Makalah Tafsir Ilmu Pendidikan Lengkap

A.    TAFSIR SURAT AL-BAQARAH AYAT 247
tA$s%uróOßgs9óOßgŠÎ;tR¨bÎ)©!$#ôs%y]yèt/öNà6s9šVqä9$sÛ%Z3Î=tB4(#þqä9$s%4¯Tr&ãbqä3tƒã&s!ہù=ßJø9$#$uZøŠn=tãß`øtwUur,ymr&Å7ù=ßJø9$$Î/çm÷ZÏBöNs9ur|N÷sãƒZpyèyšÆÏiBÉA$yJø9$#4tA$s%¨bÎ)©!$#çm8xÿsÜô¹$#öNà6øn=tæ¼çnyŠ#yurZpsÜó¡o0ÎûÉOù=Ïèø9$#ÉOó¡Éfø9$#ur(ª!$#urÎA÷sーçmx6ù=ãBÆtBâä!$t±o4ª!$#urììźurÒOŠÎ=tæ ( البقرة : )
Artinya : “Nabi mereka menyampaikan kepada mereka: "Sesungguhnya Allah sudah mengangkat Thalut menjadi rajamu." mereka menjawaban: "Bagaimana Thalut memerintah Kami, Padahal Kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang diapun tidak didiberi kekayaan yang cukup banyak?" Nabi (mereka) berkata: "Sesungguhnya Allah sudah menentukan rajamu dan menganugerahinya ilmu yang Luas dan tubuh yang perkasa." Allah mempersembahkan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Allah Maha Luas pemdiberian-Nya lagi Maha mengetahui”.) QS. al-baqarah : 247 )
Tafsir ayat ini menunjukan Nabi mereka sudah menetapkan Thalut sebagai raja yang memimpin mereka dalam suatu kasus yang memang harus mempunyai pemimpin yang hebat dalam kepemimpinan, namun mereka menyayangkan ketetapan Nabi mereka untuk menentukan Thalut sebagai raja mereka, padahal ada orang yang lebih baik rumahnya dan lebih banyak hartanya darinya, kemudian Nabi mereka menjawaban bahwa sesungguhnya Allah sudah memilihnya untuk kalian, lantaran Dia sudah mengaruniakan kepadanya kekuatan ilmu wacana siasat dan kekuatan tubuh, yang mana kedua hal itu ialah masukana keberanian, kemenangan dan keahlian dalam mengatur peperangan, dan gotong royong raja itu tidaklah dengan banyaknya harta, dan tidak juga orang yang menjadi raja itu harus ialah raja dan pemimpin pula dalam daerah-daerah mereka, lantaran Allah mempersembahkan kerajaanNya kepada siapa yang dikehendakiNya.
Dari ayat ini di pahami bahwa wewenang memerintah bukanlah atas dasar  keturunan, tetapi atas dasar pengetahuan dan kesehatan jasmani, bahkan di sini di isyaratkan bahwa kekuasaan yang di restui-Nya yaitu yang bersumber dari –Nya, dalam arti adanya korelasi yang baik antara Penguasa dan Allah SWT. Di sisi lain, ayat ini mengisyaratkan bahwa bila anda ingin memilih, tidakboleh lah teperdaya oleh keturunan, kedudukan sosial, atau popularitas, tetepi hendak nya atas dasar kepemilikan sifat-sifat dan kulifikasi yang sanggup menunjang kiprah yang akan dibebankan kepada Anda pilih itu.[1]
 Untuk lebih meyakinkan kaumnya yang keberatan atas pengangkatan itu, Nabi tersebut  menyampakan satu bukti yang kasatmata kepada mereka, yang di jelaskan dalam ayat diberikut.

