Pengertian Model Pembelajaran Osborn
1. Pengertian model pembelajaran Osborn
Pada pertamanya brainstorming dimulai dalam perjuangan mencari ide-ide gres dalam sebuah perusahaan. Pada tahun 1938 Alex F Osborn ialah seorang kepala bab periklanan menemukan suatu proses yang disebut pengorganisasian ide-ide pada perusahaan yang ia pimpin.. Para peserta pertamanya mengatakan sebagai " Sesi brainstorming , " dalam arti mereka memakai otak untuk menuntaskan dilema . Model pembelajaran Brainstorming (curah pendapat) ialah suatu model dalam pembelajaran untuk menghasilkan banyak gagasan dari seluruh siswa dalam kelompok diskusi yang mencoba mengatasi segala kendala dan Koreksi. Kegiatan ini mendorong munculnya banyak gagasan, termasuk gagasan yang sembarangan, kurang masuk akal, liar dan berani dengan cita-cita bahwa gagasan tersebut sanggup menghasilkan gagasan yang kreatif.
Menurut Alex F Osborn (dalam Milla, 2013:11) brainstorming ialah suatu tehnik yang dilakukan tiap kelompok untuk mencoba menemukan solusi dari suatu dilema dengan mengumpulkan ide-ide yang muncul secara impulsif dari setiap anggota kelompok. Brainstorming bekerja dengan cara serius pada masalah, kemudian selanjutnya dengan bebas bermunculan sebanyak mungkin solusi dan mengembangkannya sejauh mungkin. Osborn (1963), menyampaikan bahwa dalam memecahkan dilema dalam Luthfiyati dkk, 2011:4), terdapat 3 mekanisme yang ditempuh, yaitu:
a. Menemukan fakta, melibatkan penggambaran masalah, mengumpulkan dan mereview data dan gosip yang bersangkutan.
b. Menemukan gagasan, berkaitan dengan memunculkan dan memodifikasi gagasan tentang taktik pemecahan masalah.
c. Menemukan solusi, yaitu proses evaluatif sebagai puncak pemecahan masalah.
Menurut Dahlan (dalam Luthfiyati dkk, 2011:4) mengemukakan tahapan-tahapan pembelajaran untuk memulai brainstorming, antara lain:
a. Tahap orientasi (Guru menyajikan dilema atau situasi gres kepada siswa)
b. Tahap analisa (Siswa merinci materi yang relevan atas dilema yang ada, dengan kata lain, siswa mengidentifikasi masalah)
c. Tahap hipotesis (Siswa dipersilahkan untuk mengungkapkan pendapat terhadap situasi atau permasalahan yang didiberikan)
d. Tahap pengeraman (Siswa bekerja secara berdikari dalam kelompok untuk membangun kerangka berfikirnya)
e. Tahap sintesis (Guru membuat diskusi kelas, siswa diminta mengungkapkan pendapatnya atas permasalahan yang didiberikan, menuliskan tiruana pendapat itu, dan siswa diajak untuk berfikir manakah pendapat yang terbaik)
f. Tahap verifikasi (Guru melaksanakan pemilihan keputusan terhadap gagasan yang diungkapkan siswa sebagai pemecahan dilema terbaik)
Selain itu dalam diktat kuliah Universitas Budi Luhur menyatakan terdapat suatu bentuk dalam model pembelajaran Osborn yaitu tehnik Brainstorming terstruktur (Andy Green) terdiri atas beberapa metode yaitu:
a. Seorang pimpinan group menganalisis ringkasan penugasan
b. .Pembentukan Kreateria
c. Pembuatan rencana pertama
d. Sesi brainstorming
e. Pengumpulan ide-ide pemanis
f. Mengevaluasi menilai ide
g. Menetapkan Rencana/keputusan
h. Galang penerimaan
Selain itu ada beberapa hukum dasar yang harus diperhatikan dalam penerapan tehnik brainstorming menurut ( Adams , 1979) (dalam pfeifer,1998:2) yaitu :
a. Tidak ada Koreksi , penilaian , penilaian , atau pertahanan pandangan gres selama sesi brainstorming. Tujuan dari brainstorming ialah untuk menghasilkan sebanyak mungkin pandangan gres yang bekerjasama dengan topik dengan waktu yang sudah ditentukan . Evaluasi, penilaian , dan pemilihan pandangan gres terdapat pada tahap verifikasi.
b. Bebas hukum dan proses berpikir dimana setiap kelompok sanggup mempersembahkan pandangan gres lain secara berurutan dan mempersembahkan pendapat sesuai dengan apa yang mereka pikirkan. Meskipun pendapat tersebut kurang sempurna dengan pembahasan, dengan tujuan akan mempersembahkan ide-ide gres yang kreatif
c. Focus pada kuantitas bukan kualitas . Anggota kelompok didorong untuk mempersembahkan pandangan gres sebanyak yang mereka pikirkan . Semakin besar jumlah pandangan gres yang dihasilkan , semakin besar kemungkinan bahwa pandangan gres tersebut mempunyai kegunaan .
d. mendukung pengembangan ide-ide . Menggabungkan , menambah , dan " mendukung " pandangan gres ialah bab dari proses kreatif . Anggota sanggup menyarankan perbaikan , variasi , atau kombinasi dari ide-ide sebelumnya
Kelebihan Model Brainstorming
a. Ide yang muncul lebih banyak dan bermacam-macam alasannya ialah siswa dengan bebas menyalurkan pandangan gres tersebut tanpa adanya Koreksi;
b. Siswa berpikir untuk menyatakan pendapat alasannya ialah kreatifitas tidak dibatasi;
c. Dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa;
d. Melatih siswa berpikir dengan cepat dan tersusun logis dengan waktu yang terbatas;
e. Apabila ada siswa yang kurang aktif akan menerima menolongan dari kawannya yang sudah berakal atau dari guru secara langsung;
f. Dapat meningkatkan motivasi dalam belajar.
2. Teori berguru yang mendukung
Teori berguru yang mendukung model pembelajaran Brainstorming adalah teori konstruktivisme. Dimana teori konstruktivisme ialah pendekatan pembelajaran melalui acara siswa yang sifatnya prokatif dan reaktif dalam membangun pengetahuan melalui membaca, menyimak, meniliti dan menyimpulkan. melaluiataubersamaini demikian siswa dituntut untuk aktif dalam kegiatan belajar. Guru bukan berperan sebagai pemdiberi jawabanan tamat atas pertanyaan siswa, melainkan mengarahkan mereka untuk membentuk pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya sehingga bermakna bagi dirinya sendiri.
Dalam teori kontruktivisme, siswa dituntut untuk menemukan sendiri pandangan gres atupun suatu konsep. melaluiataubersamaini terus mengasimilasi dan mengakomodasi pengetahuan dari gosip baru. melaluiataubersamaini demikian siswa akan jauh lebih memahami setiap materi yang dipelajari dan akan tersimpan dalam memori jangka panjangnya (long term memory). Model pembelajaran Brainstorming menganut teori konstruktivisme karena dalam kegiatan pembelajarannya siswa dituntut untuk mengeksplorasi ide-ide gres sebanyak mungkin tanpa dibatasi oleh aturan-aturan tertentu. Sehingga diperlukan sanggup menemukan alternatif pemecahan dilema berdasarkan ide-ide yang sudah disahkan bersama.
0 Response to "Pengertian Model Pembelajaran Osborn"
Posting Komentar