Penjelasan Konservatisme Pendidikan
KONSERVATISME PENDIDIKAN
Konservatisme yakni sebuah paham atau tindakan, usaha, dan sikap yang cenderung menentang perubahan dan mempertahankan keadaan, tradisi lama, kebiasaan yang sudah ada pada zaman doloe.
Konservatisme Politik
Filosofi politik dari konservatisme pada pada dasarnya yakni posisi yang menyebarkan ketaatan terhadap lembaga-lembaga serta proses-proses budaya yang sudah teruji oleh waktu, diiringi dengan sebentuk rasa hormat yang mendalam terhadap aturan dan tatanan, sebagai landasan setiap jenis perubahan sosial yang konstruktif.
Macam-macam Konservatisme
- Konservatisme kemapanan (the Tories)
- Konservatisme pasar bebas (the free Marketeers/Laissez Faire)
- Darwinis Sosial (Konservatif Spencerian)
- Nasionalis Teleologis (Konservatif Helegian).
Konservatisme, sebagai sebuah filosofi menyeluruh, susah diterjemahkan ke dalam sebentuk teori politik ataupun teori pendidikan tertentu, hal itu tak bisa dilakukan dalam arti kategoris karena:
1. Konservatisme dalam kenyataannya mewakili kumpulan dari bermacam-macam sudut pandang yang cenderung mencakup beberapa aspek pendirian politis dan pandangan yang serupa terkena pendidikan, namun kerapkali alasan-alasan untuk mengambil posisi yang serupa itu berlain-lainan.
2. Isi khas tiap filosofi politik konservatisme tergantung pada sifat-sifat hakiki budaya (atau cabang budaya) tertentu yang dibicarakan pada suatu saat, juga tergantung kepada tahap tertentu dalam perkembangan kesejarahan.
Konservatisme sebagian besar bersandar kepada sejenis intuisisme tak terucapkan yang dilandasi disiplin intelektual dan bahkan tidak pula didasari tatacara-tatacara penyelesaian problem yang efektif oleh individu maupun kelompok (seperti dalam ideologi-ideologi Liberal); melainkan dilandasi oleh kemapanan tolok ukur akidah dan sikap (konvensional).
KONSERVATISME DALAM PENDIDIKAN SEBUAH RANGKUMAN
Bagi kaum konservatif, tujuan atau samasukan pendidikan yakni sebagai pelestarian dan penerusan pola-pola kemapanan sosial serta tradisi-tradisi. Berciri ‘orientasi ke masa kini’, para pendidik konservatif sangat menghormati masa silam, namun ia terutama memusatkan perhatiannya pada kegunaan dan penerapan rujukan belajar-mengajar di dalam konteks sosial yang ada sekarang. Ia ingin mempromosikan perkembangan masyarakat kontemporer yang seutuhnya dengan cara memastikan terjadinya perubahan yang perlahan-lahan dan bersifat organis yang sesuai dengan keperluan-keperluan legal serta kelembagaan yang sudah mapan.
1. Tujuan pendidikan secara menyeluruh
- Tujuan utama pendidikan yakni untuk melestarikan dan menyalurkan pola-pola sikap sosial yang mapan.
2. Tujuan sekolah
- Mendorong pemahaman terhadap lembaga-lembaga dan tradisi dan proses budaya yang sudah teruji oleh waktu termasuk rasa hormat yang mendalam terhadap aturan dan tatanan.
- Meneruskan isu dan keterampilan yang perlu supaya berhasil dalam tatanan sosial yang ada sekarang.
3. Ciri-ciri umum
- Pengetahuan yakni manfaat sosial bagi manfaat sosialnya; pengetahuan sebagai cara mewujudkan nilai-nilai sosial yang ada.
- Manusia sebagai wargguagara, yang mencapai keutuhan diri dalam statusnya sebagai anggota tatanan sosial yang mapan.
- Penyesuaian secara nalar; bersandar pada jawabanan-jawabanan terbaik dari masa silam sebagai tuntunan yang paling bisa dipercaya bagi tindakan di masa kini.
- Pendidikan sebagai pembelajaran individu terhadap sistem kemapanan.
- Berpusat pada tradisi-tradisi dan lembaga-lembaga sosial yang ada;
- Kemantapan/stabilitas budaya melampaui kebutuhan akan perubahan; spesialuntuk mendapatkan perubahan-perubahan yang pada dasarnya selaras dengan tatanan sosial yang sudah mapan.
- Berdasarkan sebuah sistem budaya tertutup; menekankan tradisi-tradisi sosial dominan; mendapatkan perubahan secara sedikit demi sedikit di dalam situasi sosial yang secara umum stabil.
- Beranggapan bahwa kewenangan intelektual tertinggi yakni budaya lebih banyak didominasi beserta sistem akidah dan perilakunya yan mapan.
4. Anak-anak sebagai pelajar
- Anak memerlukan tuntunan yang tegas dan pelajaran yang baik sebelum ia bisa menjadi seorang wargguagara yang bertanggung jawaban.
- Kesamaan individual lebih penting daripada perbedaannya dan ini menentukan program-program pendidikan yang akan diputuskan.
- Individu yakni fungsi bab dari sistem sosial dominan;
- Ketidaksetaraan alamiah antar perorangan tercermin dalam dukungan barang dan kekuasaan dalam masyarakat yang tidak setara;
5. Administrasi dan kontrol
- Kewenangan pendidikan ditanamkan pada para pendidik professional yang matang dan bertanggung jawaban.
- Kewenangan guru berdasar pada tugas dan status sosialnya yang ialah prestasinya sendiri.
- Hak-hak guru dibawahkan dan ditentukan oleh tolok ukur akidah dan sikap sosial yang dominan.
6. Hakikat kurikulum
- Menekankan pembelajaran politik.
- Berpusat pada pengkondisian sosial atau nilai-nilai budaya.
- Menekankan keterampilan dasar dan tes watak.
- Mata pelajaran ditentukan lebih doloe.
- Menekankan yang akademik melebihi yang simpel dan intelektual.
7. Pelajaran
- Menekankan petes dasar dalam keterampilan pokok, ikhtisar ilmu-ilmu dasar, pendidikan fisik dan kesehatan, serta pendekatan yang relatif bersifat akademik terhadap ilmu-ilmu pengetahuan sosial yang lebih tradisional.
8. Metode pengajaran dan evaluasi hasil belajar
- Condong ke arah kompromi simpel antara tatacara di ruang kelas yang tradisional dengan progresif;
- Cenderung menyukai disiplin mencar ilmu dan hapalan sebagai cara pembentukan kebiasaan yang baik di kelas-kelas dasar, dan mengembangkannya ke arah pendekatan yang lebih intelektual sifatnya dikelas yang lebih tinggi.
- Yang terbaik yakni mencar ilmu dengan ditentukan dan diarahkan oleh guru tapi para siswa musti diijinkan berperan serta dalam aspek-aspek yang kurang penting.
- Menganggap guru sebagai pakar pembagi pengetahuan dan keterampilan tertentu.
- Cenderung menyukai tes-tes/ujian untuk mengukur keterampilan serta isu yang dikuasai siswa lebih baik ketimbang tes/ujian yang didiberikan untuk menguji kemampuan analitis atau spekulasi abstrak.
- Menekankan yang kognitif tapi juga menekankan kedua pada yang efektif dan antarpribadi. Menekankan identifikasi dan imitasi/peniruan.
- Menekankan pelestarian prinsip-prinsip dan praktik-praktik pendidikan konvensional.
- Cenderung menentukan pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan serta terapi kejiwaan personal secara terbatas.
9. Pengendalian ruang kelas
- Mengharapkan semoga siswa menjadi wargguagara yang baik dalam ranah sudut pandang budaya lebih banyak didominasi terkena wargguagara yang baik dan sikap yang layak.
- Umumnya bersikap ‘non permisif’ dalam tatacara pengendalian ketertiban dir ruang kelas
- Menganggap bahwa pendidikan akhlak sebagai salah satu aspek persekolahan yang penting artinya.
Daftar pustaka:
Fakih, Mansuri. Ideologi-ideologi Pendidikan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 2001
0 Response to "Penjelasan Konservatisme Pendidikan"
Posting Komentar