B.     TAFSIR SURAT AN-NISA AYAT 06
(#qè=tGö/$#ur4yJ»tGuŠø9$##Ó¨Lym#sŒÎ)(#qäón=t/yy%s3ÏiZ9$#÷bÎ*sùLäêó¡nS#uäöNåk÷]ÏiB#Yô©â(#þqãèsù÷Š$$sùöNÍköŽs9Î)öNçlm;ºuqøBr&(Ÿwur!$ydqè=ä.ù's?$]ù#uŽó Î)#·#yÎ/urbr&(#rçŽy9õ3tƒ4`tBurtb%x.$|ÏYxîô#Ïÿ÷ètGó¡uŠù=sù(`tBurtb%x.#ZŽÉ)sùö@ä.ù'uŠù=sùÅ$rá÷èyJø9$$Î/4#sŒÎ*sùöNçF÷èsùyŠöNÍköŽs9Î)öNçlm;ºuqøBr&(#rßÍkô­r'sùöNÍköŽn=tæ44xÿx.ur«!$$Î/$Y7ŠÅ¡ym ( النساء : )
Artinya : “Dan ujilah anak yatim itu hingga mereka remaja untuk kawin. kemudian bila berdasarkan pendapatmu mereka sudah cerdas (pandai memelihara harta), Maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya. dan tidakbolehlah engkau Makan harta anak yatim lebih dari batas kepatutan dan (tidakbolehlah engkau) tergesa-gesa (membelanjakannya) sebelum mereka dewasa. barang siapa (di antara pemelihara itu) mampu, Maka hendaklah ia menahan diri (dari memakan harta anak yatim itu) dan Barangsiapa yang miskin, Maka bolehlah ia Makan harta itu berdasarkan yang patut. kemudian apabila engkau menyerahkan harta kepada mereka, Maka hendaklah engkau adakan saksi-saksi (perihal penyerahan itu) bagi mereka. dan cukuplah Allah sebagai Pengawas (atas persaksian itu).(QS. an-nisa : 06)
Ayat ini mengingatkan perlunya menguji kemampuan anak yatim berkenaan dengan pengolaan harta dan kecerdasan emosinya sebelum memyerahkan hartaan ha nya yang beraada di tangan walinya hendak penyerahan nya yang berada di tangan wali dan hendak penyerahan di saksikan oleh pihak ke tiga.Wali di ingat kan supaya tidak bergesa menghabiskan harta anak yatim pun di ingatkan supaya tidak bergegas berdasarkan sebelum nya.[2]
Apabila anak yatim memang sudah bisa mengurus harta, maka tidak apa menyerahkan harta kepada mereka. Selama wali mengurus anak yatim dan hartanya, tentu saja wali berhak untuk mendapatkan imbalan, sebagai ganti dari keringat dan jerih payah nya.
Telah diriwayatkan oleh Ahmad dari Ibnu Umar ra.bahwa ada seorang pria bertanya kepada Nabi swt.,”Aku tidak mempunyai harta, tetapi saya yaitu seorang wali dari anak yatim.”Kemudian Nabi swt.bersabda:
“Makanlah olehmu sebagian harta anak yatimmu tanpa berlebih-lebihan dan (juga)tanpa  menghambur-hamburkannya dan (juga)tanpa mengindahkan antara  hartamu dengan hartanya.
Hikmah yang terkandung dalam ketentuan itu ialah bahwa anak yatim yang berada dalam rumah sang wali diibaratkan anaknya,dan sangat baik bagi pendidikannya apabila ia bercampur dengan sang wali dan keluarga nya dalam hal makan dan bergaul.Apabila wali seorang kaya, dan ia tidak tamak terhadap harta anak anak yatim, maka peliharaannya ialah kemaslahatan bagi anak yatim. Apabila wali menginfak sebagian hartanya, maka ketentuannya yaitu sebatas yang di perlukan. Tetapi apabila keadaan sang wali miskin dan tidak mampu  mengekang diri untuk tidak memakan harta anak yatim kaya yang ada dalam pemeliharaanya, maka apabila ia memakan harta anak yatim kaya yang ada dalam pemeliharaannya, maka apabila ia memakan dari makanannya sesuai tradisi yang berlaku di antara orang-orang yang bergaul, tanpa merugikan harta pokok anak yatim yang berbentuk barang tak bergerak atau berbentuk lain,dan ia bukan orang yang membelanjakan harta anak yatim untuk kemaslahatan(kepentingan)dan kebutuhannya, maka sang wali ketika itu dinamakan orang yang memakan harta anak yatim dengan cara yang baik.[3]
Ayat ini menunjukan mengingatkan perlunya menguji kemampuan anak yatim berkenaan dengan pengolaan harta dan kecerdasan emosinya sebelum menyerahkan hartanya yang berada di tangan wali dan hendaknya penyerahannya di saksikan oleh pihak ketiga. wali diingatkan agartidak bersegera menghabiskan harta anak yatim sebelum dia dewasa dan mampu. Anak-anak yatim pun di ingatkan supaya tidak bergegas menentut sebelum dia bisa dan cerdas.

C.    TAFSIR SURAT AL-MAIDAH AYAT 16
ÏôgtƒÏmÎ/ª!$#ÇÆtByìt7©?$#¼çmtRºuqôÊÍŸ@ç7ßÉO»n=¡¡9$#Nßgã_̍÷ãƒurz`ÏiBÏM»yJè=à9$#n<Î)ÍqY9$#¾ÏmÏRøŒÎ*Î/óOÎgƒÏôgtƒur4n<Î):ÞºuŽÅÀ5OŠÉ)tGó¡B(المىدة : )
Artinya : “melaluiataubersamaini kitab Itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari petang gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus”.
(QS. al-maidah : 16 )
Dalam ayat ini mentafsirkan Allah SWT, mengantar siapa yang bersungguh-sungguh berusaha mengi kuti jalan menuju keridhaannya. Allah SWT, mengantar mereka kebermacam-macam atau satu demi satu jalan keselamatan. Allah SWT, juga mengeluarkan mereka dari guaka petang gulita menuju cahaya yamg terang bebderang dengan seizinnya, dan menawarkan mereka jalan lurus yang lebar guna meraih kebahagiaan.[4]
Dalam tafsir yang lain ayat ini menyampaikan bahwa di diberi ketegasan, bahwa sanya barang siapa yang taat setia mengikuti jalan yang di ridhai oleh Allah itu,pastilah dia  menerima petunjuk dari kitap ini,jalan yang diridhai Allah yaitu tidak lain dari jalan yang sudah di gariskan oleh Rasul Allah, petunjuk itu akan di diberi Tuhan dangan perantaraan kitap ini, sehingga sanggup hingga kepada aneka macam jalan kedamaian.[5]
Dalam  ayat ini menerima tiga tingkat kebahagiaan yaitu:
1.      Mendapat jalan kedamaian
2.      Keluar dari petang gulita kejahilan,khufarat dan fikiran kacau, lantaran di pimpin secara tidak jujur oleh pemuka-pemuka Agama, sehingga orang dilarang berfikir bebas,bahkan di wajibkan mesti tidak berfikir dan apa yang ia fikirkan sajalah yang wajib di anggab benar .
3.      Jalan yang lurus yaitu jalan yang cepat hingga tujuan.

D.    TAFSIR SURAT AL-ANFAL AYAT 60
(#rÏãr&urNßgs9$¨BOçF÷èsÜtGó$#`ÏiB;o§qè%ÆÏBurÅÞ$t/ÍhÈ@øyÜø9$#šcqç7Ïdöè?¾ÏmÎ/¨rßtã«!$#öNà2¨rßtãurtûï̍yz#uäur`ÏBóOÎgÏRrߊŸwãNßgtRqßJn=÷ès?ª!$#öNßgßJn=÷ètƒ4$tBur(#qà)ÏÿZè?`ÏB&äóÓx«ÎûÈ@Î6y«!$#¤$uqãƒöNä3ös9Î)óOçFRr&urŸwšcqßJn=ôàè?) الانفل :         )

Artinya : “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang engkau sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) engkau menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang engkau tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. apa saja yang engkau nafkahkan pada jalan Allah pasti akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan engkau tidak akan dianiaya (dirugikan)”.(QS. Al-anfall : 60 )
Tafsir ayat ini Allah memerintahkan para mukmin menyiapkan segala perangkat peperangan yang di perlukan menangkis dan menolak serangan musuh serta memelihara kebenaran dan keutamaan.Dan Allah menyuruh kita menyiapkan apa yang kita sanggupi untuk maju ke medan perang. Sudah barang tentu keadaan
tidak sama-beda sesuai dengan berkembang masa, mirip perpertama perbatasan supaya tidak sanggup di serbu oleh musuh.[6]
Karena persiapan untuk membela kebenaran dan nilai Ilahi memerlukan biaya, maka lebih jauh ayat ini memerintahkan untuk menafkahkan harta sambil mengungatkan bahwa apa saja yang di nafkahkan pada jalan Allah swt, walau sekecil apapun, pasti akan di balas dengan cukup,tanpa bersangkutan di rugikan sedikitpun.[7]
Inti sari yang sanggup kita ambil dari ayat ini [8]adalah:
1.      Kaum muslimin menerima kemenangan dalam perang Badar, sekalipun persenjataan mereka ntidak lengkap dan tidak pernah mengadakan persiapan perang.
2.      Ayat tersebut memerintahkan kepada umat Islam untuk menggentarkan musuh-musuh Allah, namun yang di maksud dengan musuh dalam ayat ini yaitu orang-orang yang mengingkari perjanjian, berkhianat kepada Islam dan menimpakan kemudlaratan kepada umad Islam.
3.      Kata-kata dalam Al-Qur’an yang bersumber dari kata rahaba tidak ada yang bermakna teror atau meneror.

E.     TAFSIR SURAT HUD AYAT 61 DAN 112
4n<Î)uryŠqßJrOöNèd%s{r&$[sÎ=»|¹4tA$s%ÉQöqs)»tƒ(#rßç6ôã$#©!$#$tB/ä3s9ô`ÏiB>m»s9Î)¼çnçŽöxî(uqèdNä.r't±Rr&z`ÏiBÇÚöF{$#óOä.tyJ÷ètGó$#ur$pkŽÏùçnrãÏÿøótFó$$sù¢OèO(#þqç/qè?Ïmøs9Î)4¨bÎ)În1uÒ=ƒÌs%Ò=ÅgC ( حود :       )
Artinya : “Dan kepada Tsamud (kami utus) saudara mereka shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia sudah membuat engkau dari bumi (tanah) dan menyebabkan engkau pemakmurnya, lantaran itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-







Nya, Sesungguhnya Tuhanku Amat erat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)." (QS. hud : 61 )
Ayat ini menafsirkan:
Allah mengutus kepada kaum Tsamud Nabi Shalih,saudara mereka dalam nasab.Beliau menesihati kaumnya supaya diberibadah kepada Allah semata dan tidak menyekutukannya,kerena dialah yang berhak di sembah.Allah yang memulai penciptaan ayah mereka ,adam, dan menyebabkan mereka memakmurkan bumi, kemudian memerintahkan supaya mereka memohon ampun kepada Allah dan bertobat yang benar kepadanya,sebab,Allah Maha erat dengan siapa yang benar dalam ibadahnya dan iklas dalam ketaatannya. Allah mengabul seruan hambanya apabila hamba nya ini memohon tobat dan istikfar akan mengekalkan kenikmatan dari  Allah yang Maha Esa lagi Maha perkasa untuk hamba-hamba yang baik.[9]
Intisari yang sanggup kita ambil dari ayat ini :
1.      Dalam diri insan terdapat unsur bumi /tanah .Ia ditugasi membangun bumi dalam kedudukan nya sebagai khalifah , sekaligis itu menjadi alasan mengapa insan harus menyembah Allah SWT semata.kemudian dalam  membangun bumi, tidak jarang terjadi kesalahan dalam pelanggaran , namun hal tersebut kiranya sanggup di ampuni Allah SWT.Jika yang bersangkutan memohon ampunan nya.
2.      Allah SWT erat dengan insan sehingga dalam berdoa tidak perlu berteriak /ber bunyi keras yang sanggup menganggu pihak lain.

öNÉ)tGó$$sù !$yJx. |NöÏBé& `tBur z>$s? y7yètB Ÿwur (#öqtóôÜs? 4 ¼çm¯RÎ) $yJÎ/ šcqè=yJ÷ès? ׎ÅÁt/ 
 ( حود :       )
Artinya : “Maka tetaplah engkau pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang sudah taubat beserta engkau dan tidakbolehlah engkau melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha melihat apa yang engkau kerjakan”. (QS. Hud : 112).
Ayat ini menafsirkan,Wahai Nabi, tetap lah engkau berada di atas agama Allah sebagai mana Allah Perintahkan. Sembahlah Allah melaluiataubersamaini apa yang dia syariatkan.Engkau dan siapun yang bertobat bersamamu serta yang menerima petuntuk dari kalangan orang yang diberiman tidakboleh melalui batasan ketentuan Allah.Sebab,Dia Maha mengetahui amalan kalian dan Maha Mengawasi.Tak ada satu pun yang di lihat.
Dalam firman Allah terdapat penggabungan antara ilmu yang bermanfaa dan amal saleh, melaksanakan yang di syariat kan dan menninggalkan bid’ah, serta taat dan berhati-hati menghadapi perselisihan.INI sebaik-baik nya kalam.[10]
Hikmah yang sanggup kita ambil dari ayat ini adalah:Keteguhan dan komitmen Umat nya,dalam menghadapi para penentang, kita dilarang lemah dan simpel berdamai, juga dilarang berlebihan dan bertindak sewenang wenang.

F.     TAFSIR SURAT AL-HAJJ AYAT 78
(#rßÎg»y_ur Îû «!$# ¨,ym ¾ÍnÏŠ$ygÅ_ 4 uqèd öNä38u;tFô_$# $tBur Ÿ@yèy_ ö/ä3øn=tæ Îû ÈûïÏd9$# ô`ÏB 8ltym 4 s'©#ÏiB öNä3Î/r& zOŠÏdºtö/Î) 4 uqèd ãNä39£Jy tûüÏJÎ=ó¡ßJø9$# `ÏB ã@ö6s% Îûur #x»yd tbqä3uÏ9 ãAqߧ9$# #´Îgx© ö/ä3øn=tæ (#qçRqä3s?ur uä!#ypkà­ n?tã Ĩ$¨Z9$# 4 (#qßJŠÏ%r'sù no4qn=¢Á9$# (#qè?#uäur no4qx.¨9$# (#qßJÅÁtGôã$#ur «!$$Î/ uqèd óOä39s9öqtB ( zN÷èÏYsù 4n<öqyJø9$# zO÷èÏRur 玍ÅÁ¨Z9$#.  &) لحج  :         )   
Artinya : “Dan berjihadlah engkau pada jalan Allah dengan Jihad yang sebenar-benarnya. Dia sudah menentukan engkau dan Dia sekali-kali tidak menyebabkan untuk engkau dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) sudah menamai engkau sekalian orang-orang Muslim dari lampau, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya engkau tiruana menjadi saksi atas segenap manusia, Maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah engkau pada tali Allah.
Dia yaitu Pelindungmu, Maka Dialah Sebaik-baik pelindung dan sebaik- baik penolong”.( QS. al- Hajj : 78 )
Dalam ayat ini menafsirkan Allah sudah menanamkan kalian sebagaimana orang Islam dalam kitapnya yang terlampau maupun didalam Al quran.Allah juga sudah memuliakan kalian dengan kududukan ini supaya rasullah menjadi saksi bagi kalian bahwa sesungguh nya dia sudah memberikan risalah-Nya kepada kalian. Karena juga akan menjadi saksi bagi seluruh umat insan bahwa sesungguhnya rasul-rasul sudah memberikan risalah Allah kepada mereka tiruana.
Oleh lantaran itu, agungkanlah nikmat ini dengan sebenar-benarnya dan syukurilah. Lalu, laksanakanlah agama yang murni ini dengan sebaik-baik perlaksanaan, mirip mendirikan shalat sebaik-baiknya dengan cara yang dicintai Allah, menunaikan zakat harta yang wajib serta bertawakkal kepada Allah, berpegang teguh kepada-Nya, dan menyerahkan urusan kepada-Nya lantaran sesungguhnya Allah yaitu sebaik-baik pelindung bagi yang menjadikan-Nya sebagai pelindung yang akan menolong, memdiberi pahala dan menutupi aibnya. Dia juga Maha penolong terhadap hamba-Nya, yang menawarkan mereka kepada hidayah, menjauhkan mereka dari kehinaan, dan melindungi  dari siksaan.[11]

G.    TAFSIR SURAT AN-NUUR AYAT 52
`tBur ÆìÏÜム©!$# ¼ã&s!qßuur |·øƒsur ©!$# Ïmø)­Gtƒur y7Í´¯»s9'ré'sù ãNèd tbrâͬ!$xÿø9$#  . ( النور :     ) 
Artinya : “Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, Maka mereka yaitu orang- orang yang menerima kemenangan’’.)QS. An-Nur : 52)
Ayat ini menafsirkan:Dan barangsiapa taat kepada Allah dan rasul-Nya sehingga dia melaksanakan perintah dan menjauhi larangan maka sesungguhnya mereka yaitu orang-orang yang beruntung dengan mendapatkan ridha Allah dan syurga-Nya.[12]
Intisari yang sanggup kita ambil dari ayat ini adalah: Taat kepada seluruh aturan Allah dan Rasulnya baik terhadap suruhan maupun larangan yaitu loyalitas mutlak. Taat yang di sertai dengan rasa takut dan tagwa, menaati Allah SWT dan rasulnya di sertai dengan rasa takut.

H.    TAFSIR SURAT AR-RUM AYAT 9
óOs9urr& (#r玍šo Îû ÇÚöF{$# (#rãÝàYusù y#øx. tb%x. èpt7É)»tã tûïÏ%©!$# `ÏB öNÎgÎ=ö6s% 4 (#þqçR%Ÿ2 £x©r& öNåk÷]ÏB Zo§qè% (#râ$rOr&ur uÚöF{$# !$ydrãuHxåur uŽsYò2r& $£JÏB $ydrãuHxå ÷Làiø?uä!%y`ur Nßgè=ßâ ÏM»uZÉit7ø9$$Î/ ( $yJsù šc%x. ª!$# öNßgyJÎ=ôàuÏ9 `Å3»s9ur (#þqçR%x. öNåk|¦àÿRr& tbqßJÎ=ôàtƒ  ( ألروم  :     )
Artinya : “Dan Apakah mereka tidak Mengadakan perjalanan di muka bumi dan memperhatikan bagaimana akhir (yang diderita) oleh orang-orang sebelum mereka? orang-orang itu yaitu lebihkuat dari mereka (sendiri) dan sudah mengolah bumi (tanah) serta memakmurkannya lebih banyak dari apa yang sudah mereka makmurkan. dan sudah hadir kepada mereka Rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Maka Allah sekali-kali tidak Berlaku zalim kepada mereka, akan tetapi merekalah yang Berlaku zalim kepada diri sendiri”. )QS. Ar-Rum : 9)
Ayat ini menafsirkan:
Apakah orang-orang kafir tidak melancong kesegala penjuru bumi, mengambil pelajaran, dan berpikir bagaimana kesudahan umat-umat terlampau dan mendustakan para nabi dan mengingkari risalah mereka, mirip kaum ‘ad dan tsamud? Umat-umat terlampau itu lebih berpengaruh dan lebih besar badannya dan lebih banyak menikmati kelezatan hidup daripada mereka. Semasa hidup didunia, umat terlampau itu menanami tanah mereka, mendirikan rumah-rumah dan istana jauh lebih banyak daripada yang dilakukan oleh penduduk mekkah. Hanya saja, bangunan rumah mereka, cocok tanam di tanah mereka, dan banyak nya kenikmatan yang mereka peroleh tidak membawa manfaat buat mereka.Nabi-nabi mereka sudah membawa petunjuk yang pasti dan bukti yang terang atas ketuhanan Allah Swt, Tapi mereka menolak risalahyang dibawa oleh para rasul, mereka mendustakan dan memeranginya.Maka Allah menghancurkan dan membinasakan mereka. Tidaklah Allah menzalimi mereka melalui penghancuran tersebut mereka memang layak mendapatkan hukuman. Mereka sudah berlaku aniaya terhadap diri mereka sendiri dengan berbuat kufur dan pendustaan.[13]
Dan ayat  ini melanjudkan bahwa sudah hadir kepada generasi terlampau itu rasul-rasul yang Allah Swt. Utus dengan membawa bukti-bukti kebenaran yang nyata.Tetapi, mereka enggan percaya maka Allah menjatuhkan siksa-Nya atas mereka . Allah Swt , sekali-kali tidak berlaku zalim terhadap diri mereka.[14] Dan intisari yang sanggup kita ambil bahwa mewujudkan kemakmumuran hidup insan di muka bumi ini.

I.       TAFSIR SURAT ATH-THUUR AYAT 47
¨bÎ)ur tûïÏ%©#Ï9 (#qßJn=sß $\/#xtã tbrߊ y7Ï9ºsŒ £`Å3»s9ur öNèduŽsYø.r& Ÿw tbqçHs>ôètƒ  . ( الطور :       )
Artinya : “Dan Sesungguhnya untuk orang-orang yang zalim ada azab selain daripada itu. tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui”. (QS. Ath-Thuur : 47)
Ayat ini menafsirkan:
Yang dimaksud azab yang lain ialah adanya trend kemarau, kelaparan malapetaka yang menimpa mereka, azab kubur dan lain-lain.
Orang-orang kafir itu mendapatkan siksaan pula dikehidupan dunia mereka sebelum hari kiamat, yaitu pembunuhan, penawaan, kehinaan, petaka ,siksa kubur,dan lain sebagainya.Hanya saja kebanyakan orang-orang kafir tidak menyadari hal itu[15]

J.      TAFSIR SURAT AR-RAHMAN AYAT 33
uŽ|³÷èyJ»tƒ Çd`Ågø:$# ħRM}$#ur ÈbÎ) öNçF÷èsÜtGó$# br& (#räàÿZs? ô`ÏB Í$sÜø%r& ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur (#räàÿR$$sù 4 Ÿw šcräàÿZs? žwÎ) 9`»sÜù=Ý¡Î0 .  ( الرحمن  :       )


Artinya : “Hai jama'ah jin dan manusia, bila engkau sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, engkau tidak sanggup menembusnya kecuali dengan kekuatan”.(QS. Ar-Rahman : 33)
     Ayat ini menafsirkan, Wahai sekalian bangsa jin dan manusia, bila kalian sanggup berlepas diri dari perintah Allah Swt.dan melarikan dari hukumNya maka larikan lah diri kalian dari penjuru langit dan bumi, kalian tidak akan pernah bisa kerena tiruana berada di bawah aturan nya,kekuasaan,dan pengatirannya.
Kalian spesialuntuk akan bisa berlepas diri tiruana itu,dengan kekuatan,dukungan dan izin Allah, namun bagai mana mungkin hal itu bisa terjadi ,sementara kalian yaitu hamba yang lemah serta di kuasai oleh nya?.[16]
Maka banyak ulama menafsirkan ayat ini dalam konteks kemampuan insan dengan ipteknya untuk mengarungi angkasa. Tetapi berdasarkan Qurai shihab dan para Ulama Mesir yang bergabung dalam tim penyusun tafsir Al-muntahab rasa nya hal itu kurang sempurna atat tersebut yaitu ucapan Allah kepada jin dan insan di darul abadi yang menegaskan walaupun mereka akan lari dari siksaan Allah, pasti meraka tidak akan sanggup melarikan diri. Dilampaukan nya jin mempunyai kemampuan lebih besar dari pada insan dalam mengarungi angkasa. Dalam tantangan untuk membuat Al qur an, insan di lampaukan dari jin, lantaran dalam urusan bahasa Al qur an, insan mempunyai kemampuan lebih besar dari pada jin.[17]
K.    TAFSIR SURAT AL’ASHRI AYAT 1-3
ÎŽóÇyèø9$#ur .¨bÎ) z`»|¡SM}$# Å"s9 AŽô£äz .žwÎ) tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qè=ÏJtãur ÏM»ysÎ=»¢Á9$# (#öq|¹#uqs?ur Èd,ysø9$$Î/ (#öq|¹#uqs?ur ÎŽö9¢Á9$$Î/ . ( العصر :            )

Artinya : “Demi masa. Sesungguhnya insan itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang diberiman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.)QS. Al-Ashri : 1-3)
Ayat ini menafsirkan, Pada ayat satu ,ialah Aku benar-benar bersumpah dengan waktu,yaitu masa untuk ummad insan dari generasi-menjalani kehidupan , melaksanakan aneka macam kegiatan, melaksanakan aneka macam kesibukan, melaluiataubersamaini kata lain, masa di sini yaitu umur dunia.Pada ayat yang kedua: Sesungguh nya seorang anak cucu Adam itu benar-benar akan binasa dan celaka apabila tidak diberiman kepada Allah, ia akan benar-benar merugi dengan waktu yang di habiskan untuk meninggalkan iman. Dan pada ayat ketiga: Adapun yang tidak bakal merugi yaitu orang yang diberiman kepada Allah, mengikuti tuntunan Rasullah, Swt, mengerjakan amal Shaleh yang di isyaratkan, nasehat-menesehati dengan seksama untuk bersabar menjalankan sesuatu yang di perintah oleh Allah, meninggalkan suatu yang di larang, di ridhai terhadap sesuatu yang sudah di takdirkan Allah kepada nya. Perlu di camkan bahwa sanya doktrin itu pegangan, amal saleh itu bekal, kebenaran itu tujuan, dan kesabaran itu yaitu masukana. Maka, barang siapa mengumpulkan tiruana itu pasti ia akan menjadi hamba yang paling baik di dunia dan di akhirat,[18]
Hikmah yang sanggup kita ambil dari ayat ini ialah :
1.      Dalam ayat ini Allah bersumpah (waw gasam ) dengan waktu dan menawarkan bahwa waktu mempunyai ke istimewaan atau kekhukusan, lantaran bila Allah  bersumpahdengan sesuatu pasti sesuatu itu ada hal yang khusus.
2.      Penggunaan kata Inna dan abjad lam (di baca pendek) mengandung maksud untuk menguatkan atau suatu kepastian. Berhubung waktu sebagai rahmad, maka insan pasti rugi bila melaksanakan pebuatan yang tidak baik atau memanfaatkan waktu yang di sediakan oleh Allah.
3.      Perkecualian insan yang tidak merugi yaitu bila diberiman kepada dan melaksanakan amal shaleh, nasehat menesehati dalam kebenaran dan saling menesehati dalam kesabaran.[19]




[1] M.Qurai Shihab,Tafsir AL-MISBAH jilid 1,(Jakarta:Lentera hati,2002),h.643-644.                 
[2]M.Quraih Shihab,TafsirAL-Lubab, jilid 1 (Tangerang:Lentera hati,2012),h.169.
[3]Ahmad Mustafa,TarsirAL-Marigi Jilid 4 (Semarang:Toha putra 1993)h.340.
[4]M.Quraish Shihab,TafsirAl-Misbah jilid 3,(Jakarta:Lentera hati 2002)h.68-68.
[5]Hamka,TafsirAL-Azhar jilid 3,(Malaysiya:Pustaka Islamiyah Sdm.Bhd,2007)h.1669-1670.
[6]Hasbi ash-Shiddiegy,TafsirAL-Qur’anulMajid AN-NUUR.,(Semarang: Pustaka Riski Putra,200), h .1600.
[7]M.Qurai Shihab,TafsirAL-Lubab,(tangerang:Lentera Hati.2012),h.531.
[8].Asrori.,TarsirAL-Asraar  Jilid 1,(Yogyakarta :Daarut Tajdiid,2012),h.31.
[9]Aidh Al-Qarni,TafsirMuyassar,jilid 2,(Jakarta:Qisthi pres,2007),h.253.
[10]Aidh-Qarni,Tafsir MuyassarJilid 2,(Jakarta:Qisti Pers,2007)h.275
[11]‘Aidh al-Qarni, Tafsir Muyassar jilid 3,(Jakarta, Qisthi Press, 2007) h. 73-74.
[12]Ibid, h. 135
[13]Ibid, h. 345
[14] M.Qurai Shihab,Tafsir Al-lubab,jilid 3,(Tangerang: Lentera Hati.2012),h.136.
[15] Ibid,,204.
[16]Ibid,h246.s
[17] M.Quraisy Shihab Tafsir-Almisbah, vol 13, (Jakarta:lentera hati 2002), h. 306-309.
[18]Aidh al-Qarni,Tafsir Muyassar,jilid 4,(Jakarta, Qisti Perss,2007) h.656-657.
[19] Asrori M.A.TafsirAl-Asraar,Jilid 1,(Yogyakarta:Darut Tajdid , 2012),h.101.

0 Response to "Makalah Tafsir Ilmu Pendidikan Lengkap"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel