Contoh Metode Penelitian Tindakan Kelas (Ptk) Penerapan Metode The Learning Cell Untuk Meningkatkan Hasil Mencar Ilmu Kognitif Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam”
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang Masalah
Pendidikan yaitu aspek yang paling penting keberadaannya bagi kehidupan manusia, baik secara individu maupun sosial. Menurut john dewey” pendidikan yaitu proses pembentukan kecakapan- kecakapan mendasar secara intelektual dan emosional sesama insan ( Murif yahya, 2010:12). Karena itulah pendidikan ialah keperluan yang sangat penting, maka pendidikan ialah kiprah bersama antara keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Dalam pendidikan mempunyai tujuan yang dikelompokan kedalam tiga kategori yaitu: kategori kognitif, kategori afektif dan kategori psikomotorik. Kategori kognitif mencakup beberapa aspek pengetahuan, ingatan dan kemampuan intelektual. Kategori afektif mancakup sikap, nilai perasaan dan minat. Kategori psikomotor mencakup beberapa aspek manipulasi dan kemampuan gerak. Ini di perkuat oleh pendapat Nana Sudjana dan Wari Suwaria tahun 1991 ( Sobry Sutikno, 2009:35)”kemampuan siswa yang harus dimiliki setelah pembelajaran yaitu kemampuan-kemampuan yang mencangkup aspek pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik) yang ialah tujuan dari pendidikan”.
Menurut Ahmad Tafsir “pengajaran yaitu suatu kegiatan yang menyangkut pelatihan anak terkena segi kognitif dan psikomotorik semata-mata,yaitu semoga anak lebih banyak pengetahuannya, lebih cakap berpikir kritis, sistematis, serta terampil dalam mengerjakan sesuatu”(Murif yahya, 2010:16-17).
Dalam perwujudannya ketiga kategori tersebut sanggup dilihat dari hasil belajar.hasil mencar ilmu yaitu kemampuan yang dimiliki anak setelah mendapatkan pengalaman belajar. Dan kemampuan dalam engkaus umum bahasa indonesia yaitu kesanggupan, kecakapan dan kekuatan (poerwadarminta, 1999:623).Hasil mencar ilmu juga ialah hasil keseluruhan pembelajaran untuk meningkatkan potensi yang ada dalam manusia, dan pendapat di atas diperkuat oleh pendapat Agus Suprijono,Menurut Agus Suprijono, 2010: 7 “ hasil mencar ilmu yaitu perubahan sikap secara keseluruhan bukan spesialuntuk salah satu aspek potensi kemanusiaan saja”.
Menurut Darajat 2001” metode adalahsuatu cara karja yang sistematis untuk megampangkan pelaksanaan kegiatan dalam mencapai suatu tujuan. (Ahmad munjin nasih, lilik nur kholidah, 2009: 29).
Metode berdasarkan M.Sobri Sutikno, 2010 : 55 adalah” suatu cara atau mekanisme yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu”
Dalam pelaksanaan pembelajaran penerapan metode berkaitan eksklusif dengan usaha- perjuangan guru dalam menampilkan pengajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi sehingga pencapaian tujuan pengajaran diperoleh secara optimal dan sanggup meningkatkan hasil mencar ilmu kognitif pada khususnya.
Namun dalam prakteknya, tidak sedikit siswa yang mencicipi banyak sekali hal yang sanggup mempengaruhinya dalam proses belajar, baik pada hasil mencar ilmu ataupun sikap mereka sehingga dalam kenyataanya berdampak pada hasil mencar ilmu kognitif mereka terutama dalam pelajaran Piqih ihwal pemahaman” binatang yang halal dan haram”. Ini terlihat dalam setiap kegiatan mencar ilmu mengajar di temukan siswa yang mengobrol, bermain HP, tidak serius pada materi, berjalan-jalan dikelas, bermain dengan siswa lain dan .
Tentunya hal ini ialah suatu tantangan bagi penulis dan seorang pendidik untuk merubah pola pikir siswa dan banyak sekali kemungkinan sikap yang tidak aman yang kesudahannya menghambat tujuan-tujuan yang akan dicapai. Guru dituntut lebih kreatif dan lebih aktif dalam menghadapi persoalan ini, tentunya dengan melaksanakan solusi/ pendekatan-pendekatan dan memakai metode-metode yang sanggup meningkatkan hasil mencar ilmu kognitif mereka khususnya. Yaitu penerapan metode the learning cell yaitu metode “sell belajar” yang pertama kali dikembangkan oleh Goldschmid dari swiss . metode ini menandakan pada suatu bentuk mencar ilmu kooperatif dalam bentuk berpasangan, dimana sisiwa bertanya dan menjawaban pertanyaan secara bergantian berdasarkan materi bacaan yang sama.
Sebuah metode yang baik dan tepat ialah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang sudah diputuskan. Penggunaan sebuah metode yang bervariasi yaitu salah satu solusi dalam permasalahan yang siswa alami. Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Winarno Surakhmad (1991) yang dikutip dalam buku M.Sobry Sutikno,M. Pd. (strategi mencar ilmu mengajar) mengemukakan bahwa ada lima faktor yang mensugesti penerapan metode mengajar, yakni:
1. Tujuan dengan banyak sekali jenis dan fungsinya
2. Anak didik dengan banyak sekali tingkat kematangannya
3. Situasi berlainan keadaannya
4. Fasilitas bervariasi secara kualitas dan kuantitas
5. Kepribadian dan kompetensi guru yang tidak sama-beda.
Metode the learning cell yang dianggap akan meningkatkan prestasi kognitif siswa semoga merangsang pemikiran mereka menjadi lebih luas dan aktip yang akan di terapkan dalam materi binatang yang halal dan haram
melaluiataubersamaini demikian diambilah dari permasalahan di atas, penulis akan mengadakan penelitian dengan judul”PENERAPAN METODE THE LEARNING CELL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM” . (Penelitian Tiandakan Kelas di kelas VIII Sekolah Menengah Pertama 51 Derwati / Rancasari Bandung).
B. PerumusanMasalahPenelitian
Permasalahan yang sanggup diidentifikasi dan dirumuskan dalam persoalan ini yaitu rendahnya hasil mencar ilmu kognitif siswa kelas VIII :
1. Bagaimana proses pembelajaran Mata pelajaran PAI pokok bahasan binatang yang halaldan haram di kelas VIII Sekolah Menengah Pertama 51 Derwati Bandung memakai metode The Learning Cell ?
2. Bagaimana hasil mencar ilmu ranah kognitif siswa padamata pelajaran PAI pokok bahasanhewanyang halal dan haram di kelas VIII Sekolah Menengah Pertama 51 Derwati Bandung memakai metode The Learning Cell pada setiap siklus ?
3. Bagaimana hasil mencar ilmu ranah kognitif siswa pada mata pelajaran PAI pokok bahasan binatang yang halal dan haram di kelas VIII Sekolah Menengah Pertama 51 Derwati Bandung setelah didiberikan seluruh siklus ?
4. Apakah metode The Learning Cell sanggup besar lengan berkuasa pada hasil mencar ilmu kognitif siswapada mata pelajaran PAI pokok bahasan binatang yang halal dan haram di kelas VIII Sekolah Menengah Pertama 51 Derwati Bandung?
C. Tujuan Penelitian
Anthony Robbins dalam jen ZA Hans (2005) dikutip dalam buku M.Sobry Sutikno, 2009: 81) “mengatakan semakin terang tujuan, semakin aktif kerja Reticular Activating System di dalam pikiran.
melaluiataubersamaini mendasarkan pada teori di atas, maka tujuan yang sanggup diambil dalam permasalahan penelitiantindakan ini sanggup dirumuskan sebagai diberikut:
1. Proses pembelajaran pada mata pelajaran PAI pokok bahasan binatang yang halal dan haram di kelas VIII Sekolah Menengah Pertama 51 Derwati Bandung menggunakan metode the learning cell.
2. Hasil mencar ilmu ranah kognitif siswa terhadap mata pelajaran PAI pokok bahasan binatang yang halaldan haram di kelas VIII Sekolah Menengah Pertama 51 Derwati Bandung menggunakan metode the learning cellpada setiap sikus.
3. Hasil mencar ilmu kognitif siswa terhadap mata pelajaran PAI pokok bahasan binatang yang halaldan haram di kelas VIII Sekolah Menengah Pertama 51 Derwati Bandung menggunakan metode The Learning Cell sesudah didiberikan keseluruhan siklus.
4. Pengaruh metode The Learning Cell pada hasil mencar ilmu kognitif siswa pada mata pelajaran PAI pokok bahasan yang halal dan haram di kelas VIII Sekolah Menengah Pertama 51 Derwati Bandung
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
· Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman mengajar terhadap penerapan metode The Learning Cell pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
· Dapat menambah wawasan dan citra bagi penulis dalam menerapkan metode The Learning Cell pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP.
2. Bagi Siswa
· Dapat membuat pembelajaran yang aktif dan kooperatif
· Dapat menumbuhkan ketertarikan siswa dalam pelajar dan meningkatkan potensi siswa.
· Dapat membina sikap yang demokrasi dan tanggung jawaban
· Dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam khususnya pelajaran piqih ihwal binatang yang halal dan haram.
· Dapat membuat kerjasama dan rasa toleransi.
3. Bagi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
· Dapat menjadi contoh pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam memilih metode yang sesuai pada pelaksanaan pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama 51 Derwati Bandung
· Dapat dijadikan tambahan dalam pengembangan kurikulum pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama 51 Derwati Bandung
E. Kerangka Pemikiran
Rendahnya hasil mencar ilmu siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam (PAI) pokok bahasan binatang yang halal dan haram sanggup diakibatkan oleh banyak faktor ibarat yang di sebutkan dalam latar belakang penelitian, yaitu tidak tertariknya siswa pada mata pelajaran PAI. Penyebab dari tidak ketertarikannya siswa pada mata pelajaran PAI bermula dari pembelajaran di dalam kelas yang monoton dan tidak sangat bahagia. Dan hal ini diakibatkan oleh penerapan metode yang kurang tepat dan tidak sesuai dengan kondisi dan potensi yang dimiliki siswa yang di sampaikan oleh guru mata pelajaran PAI.
Banyak hal yang sanggup dilakukan guru untuk mengoptimalkan potensi siswa terutama pada aspek kognitifnya. sepertiyang ditetapkan oleh C.Asri Budiningsih (2008: 40) yang dikutip dalam skrifsi Ridwan Arifin W (2011: 7),” bahwa pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan tidak sesuai dengan kemampuan dan karakteristik siswa tidak akan ada maknanya bagi siswa”.
(Menurut Hamzah Uno, 1998 :2) “berpendapat pembelajaran yaitu perencanaan atau perancangan (desain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa.” Itulah sebabnya dalam belajar, pebelajaran tidak spesialuntuk interaksi guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi interaksi antara keseluruhan sumber mencar ilmu sebagian kecilnya yaitu siswa yang harus dipelajari sesuai aksara dan kemampuan.
Untuk meningkatkan hasil mencar ilmu dan pembelajaran yang baik, maka diharapkan suatu kondisi mencar ilmu yang menarikdanunik, aktif, respontif, dan melibatkan seluruh siswa.Kondisi ini sanggup tercipta dengan menerapkan metode yang menarikdanunik dan sanggup melibatkan seluruh siswa, yaitu metode The Learning Cell , berdasarkan Goldschmid (suprijono, 2010: 122) “ metode The Learning Cell ialah suatu bentuk mencar ilmu kooperatif dalam bentuk berpasangan yang sanggup membuat suatu pembelajaran yang aktif dan menarikdanunik”. Dan pembelajaran kooperative ialah “konsep yang lebih luas mencakup tiruana jenis kerja kelompok teramasuk yang dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru.” (suprijono, 2010: 15). Metode The Learning Cell ini sanggup melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berpikir mandiri.
Berdasarkanpernyataandiatas ,MetodeThe Learning Cell inisangatbaikdantepatuntukditerapkandalamrangkameningkatkanpemahamandanhasilbelajarsiswa. Dalampembelajarankooperatifmenggunakanmetodeinibelajardikatakanbelumselesaijikasalahsatukawanpasangannyaataukelompoknyabelummenguasaibahanpembelajaran.Karenaseperti yang dikemukakan“Goldschmid dari swiss . metode ini menandakan pada suatu bentuk mencar ilmu kooperatif dalam bentuk berpasangan, dimana sisiwa bertanya dan menjawaban pertanyaan secara bergantian berdasarkan materi bacaan yang sama.”
Selanjutnya Sharan (isjoni, 2010: 43) dalam skrifsi Ridwan, 2011: 8 berpendapat” siswa yang mencar ilmu dengan memakai metode pembelajaran kooperatif ibarat metode The Learning Cell ini akan mempunyai motivasi yang tinggi lantaran didorong dan didukung dari rekan sebaya.” melaluiataubersamaini mempunyai motivasi yang tinggi maka penerima didik sanggup menumbuhkan rasa tertariknya dan sanggup terkondisikan pada keadaan yang siap untuk mendapatkan pelajaran yang hendak diterima dan didiberikanoleh guru dengan optimal dan terbaik.
Berdasarkan pada kerangka pemikiran di atas maka secara teoritis sanggup disimpulkan bahwa penerapan metodeThe Learning Celldapat meningkatkan hasil mencar ilmu kognitif siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, secara lebih jelasnya sanggup digabarkan pada denah diberikut:
Siswa kelas VIII masih mempunyai hasil mencar ilmu kognitif yang rendah pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam |
Guru menerapkan metode The Learning Cell pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam |
Prosedur pembelajaran Metode The Learning Cell: 1. Sebagai persiapan, siswa di diberitugas oleh guru untuk membaca suatu bacaan atau materi yang sudah diterangkan kemudian menulis pertanyaan yang berafiliasi dengan persoalan pokok yangmuncul dari bacaan atau materi terkait lainnya. 2. Siswa ditunjuk untuk berpasangan dengan mencari mitra yang disenangi. Siswa A memulai dengan membacakan pertanyaan pertama dan di balasan oleh sisiwa B. 3. Sesudah mendapatkan jawabanan dan mungkin sudah dilakukan koreksi atau didiberi tambahan informasi, giliran siswa B mengajukan pertanyaan yang harus dijawaban oleh siswa A. 4. Jika siswa A selesai mengajukan satupertanyaan kemudian dijawaban oleh siswa B, ganti B yang bertanya, dan begitu seterusnya. 5. Selama berlangsung tanya jawaban, guru bergerak dari satu pasangan ke pasangan lain sambil memdiberi masukan atau klarifikasi dengan bertanya atau menjawaban pertanyaan. |
Indikator peningkatan hasil mencar ilmu kognitif: 1. Pengetahuan 4. Menguraikan 2. Pemahaman 5. Mengorganisasi 3. Penerapan 6. Menilai |
Meningkatnya hasil mencar ilmu kognitif siswa |
F. Hipotesisi
penerapan metode The Learning Cell dalam kegiatan mencar ilmu mengajar di kelas sanggup meningkatkan hasil mencar ilmu kognitif siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VIII Sekolah Menengah Pertama 51 Derwati Bandung.Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka sanggup diambil dugaan sementara bahwa dengan
G. Langkah – langkah Penelitian
1. Jenis Data
Suharsimi Arikunto (2002: 190) menyampaikan bahwa data yaitu hasil dari penelitian baik yang berupa faktor, ataupun angka. Secara umum data itu ada 2 macam yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kualitatif yaitu data yang berupa kalimat, kata, atau gambar. Sementara data kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka. (sugiyono, 2006: 13). Pada penelitian ini jenis data yang digunakan yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh melalui observasi terhadap siswa dan guru ketika pembelajaran sedang berlangsung, dilakukan melalui identifikasi terhadap kelemahan-kelemahan dan belum sempurnanya – belum sempurnanya pada proses dan hasil mencar ilmu PAI di kelas VIII Sekolah Menengah Pertama 51 Derwati Bandung. Sedangkan data kuantitatif, data ini berupa angka – angka. Teknik memperoleh data kuantitatif ini dilakukan melalui pre test yang dilakukan pada dikala sebelum pelaksanaan tindakan dalam rangkaian siklus penelitian tindakan kelas, dan post test yang didiberikan pada setiap simpulan pembelajaran tiap siklus.
2. Sumber Data
Menurut Arikunto, (2005: 88-89)mengatakan sumber data yaitu benda, hal atau orang, kawasan penelitian, membaca atau bertanya ihwal data. Secara umum sumber data dikelompokan menjadi tiga jenis yaitu: orang, kawasan penelitian, dokumen-dokumen/ arsip-arsip dll.
Lokasi penelitian dilaksanakan dikelas VIII Sekolah Menengah Pertama 51 Derwati Bandung,Tempat penelitian dipilih berdasarkan temuan pada observasi pertama yang mengindipikasikan adanya beberapa permasalahan yang harus mendapatkan pemecahan atau solusi terhadap persoalan tersebut. Selain itu pemilihan kawasan penelitian ini juga lantaran letak dan posisinya yang strategis dan praktis dijangkau dengan kendaraan sehingga sedikit banyaknya sanggup mempersembahkan kegampangan dalam proses penelitian.
Sedangkan subyek penelitian ini diantaranya yaitu guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Sekolah Menengah Pertama 51 Derwati Bandung, siswa kelas VIII yang beragama islam yaitu sebanyak 30 siswa, dokumen berupa ketidakhadiran siswa, hasil ulangan umum semester ganjil tahun anutan 2010/2011.
Penelitian ini pada pertamanya dilakukan pada pertama bulan.....tahun 2011, tapi dalam pelaksanaannya peneliti
3. Metode dan mekanisme Penelitian
a. Metode penelitian
Metode yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas (PTK) atau disebut juga dengan classroom action research yang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil mencar ilmu siswa. Langkah – langkah dalam penelitian ini yaitu berbentuk siklus, dan siklus ini terdiri dari tiga siklus.
Seperti digambarkan dalam langkah-langkah dibawah ini:
4. Tekhnik Pengumpulan Data
Tekhnik pengumpulan data yaitu cara yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data yang diharapkan dalam penelitian. Dalam penelitian ini data yang dipergunakan oleh peneliti yaitu observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes pada setiap simpulan siklus dan siswa didiberikan angket yang berkaitan dengan penerapan metode The Learning Cell pada simpulan keseluruhan siklus.
a. Observasi
Observasi ialah suatu tekhnik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung, dan ialah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, dan rasional untuk mengetahui data-data ihwal fenomena-fenomena faktual yang eksklusif sanggup diamati di lokasi penelitian. Menurut muhammad ( Yaya Surya dan Tedi Priatna, 2009: 193) “ penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan terhadap objek, baik secara langsung maupun tidak langsung, lazimnya memakai tekhnik yang disebut dengan observasi”. Untuk mendapatkan data terkena acara guru dan siswa dikelas peneliti memakai cara pengamatan secara eksklusif melalui lembar observasi siswa dan guru. Pengamatan ini dilakukan pada setiap proses pembelajaran, mulia siklus I hingga siklus terakhir.
b. Dokumentasi
Suharsimi Arikunto (2002:26),menerangkan bahwa:
Penggunaan tekhnik ini diharapkan memperoleh makna yang lebih valid kebenarannya. Dan insiden sebuah proses yang tidak terbatas diharapkan bisa terungkap secara empiris dan selanjutnya bisa dijadikan sebagai bukti yang lebih akurat.
Penulis memakai dokumentasi yaitu untuk memeperoleh data sebagai embel-embel dari data-data yang didekumentasikan, diantaranya: ketidakhadiran kelas, daftar nilai siswa, catatan harian dll.
c. Angket
Angket atau daftar pertanyaan (kuisioner) ialah salah satu alat pengumpul data” (Yaya Suryana dan Tedi Priatna, 2009: 205). Angket ini digunakan untuk memperoleh data dari siswa terkena tanggapan siswa terhadap penerapan metode The Learning Cell pada pembelajaran PAI yang berjumlah lima belas butir.
d. Tes
Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 127), tekhnik tes ialah instrumen pengumpul data dengan memakai serentetan pertanyaan atau tes serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan, atau talenta yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Pendapat diatas diperkuat oleh pendapat Yaya Suryana dan Tedi Priatna (2009: 213), tes yaitu “ serentetan pertanyaan atau alat-alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan, atau talenta yang dimiliki oleh individu atau kelompok”
Tes ini akan digunakan untuk memperoleh data terkena hasil mencar ilmu siswa pada setiap siklus. Supaya mengetahui hasil mencar ilmu siswa secara terang khususnya pada ranah kognitifnya.
5. Analisin Data
Sesudah tiruana data diperoleh darites hasil mencar ilmu pada setiap siklus dan data dari hasil angket terkena tanggapan mereka terhadap penerapan metode The Learning Celldengan alat pengumpulan data yang penulis menetapkan di atas, maka langkah selanjutnya yaitu proses analisis data. Data kuantitatif berupa angka-angka yang sudah didapat selanjutnya dianalisis dengan mekanisme perhitungan statistik. Skor yang diperoleh siswa selanjutnya akan diolah berdasarkan rumus-rumus diberikut:
Ketuntasan Individual
Daya serap =
Selanjutnya dilakukan perhitungan ketuntasan mencar ilmu secara klasikal yang dihitung dengan memakai rumus ketuntasan klasikal sebagai diberikut:
Ketuntasan klasikal
Sedangkan rumus yang digunakan untuk mengetahui nilai rata-rata siswa yaitu sebagai diberikut:
X= keterangan x : nilai rata-rata
Adapun tingkat keberhasilan mencar ilmu siswa dalam % yaitu sebagai diberikut:
Tabel
Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa
Tingkat Keberhasilan | Arti |
>80% 60-79% 40-59% 20-39% <20% | Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah |
DAFTAR PUSTAKA
Agus Suprijono, 2010. Cooperative Learning teori dan aplikasi paikem, Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Murip Yahya, 2009.Pengantar Pendidikan, Solo: Bandung.
Robert E.Slavin,2011. Cooperativ Learning teori , riset dan praktek, Nusa Media: Bandung.
Pupuh Faturahman Dkk, 2010. Strategi Belajar Mengajar: PT Repika Aditama: Bandung.
M. Sobry Sutikno, 2010. Pengelolaan Pendidikan. Prospek: Bandung.
Melvin L. Silberman, 2011. Active Learning. Nusa Media: Bandung.
M. Sobry Sutikno, 2009. Belajar dan Pebelajaran. Prospek: Bandung.
Hamzah B.Uno, 2009. Perencanaan Pembelajaran. Bumi Aksara: Jakarta.
0 Response to "Contoh Metode Penelitian Tindakan Kelas (Ptk) Penerapan Metode The Learning Cell Untuk Meningkatkan Hasil Mencar Ilmu Kognitif Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam”"
Posting Komentar