolah untuk merancang dan melaksanakan pendidikan yang lebih terarah pada penguasaan konsep IPA yang sanggup menunjang kegiatan sehari-hari dalam masyarakat.
     Kreatifitas sumber daya insan ialah syarat mutlak yang harus ditingkatkan untuk beradaptasi dengan perkembangan IPA. Jalur yang tepat untuk meningkatkan sumber daya masyarakat ialah melalui pendidikan. Karena itu, pembaharuan di bidang pendidikan harus terus dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Hal ini disebabkan lantaran IPA memegang peranan penting sebagai dasar pengetahuan untuk mengungkap bagaimana fenomena alam terjadi.
     Agar akseptor didik sanggup mempelajari IPA dengan benar maka IPA harus didiberikan dengan utuh, baik menyangkut objek problem maupun tingkat organisasi dari benda-benda yang ada di alam sekitar. Hal ini menyebabkan guru harus benar-benar menjadi seorang fasilitator dan pendorong siswa untuk memakai keterampilan proses serta menerapkan penemuan model pembelajaran sehingga pembelajaran IPA sanggup memmenolong siswa bisa berfikir abstrak.  
     Pada ketika ini, kenyataan membuktikan bahwa metode pembelajaran konvensional masih mendominasi dalam proses pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Pembelajaran konvensional yang umum dilakukan ialah metode mengajar dalam bentuk ceramah atau informatif, dimana mengajar lebih banyak berbicara dalam menginformasikan fakta atau konsep. Sedangkan siswa spesialuntuk mendengarkan dan mencatat saja sehingga hal ini menyebabkan rendahnya minat berguru siswa.
                 Dalam pembelajaran IPA di SD guru harus bisa meningkatkan pemahaman siswa, salah satunya ialah dengan metode yang tepat. Salah satu kiprah guru ialah membuat suasana pembelajaran yang sanggup memotivasi siswa untuk senantiasa berguru dengan baik dan semangat. Seorang guru harus mempunyai kemampuan dalam menentukan pendekatan pembelajaran sekaligus memakai metode pembelajaran yang tepat untuk membuat situasi berguru yang aman (Samatowa. 2006 : 19).
     Peserta didik tingkat sekolah dasar rata-rata berada dalam usia 6 – 12 tahun. Pada tahap ini ialah perkembangan yang penting dan mendasar bagi kesuksesan perkembangan selanjutnya. Para andal mengemukakan bahwa perkembangan ini diperoleh melalui proses mengalami dan belajar. Dalam hal ini kepentingannya bagi pendidik terutama selama akseptor didik berada dilingkungan sekolah ialah memahami kondisi akseptor didiknya, lantaran pendidik mempunyai tanggung tanggapan dalam meningkatkan perkembangan akseptor didik dalam setiap aspek perkembangannya. 
Basset, Jacka dan Logan (Sumantri, M. dan Permana, J. 1999 : 12) mengemukakan bahwa secara umum karakteristik akseptor didik tingkat sekolah dasar ialah :
1.      Mereka secara alamiah mempunyai rasa ingin tahu yang berpengaruh dan tertarik akan dunia sekitar yang mengelilingi diri mereka sendiri.
2.      Mereka bahagia bermain dan lebih suka bergembira/riang.
3.      Mereka suka mengatur dirinya untuk menangani aneka macam hal, mengeksplorasi suatu situasi dan mencoba usaha-usaha baru.
4.      Mereka biasanya tergetar perasaannya dan terdorong untuk berprestasi sebagaimana mereka tidak suka mengalami ketidakpuasan dan menolak kegagalan-kegagalan.
5.      Mereka berguru secara efektif ketika mereka puas dengan situasi yang terjadi.
6.      Mereka berguru dengancara bekerja, mengobservasi, diberinisiatif dan mengajar akseptor didik-peserta didiklainya.
Ilmu pengetahuan alam (IPA) ialah salah satu ilmu pengetahuan yang sangat berperan penting terhadap segala kemajuan yang terjadi pada perkembangan teknologi. IPA bekerjasama dengan mencari tahu wacana alam secara sistematis, sehingga IPA bukan spesialuntuk sekumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga ialah suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga sanggup memmenolong akseptor didik untuk memmenolong pemahaman yang lebih mendalam wacana alam sekitar.
Hal tersebut diatas sejalan dengan tujuan dari terbentuknya mata pelajaran IPA yang terdapat dari kurikuilum Tingkat Satuan Pendidikan (2007 : 186 – 190), yaitu :
1.      Memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa menurut keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya. 
2.      Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaa dan sanggup diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3.      Mengembangkan rasa ingin tahu, perilaku positif dan kesadaran wacana adanya hubungan yang saling menghipnotis antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.
4.      Mengembangkan keterampilan proses untuk menilik alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
5.      Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
6.      Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7.      Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTS. 
Proses pembelajaran intinya ialah interaksi antara pendidik (guru) dan akseptor didik (siswa). Oleh lantaran itu kiprah guru dalam membuat pembelajaran yang efektif dan bermakna bagi siswa sangat penting. Salah satu ciri pengajaran yang efektif ialah dengan melibatkan aktifitas siswa pada ketika pembelajaran berlangsung. Siswa didiberi kebebasan untuk mencari sendiri wacana apa yang ingin mereka ketahui melalui pengamatan dan observasi melalui pengamatan dan observasi memakai seluruh panca indera. Rousseau (Sriyono, dkk, 1992 : 76) “Menekankan pentingnya pengamatan sendiri, menilik sendiri dan pengalaman sendiri”. Siswa didiberikan peluang untuk melaksanakan eksperimen terhadap hasil pengamatan yang dilakukan, serta siswa juga diajarkan untuk mengkomunikasikan hal-hal yang sudah mereka peroleh.
IPA sebagai ilmu pengetahuan yang aplikatif dalam kehidupan sehari-hari, tidak spesialuntuk harus dikuasai dalam bentuk produk (konsep, teori, fakta, hukum), tapi juga dalam bentuk langkah-langkah atau proses kerja ilmiah, sehingga sanggup megampangkan siswa dalam memahami konsep pembelajaran. Menurut Ratna Wilis Dahar (Irianto, M. D dan Syaluudin, D., 1999 : 8) “ Kalau kita spesialuntuk mengajarkan sains berupa fakta, konsep, prinsip, teori, pada anak didik tanpa mereka mengetahui dan mempunyai proses sains, maka yang kita ajarkan bukan sains”. Oleh lantaran itu maka siswa harus dimotivasi semoga sanggup terlibat aktif dalam proses kerja ilmiah yang dilakukan pada setiap pembelajaran.
Upaya yang sanggup dilakukan untuk membuatkan aktifitas siswa dalam pembelajaran, yaitu melalui aneka macam pendekatan yang melibatkan emosi dan kegiatan siswa dalam proses pembelajaran IPA, salah atunya yaitu melalui pendekatan keterampilan proses. Keterampilan proses yang menekankan pada cara memperoleh pengetahuan melalui pengalaman berguru secara langsung. Pembelajaran menurut pengalaman menyediakan suatu alternatif pembelajaran bagi siswa yang lebih luas dari pada pembelajaran yang berpusat pada guru. Para siswa akan lebih banyak pengalaman dengan keterlibatan dirinya secara aktif dari pada yang diperoleh dengan melihat atau mendengar suatu konsep. Pembelajaran dengan menekankan kepada proses dilatar belakangi oleh konsep- konsep berguru menrut teori “naturalism-romantis” dan “teori kognitif gestalt”. Nauralisme-romantis menekankan pada aktifitas siswa, sedangkan kognitif gestalt meningkatkan pemahaman dan kesatu paduan yang menyeluruh (Sagala,S. 2006 : 74).
Pengalaman peneliti ketika mempersembahkan materi wacana konsep energi dan perubahannya sebelum memakai pendekatan keterampilan proses ialah kegiatan siswa dalam pembelajaran masih sangat kurang, pembelajaran didominasi oleh guru dengan memakai metode ceramah, siswa spesialuntuk mendengar klarifikasi dari guru dan mengerjakan yang diperintahkan oleh guru dan hasil berguru siswa masih kurang masih belum menyerupai yang diharapkan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti sangat tertarik untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan minat Belajar dan membuat proses berguru yang bisa membuat siswa menjadi aktif,  kreatif, dan perhatian siswa menjadi terpusat pada apa yang sedang dipelajari, sehingga berguru menjadi bermakna bagi siswa. Oleh alasannya itu sebagai alternatif pemecahan masalah maka peneliti akan menerapkan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran IPA wacana konsep energi dan perubahannya.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk mengangkat permasalahan ke dalam Skripsi dengan judul “UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM PEMBELAJARAN IPA PADA POKOK BAHASAN ENERGI DAN PERUBAHANNYA”
 (PTK Kelas IV di MI As-Salam Kabupaten Bandung)
C.  Rumusan Masalah
Menurut Moh. Nazir (1983 : 43) bahwa rumusan masalah dalam penelitian ialah sebagai titik tolak dalam merumuskan hipotesis penelitian.Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah,  apakah pemaham berguru siswa pada pokok bahasankonsep energi dan perubahannya sanggup ditingkatkan melalui pendekatan keterampilan prosesyang dites kemampuan dan pemahamankan di kelas IV  MI As-Salam Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung?
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka penelitian sanggup merumuskan sebagai diberikut :
1.      Bagaimana pelaksanaan pembelajaran model pendekatan keterampilan proses pada mata pelajaran IPA?
2.      Seberapa besar pemahaman berguru melalui model pendekatan keterampilan proses pada mata pelajaran IPA?
3.      Seberapa besar peningkatan hasil berguru siswa melalui pendekatan keterampilan proses?
D.  Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini ialah untuk meningkatkan pemaham berguru siswa pada pokok bahasan konsep energi dan perubahannya melalui pendekatan keterampilan proses yang dites kemampuan dan pemahamankan di kelas IV  MI As-Salam Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung.
E.     Manfaat Penelitian
Dari hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dibutuhkan sanggup mempersembahkan manfaat bagi guru, siswa, dan sekolah.
1. Manfaat bagi guru diantaranya :
·      Mengembangkan potensi guru dalam merancang dan menyusun planning pembelajaran dengan memakai keterampilan proses.
·      Meningkatkan kreatifitas guru dalam membuatkan proses berguru mengajar di kelas.
·      Menambah wawasan guru dalam menyajikan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar. 
2. Manfaat bagi siswa :
·      Meningkatkan aktifitas siswa selama kegiatan berguru berlangsung dalam konsep energi dan perubahannya melalui pendekatan keterampilan proses.
·      Meningkatkan pemahaman berguru siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada konsep energi dan perubahannya melalui pendekatan keterampilan proses.
3. Manfaat bagi sekolah :
·      Memdiberikan tunjangan bagi sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran.
·      Hasil penelitian ini sanggup dijadikan sebagai dasar pemikiran dalam rangka peningkatan mutu pendidikan.
F.   Kerangka Berpikir
Menurut Samana (1992: 111) dalam buku jamil suprihatiningsih (2013:167) menyampaikan bahwa pendekatan keterampilan proses ialah cara memandang siswa serta kegiatan sebagai insan seutuhnya, yang diterjemahkan dalam kegiatan pembelajaran yang memerhatikan perkembangan pengetahuan, nilai hidup serta sikap, perasaan, dan keterampilan sebagai kesatuan, baik sebagai tujuan maupun sekaligus bentuk petesnya. Akhirnya dari pendekatan tersebut, tiruana kegiatan berguru dan hasil tampak dalam bentuk kreativitas.
Keterampilan proses ialah kemampuan-kemampuan atau keterampilan-keterampilan mendasar siswa menyerupai kemampuan mengobservasi atau mengamati, menghitung, mengukur, mengklasifikasi, mencari hubungan ruang/waktu, membuat hipotesis, merencanakan penelitian atau eksperimen, mengendalikan variabel, menginterpretasikan atau menafsirkan data, menyusun kesimpulan sementara, meramalkan, menerapkan, mengkomunikasikan (semiawan dkk. 1986: 17-18) yang dikutip oleh jamil suprihatiningsih (2013:167).
Pendekatan keterampilan proses ialah pendekatan berguru mengajar yang mengarah kepada pengembangan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai pelopor kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa. Pendekatan keterampilan proses sebagai pendekatan yang menekan pada pertumbuhan dan pengembangan sejumlah keterampilan tertentu pada diri akseptor didik semoga mereka bisa memproses informasi sehingga ditemukan hasil-hasil yang gres yang bermanfaa baik berupa fakta, konsep maupun pengembangan perilaku dan nilai.
Pemahaman ialah pengertian dan pengetahuan yang mendalam serta beralasan terkena reaksi-reaksi pengetahuan atau kesadaran untuk sanggup memecahkan masalah suatu problem tertentu dengan tujuan mendapat kejelasan. Pemahaman sanggup pula diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran, lantaran itu berguru berarti harus mengerti maksud dan penerapannya sehingga siswa sanggup memahami situasi. Hal ini sangat penting bagi siswa yang berguru lantaran memahami maksud dari suatu materi, menangkap maknanya ialah tujuan simpulan dari setiap berguru pemahaman juga mempunyai arti sangat mendasar lantaran tanpa pemahaman, maka skil pengetahuan dan perilaku tidak bermakna. Pemahaman tidak sekedar tahu akan tetapi juga menghendaki subjek berguru sanggup memanfaatkan bahan-bahan yang sudah dipahami melalui penelitian, tanggapan, perilaku dan perubahan tingkah laris dalam belajar.
Semakin dalam pemahaman yang diperoleh siswa pada waktu mempelajari materi untuk pertama kali, makin baik pula prestasi meningkat kembali pada waktu mengejar ulangan (Skripsi Irsan Gusriyana, 2013 : 14).
melaluiataubersamaini menerapkan pendekatan keterampilan proses yang bertujuan untuk meningkatkan pemaham berguru siswa pada mata pelajaran  IPA materi konsep dasar energi dan perubahannya, dalam metode pengajarannya  menurut peta konsep dibawah ini ialah :
Gambar 1.1 Peta konsep materi didik energi dan perubahannya
Energi dan perubahannya
 
 

                                                                
                                                        meliputi
 UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM P UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM PEMBELAJARAN IPA PADA POKOK BAHASAN ENERGI DAN PERUBAHANNYA “                                                                
 


Rounded Rectangle: • Sumber energi gerah • Sifat-sifat energi gerah • Penggunaan energi gerah                              mempelajari                                                         mempelajar                         
Rounded Rectangle: • Sumber energi suara • Sifat-sifat energi suara • Penggunaan energi suara
 


Rounded Rectangle: • Parasut • Pesawat terbabg kertas                                                                                                                                                        diterapkan pada                                                  
  diterpkan pada
Rounded Rectangle: • Terompet  • Gendang
 



Sumber: Budi Wahyono, dkk (2008 : 97-110)

                 Adapun tahapan-tahapan dalam pendekatan keterampilan proses mencakup :
Table 1.1 Tahapan-tahapan dan cirri aktivitas
Keterampilan Proses
Ciri Aktivitas
1. Observasi (Mengamati)
Menggambarkan alat indera sebanyak mungkin, mengumpulkan fakta yang relevan dan memadai.
2. Klasifikasi (menggolongkan)
Mencari perbedaan, mengontraskan, mencarikesamaan, membandingkan, mencari dasar penggolongan.
3.Aplikasi konsep (menerapkan konsep)
Menghitung, menerangkan peristiwa, menetapkan konsep yang dipelajari pada situasi baru.
4. Interprestasi (menafsirkan)
Mencatat hasil pengamatan, menghubungkan hasil pengamatan dan membuat kesimpulan.
5. Mengunakan alat
Berlatih memakai alat/bahan, menerangkan, mengapa dan bagaimana alat digunakan.
6. Eksperiment (merencanakan dan melaksanakan percobaan)
Menentukan alat dan materi yang diunakan, menentukan variable, menentukan bagaimana data yang diolah dan disimpulkan.
7. Mengkomunikasikan
Membaca grafik,  table atau diagram, menerangkan hasil percobaan, mendiskusikan hasil percobaan dan memberikan hasil secara sistematik.
. 8. Mengajukan pertanyaan
Bertanya, meminta penjelasan, bertanya wacana latar belakang hipotesis.
Sumber :Modifikasi dari Hadit (1988 : 29-30)

Berdasarkan perkiraan di atas, maka berguru mengajar sebagai suatu proses yang harus dilami oleh setiap akseptor didik. Dalam berguru mengajar tidak spesialuntuk menekankan pada apa yang dipelajari, tetapi juga menekankan bagaimana siswa harus belajar. Peran guru menumbuhkan dan membuatkan potensi, kemampuan akseptor didik sesuai dengan taraf perkembangan pemikiran.





Gambar 1.2 Skema kerangka pemikiran


 












G. Hipotesis Tindakan
Menurut Suharsimi Arikunto (2002 : 64) “Hipotesis sanggup diartikan sebagai suatu jawabananyang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, hingga terbukti melalui data yang terkumpul.
Berdasarkan uraian diatas, hipotesis tindakan dari pembelajaran ini “jika pembelajaran konsep energi dan perubahannya menerapkan pendekatan keterampilan proses, maka aktifitas dan pemahaman berguru siswa akan meningkat”.

H.   Metodologi Penelitian
1.      Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research).Penelitian Tindakan Kelas, yaitu penelitian yang berusaha mengkaji masalah-masalah tertentu dan berusaha untuk mengatasi dengan implementasi tindakan yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran.
             Menurut Mahmud yang dikutif oleh Anas Salahudin (2011:229). PTK ialah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap aneka macam tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti. Penelitian ini dilakukan semenjak disusunnya suatu perencanaan hingga penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan berguru mengajar, untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan. Adapun tujuan dilaksanakannya PTK,  diantaranya meningkatkan kualitas pendidikan atau pengajaran yang diselenggarakan oleh guru atau pengajar-peneliti untuk menghilangkan permasalahan yang mengganjal di kelas.
Adapun karakteristik penelitian tindakan kelas ialah sebagai diberikut:
1. Masalah penelitian berangkat dari masalah pembelajaran yang dipandang pendidik sebagai masalah yang menghambat tercapainya tujuan pembelajaran.
2. Problem pembelajaran sanggup berupa metode berguru mengajar yang kurang efektif, siswa yang kurang serius, buku bacaan yang kurang menarikdanunik, dan sebagainya.
3. Para pendidik harus mempunyai kemampuan mereview masalah-masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran sehingga pendidik akan mencari solusinya.
4. Tindakan-tindakan tertentu yang dilakukan pendidik bertujuan memperbaiki proses berguru mengajar di kelas (Anas Salahudin, 2011:229).
Selain mempunyai karakteristik PTK juga mempunyai manfaat sebagai diberikut:
1.      Membuat guru peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran di kelasnya.
2.      Guru menjadi reflektif dan kritis terhadap apa yang dilakukan siswanya.
3.      Meningkatkan kinerja guru.
4.      melaluiataubersamaini tahapan-tahapan PTK, guru bisa memperbaiki proses pembelajarannya melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terjadi di kelas (aktual maupun faktual).
5.      PTK tidak mengganggu kiprah pokok lantaran terintegrasi antara kiprah pokok dalam proses pembelajaran dan kerja penelitian.
6.      PTK membuat guru lebih kreatif dan inovatif, selalu memerhatikan kelemahan dan berupaya mencari solusi (Anas Salahudin, 2011:231).
Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini kegiatan pembelajarannya berbentuk siklus dengan tiap siklus terdiri dari empat komponen kegiatan pokok, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pada pelaksanaannya keempat komponen kegiatanpokok itu berlangsung secara terus menerus pada setiap siklus.

Gambar 1.3 Skema siklus PTK
Perencanaan
 






Pengamatan
 
                                                                                            
                                                   UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM P UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM PEMBELAJARAN IPA PADA POKOK BAHASAN ENERGI DAN PERUBAHANNYA “
Sumber: Enjah Takari (2008:11)
2.      Subjek Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014 di kelas IV MI As-Salam dengan jumlah 30 siswa
3.      Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian ini akan dilakukan di MI As-Salam yang berlokasi di Kp. Maruyung RT 01/RW 02, Desa. Maruyung,  Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung,  Provinsi Jawa Barat.
4.      Desain Penelitian
            Berdasarkan alur pada siklus diatas, maka pelaksanaan tindakan kelas ini dilaksanakan dengan dua siklus yaitu :
Siklus I
a)  Perencanaan Tindakan I

   Pada tahapan ini guru merencanakan dan menyusun persiapan pembelajaran dengan materi energi dan perubahannya. Pada perencanaan ini guru dipertamai dengan membuat RPP, menyediakan alat-alat dan bahan-bahan yang akan dipergunakan pada percobaan/eksperimen, lembar observasi pada waktu kegiatan pembelajaran berlangsung. 
Pada ketika pembelajaran berlangsung peneliti bertugas sebagai observer.
b)  Pelaksanaan tindakan 1

        Pada tahapan ini guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan 
persiapan yang sudah direncanakan yaitu :
a.          Guru mengemukakan masalah wacana energi dan perubahannya
b.         Siswa didiberi peluang untuk bertanya terkena masalah yang 
dikemukakan hingga merasa cukup untuk melaksanakan pengamatan, 
percobaan atau eksperimen
c.          Guru membagi kiprah pada tiap kelompok dengan mempersembahkan LKS
d.         Siswa dalam kelompoknya menyiapkan alat-alat yang sudah ditugaskan
e.          Siswa melaksanakan pengamatan dan percobaan/eksperimen melalui kerja 
kelompok dengan mengacu pada langkah-langkah lembar kerja siswa
f.          Siswa melaksanakan diskusi kelompok
g.         Siswa membuat laporan hasil percobaan
c) Observasi

Observasi dilakukan pada ketika berguru mengajar berlangsung, kegiatan observasi ini dilakukan dengan memakai lembar observasi.Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua lembar observasi.Lembar observasi pertama digunakan untuk mengamati kegiatan guru, yaitu untuk mengetahui sejauh mana kemampuan guru dalam mengelola kelas. Lembar observasi kedua untuk mengobservasi siswa sejauh mana peningkatan pemahaman berguru siswa dalam berguru IPA dengan memakai pendekatan keterampilan proses.
d) Refleksi

Refleksi pada siklus I dilakukan dengan analisis terhadap tiruana informasi yang sudah dikumpulkan selama proses pembelajaran berlangsung melalui lembar observasi dan hasil dari penilaian yang sudah dilakukan pada ketika kerja kelompok yang sudah dilakukan.Kemudian menyusun pembelajaran yang akan dilakukan pada siklus II dan selanjutnya.
Siklus II
a)      Perencanaan Tindakan II

Berdasarkan refleksi dari siklus I maka diperoleh suatu citra kekuarangan dan kelebihan yang ada pada pembelajarn di siklus I, pada siklus II ini dibutuhkan pembelajaran akan meningkat terkena pemahaman berguru siswa. RPP yang akan disusun dalam siklus II ialah perbaikan pada RPP di siklus I spesialuntuk materi yang berubah yaitu terkena energi bunyi.
b)  Pelaksanaan Tindakan II

            Pada tahapan ini guru melaksankan proses pembelajaran dengan RPP yang sudah dibentuk dengan memperbaiki segala belum sempurnanya pada siklus I,dengan tahapan pada pembelajaran sebagai diberikut :
1.      Guru mengemukakan suatu masalah wacana energi suara dan sifatnya
2.      Siswa didiberi peluang untuk bertanya terkena masalah yang 
dikemukakan hingga merasa cukup untuk melaksanakan pengamatan, 
percobaan dan eksprimen
3.      Guru membagi siswa dalam suatu kelompok
4.      Guru membagi kiprah pada tiap kelompok dengan mempersembahkan lembar kerja 
siswa
5.      Siswa menyiapkan alat-alat yang sudah ditugaskan
6.      Siswa melaksanakan eksperimen melalui kerja kelompok mengacu pada 
langkah-langkah lembar kerja siswa
7.      Siswa melaksanakan diskusi kelompok dan mengerjakan penilaian
c)  Observasi

        Observasi pada siklus II ini dilakukan oleh observer yaitu peneliti, 
yang mengobservasi terkena kegiatan guru pada ketika proses pembelajaran 
berlangsung dan mengobservasi siswa pada ketika kegiatan belajar.
d)  Refleksi
        Pada tahapan refleksi ini guru mengadakan perbaikan-perbaikan pada siklus II dengan data yang sudah terkumpul melaui observasi,apakah harus ada perbaikan pada siklus selanjutnya atau tidak dengan data-data yang sudah diperoleh diolah dan dibentuk suatu kesimpulan dan dijadikan laporan hasil penelitian.

1.       Teknik Pengumpulan Data
Adapun metode pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti ialah sebagai diberikut:
1)   Wawancara
          Wawancara ialah suatu cara yang dilakukan untuk mendapat informasi melalui tanya tanggapan secara ekspresi sepihak. Wawancara sebagai alat penilaian sanggup digunakan untuk mengetahui pendapat, harapan, keinginan dan sebagainya (Tuti Hayati, 2013:80).
          Wawancara dilakukan kepada guru kelas IV MI As-Salam untuk menanyakan bagaimana proses pembelajaran IPA dan hasil berguru siswa serta masalah-masalah yang sering muncul dalam proses pembelajaran.
2)   Observasi
          Observasi ialah suatu metode yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti dan sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan samasukan pengamatan. Observasi sanggup menilai atau mengukur proses dan hasil berguru (Tuti Hayati, 2013:77).
          Observasi digunakan oleh peneliti untuk mengetahui bagaimana kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran di kelas IV MI As-Salam. Alat menolong yang digunakan berupa lembar observasi yang dibentuk menurut aspek-aspek yang hendak diobservasi. Observasi yang dilakukan melibatkan 1 observer untuk melihat kegiatan siswa dan guru, sehingga guru serius untuk melaksanakan tindakan sesuai skenario pembelajaran. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru, dan guru mata pelajaran bertindak sebagai observer.
3) Alat penilaian (Tes)
                 Tes sebagai alat penilaian ialah pertanyaan-pertanyaan yang didiberikan kepada siswa untuk mendapat jawabanan dari siswa dalam bentuk ekspresi (tes lisan), dalam bentuk goresan pena (tes tulisan) atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan). Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil berguru siswa, terutama hasil berguru kognitif berkenaan dengan penguasaan materi pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Dalam batasan tertentu juga tes sanggup pula digunakan untuk mengukur atau menilai hasil berguru bidang afektif dan psikomotor (Nana Sudjana, 2009:35).
          Adapun tes yang dilakukan dalam penelitian ini ialah tes goresan pena (LKS) untuk mengetahui hasil berguru siswa pada ranah kognitifnya.
2.      Teknik Analisis Data
                        Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah sebagai diberikut:
a.       Untuk menjawaban rumusan masalan no 1, yaitu untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran model pendekatan keterampilan proses pada mata pelajarn IPA, maka metode analisis data yang peneliti gunakan ialah wawancara.
Wawancara dilaksanakan antara peneliti dengan beberapa siswa 
melalui Tanya tanggapan setalah selesai pembelajaran dengan memakai pendekatan keterampilan proses dengan tujuan untuk mengetahui pemahaman dan kesusahan pada ketika pembelajaran.

Lembar Wawancara
Nama Siswa :.............................


No
Pertanyaan
Jawaban
Keterangan
Ya
Tidak

1
Apakan engkau bahagia dengan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam?



2
Apakan kalian mengerti apa yang dijelaskan oleh guru?



3
Apakah kalian mengalami kesusahan pada ketika pembelajaran IPA?



4
Apakah gurumu selalau memakai alat peraga ketika mengajarkan IPA?



5
Apakah kalian menjawaban pertanyaan guru pada ketika pembelajaran?



6
Apakah kalian mengalami kesusahan pada ketika percobaan?



7
Apaakah kalian sanggup mengerjakan Lomba Kompetensi Siswa dengan lancar?



8
Pernahkan gurumu membimbing siswanya yang mengalami kesusahan dalam berguru IPA?



9
Apakah kalian memahami materi pelajaran setelah melaksanakan percobaan?



10
Apakah kalian mendapat manfaat dari pembelajaran IPA/Sains setelah melaksanakan percobaan?






Bandung, .......................2014
Siswa                                                   Peneliti

     (...........................)                               (...........................)
Sumber : Nana Sudjana (1990:70) yang dikutip oleh Tuti Hayati (2013:81).

b.      Untuk menjawaban rumusan masalan no 2, yaitu untuk mengetahui seberapa besar pemahaman berguru melalui model pendekatan keterampilan proses pada matapelajaran IPA,  maka metode analisis data yang peneliti gunakan ialah observasi.
Analisis ini bersifat kualitatif, yang digunakan untuk mengetahui kegiatan berguru siswa dan kegiatan guru selama pembelajaran dengan memakai pendekatan keterampilan proses.
Teknik analisis data yang dilakukan dengan cara dihitung dan dipaparkan secara sederhana hasil analisis lembar observasi setiap siklus. Kemudian dirata-ratakan dan dipresentasikan ke dalam grafik sederhana. Presentasi dihitung dengan persamaan:
Presentasi = 

Tabel 1.2 Interpretasi Keterlaksanaan
Presentasi
Bobot
Kategori
54
0
Sangat kurang
55 – 59
1
Kurang
60 -75
2
Sedang
76 -85
3
Baik
86 – 100
4
Sangat baik
Sumber : Purwanto (2009 : 1003)
                   Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua lembar observasi, yaitu lembar observasi guru untuk mengamati aktifitas guru dan lembar observasi untuk mengamati kegiatan siswa. Lembar observasi ini diisioleh observer.
c.       Untuk menjawaban rumusan masalan no 3, yaitu untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil berguru siswa melalui model pendekatan keterampilan proses pada mata pelajaran IPA,  maka metode analisis data yang peneliti gunakan ialah tes hasil belajar. Menurut Purwanto (2004) dalam Syahrifudin, untuk menganalisis hasil berguru memakai rumus:
Lembar kerja siswa (LKS) digunakan sebagai panduan bagi siswa untuk menemukan konsep-konsep gres atau mengaplikasikan konsep- konsep yang sudah diketahui. Siswa pada pertama pembelajaran akan didiberikan Lomba Kompetensi Siswa yang sanggup memmenolong mereka untuk melaksanakan suatu pengamatan dan percobaan yang akan dilakukan sehingga sanggup membuatkan perilaku ilmiah siswa.

Nama : ………………….
EVALUASI
Mata Pelajaran            : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas
                                    : IV
Alokasi waktu
          : 2 x 35 menit ( 1 x pertemuan)
Berilah tand silang (x) pada abjad a, b, c, atau d yang sesuai denagn pertanyaan !
1.      Sumber energi gerah yang paling penting ialah ....

a.Api                  b.Listrik                       c. Matahari                  d. Lampu
2.      Dua benda yang sanggup menghasilkan gerah ialah ....
a. Didekatkan                c. Dijauhkan
b. Ditempelkan              d. Digesekan
3.    Proses perpindahan gerah matahari ke bumi disebut ....
a.    Konduksi                  c. Radisasi
b.     Konveksi                   d. Isolasi
4.    Benda-benda yang sanggup menghasilkan gerah, disebut ....
a.    Radiasi                      c. Isolator
b.    Konduktor                d. Konveksi
5.    Sendok yang diguakan dalam mengocek the manis ialah benda yang     terbuat dari ... lantaran terasa gerah
a. Logam            b. Kayu          c. besi              d. rotan
6.    Panas yang dihasilkan oleh pergesekan dua benda ialah ....
a.       Menggesekan permukaan dua buah kerikil
b.      Menggesekan permukan dua buah es balok
c.       Menggesekan permukan dua buah plastic
d.      Menggesekan permukan dua buah bata
7.    Panas sanggup berpindah melalui zat atau benda padat, disebut ....
a.         Konveksi                   c. Radiasi
b.         Konduksi                  d. Polusi
8.    Kawat, besi dan alumunium ialah benda ....
a.       Penghantar gerah yang baik
b.      Penghambat gerah yang baik
c.       Penghantar gerah yang tidak baik
d.      Penghambat gerah yang tidak baik
9.    Perpindahan gerah secara konveksi diantaranya ....

a. Sinar matahari              c. Memasak air

b. Api unggun                  d. Menggesekan dua buah kayu
10.  Si bawah ini ialah benda isolator, kecuali ....
a. Kayu                                         c. Kertas

b. Plastic                                       d. Tembaga








DAFTAR PUSTAKA
Anas Salahudin. 2011. Filsafat Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.
Depdiknas. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.
Enjah Takari. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. PT Genesindo.
Hadiat. 1988. Keterampilan Proses Sains. Jakarta: PTK Depdikbud.
Haryono.2013. Pembelajaran IPA yang Menarik Dan Mengasyikan: Teori Dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Kepel Press PuriArsita A-6.
Irianto, M. D. dan syaluudin, D. 1999. Hand Out Perkuliahan IPA Sekolah Dasar. Bandung : IKIP.
Jamil Suprihatiningrum. 2013. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Nana Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
Sagala, S. 2006. Konsep dalam Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
Samatowa, U. 2006. Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta : Depdiknas.
Sumantri, M. dan Permana, J. 1999. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Depdikbud
Tuti Hayati. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: CV.Insan Mandiri.





Related Posts

0 Response to "Upaya Meningkatkan Pemahaman Mencar Ilmu Siswa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Pembelajaran Ipa Pada Pokok Bahasan Energi Dan Perubahannya “"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel