Makalah Penelitian Korelasional
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penelitian ialah aktivitas ilmiah yang didasarkan pada suatu duduk kasus yang memerlukan solusi yang tepat. Dalam kehidupan selalu ada masalah, baik duduk kasus pribadi, keluarga, masyarakat dan negara. Dari tiruana duduk kasus tersebut, tidak tiruana duduk kasus yang memerlukan solusi dalam bentuk aktivitas penelitian. Perbedaanya ialah pada aktivitas penyelesaian masalah. Selain masalah, komponen penting yang harus ada dalam penelitian ialah tujuan penelitian sehingga sanggup ditentukan metode yang tepat untuk penyelesain masalah. Kegiatan penyelesaian duduk kasus yang disebut penelitian sanggup dilakukan secara sistematis dengan mengikuti metodologi, dikontrol, dan didasarkan teori yang ada serta diperkuat dengan tanda-tanda yang ada (Sukardi, 2004:3).
Secara umum, penelitian sanggup dibedakan dari beberapa aspek, diantaranya aspek tujuan, aspek metode, aspek kajian. Menurut Gay (dalam Sukardi, 2004:13) Aspek tujuan terdiri dari penelitian dasar dan lanjut. Aspek metode terdiri atas penelitian deskriptif, penelitian sejarah, penelitian survei, penelitian ex-postfakto, penelitian eksperimen, penelitian kuai eksperimen. Sedangkan, aspek kajian sesuai bidang garapan sanggup dibagi menjadi dua, yaitu penelitian kependidikan dan penelitian nonkependidikan (Sukardi, 2004:13-16).
Masalah penelitian sanggup dibagi dalam banyak sekali bidang diantaranya bidang pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi, dan lain-lain. Salah satu bidang penelitian yang memerlukan perhatian khusus ialah bidang penelitian pendidikan. Secara umum metode penyelesaian duduk kasus pada penelitian pendidikan ada dua, yaitu metode kualitatif dan kuantitatif. Salah satu peneltian yang penting dan bermanfaa dalam dunia pendidikan ialah penelitian korelasional.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian korelasional?
2. Apa tujuan dari korelasional?
3. Apa kelebihan dan kelemahan korelasional?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian korelasional.
2. Mengetahui tujuan dari korelasional.
3. Mengetahui kelebihan dan kelemahan korelasional.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penelitian Korelasional
Penelitian hubungan atau korelasional ialah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mensugesti variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variabel (Faenkel dan Wallen, 2008:328). Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting lantaran dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan sanggup mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian. Jenis penelitian ini biasanya melibatkan ukuran statistik/tingkat hubungan yang disebut dengan hubungan (Mc Millan dan Schumacher, dalam Syamsuddin dan Vismaia, 2009:25). Penelitian korelasional memakai instrumen untuk memilih apakah, dan untuk tingkat apa, terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih yang sanggup dikuantitatifkan.
Menurut Gay dalam Sukardi (2004:166) penelitian hubungan ialah salah satu bab penelitian ex-postfacto lantaran biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan pribadi mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang direfleksikan dalam koefisien korelasi. Selanjutnya, Fraenkel dan Wallen (2008:329) sebut penelitian hubungan ke dalam penelitian deskripsi lantaran penelitian tersebut ialah perjuangan menggambarkan kondisi yang sudah terjadi. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha menggambarkan kondisi kini dalam konteks kuantitatif yang direfleksikan dalam variabel.
Penelitian korelasional dilakukan dalam banyak sekali bidang diantaranya pendidikan, sosial, maupun ekonomi. Penelitian ini spesialuntuk terbatas pada panafsiran hubungan antarvariabel saja tidak hingga pada hubungan kausalitas, tetapi penelitian ini sanggup dijadikan pola untuk diajadi penelitian selanjutnya ibarat penelitian eksperimen (Emzir, 2009:38). Menurut Sukardi (2004:166) penelitian hubungan memiliki tiga karakteristik penting untuk para peneliti yang hendak menggunakannya. Tiga karakteristik tersebut ialah sebagai diberikut.
- Penelitian hubungan tepat kalau variabel kompleks dan peneliti mustahil melaksanakan manipulasi dan mengontrol variabel ibarat dalam penelitian eksperimen.
- Memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam setting (lingkungan) nyata.
- Memungkinkan peneliti mendapat derajat asosiasi yang signifikan.
B. Tujuan Penelitian Korelasional
Tujuan penelitian korelasional berdasarkan Suryabrata (dalam Abidin, 2010) ialah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. Sedangkan berdasarkan Gay dalam Emzir (2009:38) Tujuan penelitian korelasional ialah untuk memilih hubungan antara variabel, atau untuk memakai hubungan tersebut untuk membuat prediksi. Studi hubungan biasanya menyelidiki sejumlah variabel yang dipercaya bekerjasama dengan suatu variabel mayor, ibarat hasil berguru variabel yang ternyata tidak memiliki hubungan yang tinggi dieliminasi dari perhatian selanjutnya.
C. Ciri-ciri Penelitian Korelasional
1. Penelitian macam ini cocok dilakukan bila variabel-variabel yang diteliti rumit dan/atau tak sanggup diteliti dengan metode eksperimental atau tak sanggup dimanipulasi.
2. Studi macam ini memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan saling hubungannya secara sekaligus dalam keadaan realistiknya.
3. Output dari penelitian ini ialah taraf atau tinggi-rendahnya saling hubungan dan bukan ada atau tidak adanya saling hubungan tersebut.
4. Dapat digunakan untuk meramalkan variabel tertentu berdasarkan variabel bebas.
D. Macam Penelitian Korelasional
1. Penelitian Hubungan
Penelitian hubungan, relasional, atau hubungan sederhana (seringkali spesialuntuk disebut hubungan saja) digunakan untuk menyelidiki hubungan antara hasil pengukuran terhadap dua variabel yang tidak sama dalam waktu yang bersamaan. Penelitian ini bertujuan untuk memilih tingkat atau derajat hubungan antara sepasang variabel (bivariat). Lebih lanjut, penelitian jenis ini seringkali menjadi bab dari penelitian lain, yang dilakukan sebagai pertama untuk proses penelitian lain yang kompleks. Misalnya, dalam penelitian hubungan multivariat yang mereview hubungan beberapa variabel secara simultan pada umumnya selalu dipertamai dengan penelitian hubungan sederhana untuk melihat bagaimana masing-masing variabel tersebut bekerjasama satu sama lain secara berpasangan.
Dalam penelitian hubungan sederhana ini hubungan antar variabel tersebut ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi. Nilai koofisien hubungan merupakn suatu alat statistik yang digunakan untuk memmenolong peneliti dalam memahami tingkat hubungan tersebut. Nilai koefisien bervariasi dari -1,00 hingga +1,00 diperoleh dengan memakai metode statistik tertentu sesuai dengan abjad dari data masing-masing variabel.
Pada dasarnya, desain penelitian hubungan ini cukup sederhana, yakni spesialuntuk dengan mengumpulkan skor dua variabel dari kelompok subjek yang sama dan kemudian menghitung koefisien korelasinya. Oleh lantaran itu, dalam melaksanakan penelitian ini, pertama-tama peneliti memilih sepasang variabel yang akan diselidiki tingkat hubungannya. Pemilihan kedua variabel tersebut harus didasarkan pada teori, asumsi, hasil penelitian yang menlampaui, atau pengalaman bahwa keduanya sangat mungkin berhubungan.
2. Penelitian Prediktif
Dalam pelaksanaan di bidang pendidikan, banyak situasi yang menghendaki dilakukannya prediksi atau peramalan. Pada pertama tahun pedoman baru, misalnya, setiap sekolah lantaran keterbatasan fasilitas, seringkali harus menyeleksi para pendaftar yang akan diterima menjadi calon siswa baru.
Penelitian hubungan jenis ini memseriuskan pada pengukuran terhadap satu variabel atau lebih yang sanggup digunakan untuk memprediksi atau meramal kejadian di masa yang akan hadir atau variabel lain (Borg & Gall dalam Abidin, 2010). Penelitian ini sebagaimana penelitian relasional, melibatkan penghitungan hubungan antara suatu pola tingkah laris yang kompleks, yakni variabel yang menjadi samasukan prediksi atau yang diramalkan kejadiannya (disebut kriteria), dan variabel lain yang diperkirakan bekerjasama dengan kriteria, yakni variabel yang digunakan untuk memprediksi (disebut prediktor). Teknik yang digunakan untuk mengetahui tingkat prediksi antara kedua variabel tersebut ialah metode analisis regresi yang menghasilkan nilai koefisien regresi, yang dilambangkan dengan R.
Perbedaan yang utama antara penelitian relasional dan penelitian jenis ini terletak pada perkiraan yang mendasari hubungan antar variabel yang diteliti. Dalam penelitian relasional, peneliti berasumsi bahwa hubungan antara kedua variabel terjadi secara dua arah atau dengan kata lain, ia spesialuntuk ingin menyelidiki apakah kedua variabel memiliki hubungan, tanpa memiliki anggapan bahwa variabel yang muncul lebih pertama dari yang lain. Oleh lantaran itu, kedua variabel biasanya diukur dalam waktu yang bersamaan. Sedang dalam penelitian prediktif, di samping ingin menyelidiki hubungan antara dua variabel, peneliti juga memiliki anggapan bahwa salah satu variabel muncul lebih lampau dari yang lain, atau hubungan satu arah. Oleh lantaran itu, tidak ibarat penelitian relasional, kedua variabel diukur dalam waktu yang berurutan, yakni variabel prediktor diukur sebelum variabel kriteria terjadi, dan tidak sanggup sebaliknya.
3. Korelasi Multivariat
Teknik untuk mengukur dan menyelidiki tingkat hubungan antara kombinasi dari tiga variabel atau lebih disebut metode hubungan multivariat. Ada beberapa metode yang sanggup digunakan, dua diantaranya yang akan dibahas di sini adalah: regresi ganda atau multiple regresion dan korelasi kanonik.
Regresi ganda. Memprediksi suatu fenomena yang kompleks spesialuntuk dengan memakai satu faktor (variabel prediktor) seringkali spesialuntuk mempersembahkan hasil yang kurang akurat. Dalam banyak hal, semakin banyak informasi yang diperoleh semakin akurat prediksi yang sanggup dibentuk (Mc Millan & Schumaker dalam Abidin, 2010), yakni dengan memakai kombinasi dua atau lebih variabel prediktor, prediksi terhadap variabel kriteria akan lebih akurat dibanding dengan spesialuntuk memakai masing-masing variabel prediktor secara sendiri-sendiri. melaluiataubersamaini demikian, penambahan jumlah prediktor akan meningkatkan akurasi prediksi kriteria.
Korelasi kanonik. Pada dasarnya metode ini sama dengan regresi ganda, dimana beberapa variabel dikombinasikan untuk memprediksi variabel kriteria. Akan tetapi, tidak ibarat regresi ganda yang spesialuntuk melibatkan satu variabel kriteria, hubungan kanonik melibatkan lebih dari satu variabel kriteria. Korelasi ini berkhasiat untuk menjawaban pertanyaan, bagaimana serangkaian variabel prediktor memprediksi serangkai variabel kriteria? melaluiataubersamaini demikian, hubungan kanonik ini sanggup dianggap sebagai ekspansi dari regresi ganda,dan sebaliknya, regresi berganda sanggup dianggap sebagai bab dari hubungan kanonik (Pedhazur dalam Abidin, 2010). Seringkali hubungan ini digunakan dalam penelitian eksplorasi yang bertujuan untuk meentukan apakah sejumlah variabel memiliki hubungan satu sama lain yang serupa atau tidak sama.
E. Rancangan Penelitian Korelasional
Penelitian korelasional memiliki banyak sekali jenis rancangan. Shaughnessy dan Zechmeinter (dalam Emzir, 2009:48-51), yaitu:
1. Korelasi Bivariat
Rancangan penelitian hubungan bivariat ialah suatu rancangan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antara dua variabel. Hubungan antara dua variabel diukur. Hubungan tersebut memiliki tingkatan dan arah. Tingkat hubungan (bagaimana kuatnya hubungan) biasanya diungkapkan dalam angka antar -1,00 dan +1,00, yang dinamakan koefisien korelasi. Korelasi zero (0) mengindikasikan tidak ada hubungan. Koefisien hubungan yang bergerak ke arah -1,00 atau +1,00, ialah hubungan tepat pada kedua ekstrem (Emzir, 2009:48).
Arah hubungan diindikasikan olh simbol “-“ dan “+”. Suatu hubungan negatif berarti bahwa semakin tinggi skor pada suatu variabel, semakin rendah pula skor pada variabel lain atau sebaliknya. Korelasi positif mengindikasikan bahwa semakin tinggi skor pada suatu variabel, semakin tinggi pula skor pada variabel lain atau sebaliknya (Emzir, 2009:48).
2. Regresi dan Prediksi
Jika terdapat hubungan antara dua variabel dan kita mengetahui skor pada salah satu variabel, skor pada variabel kedua sanggup diprediksikan. Regresi merujuk pada seberapa baik kita sanggup membuat prediksi ini. sepertiyang pendekatan koefisien hubungan baik -1,00 maupun +1,00, prediksi kita sanggup lebih baik.
3. Regresi Jamak (Multiple Regresion)
Regresi jamak ialah ekspansi regresi dan prediksi sederhana dengan penambahan beberapa variabel. Kombinasi beberapa variabel ini mempersembahkan lebih banyak kekuatan kepada kita untuk membuat prediksi yang akurat. Apa yang kita prediksikan disebut variabel kriteria (criterion variable). Apa yang kita gunakan untuk membuat prediksi, variabel-variabel yang sudah diketahui disebut variabel prediktor (predictor variables).
4. Analisis Faktor
Prosedur statistik ini mengidentifikasi pola variabel yang ada. Sejumlah besar variabel dikorelasikan dan terdapatnya antarkorelasi yang tinggi mengindikasikan suatu faktor penting yang umum.
5. Rancangan korelasional yang digunakan untuk menarikdanunik kesimpulan kausal
Terdapat dua rancangan yang sanggup digunakan untuk membuat pernyataan-pernyataan tentang alasannya ialah dan akhir memakai metode korelasional. Rancangan tersebut ialah rancangan analisis jalur (path analysis design) dan rancangan pgual lintas-akhir (cross-lagged pgual design).
Analisis jalur digunakan untuk memilih mana dari sejumlah jalur yang menghubungkan satu variabel dengan variabel lainnya. Sedangkan desain pgual lintas selesai mengukur dua variabel pada dua titik sekaligus.
6. Analisis sistem (System Analysis)
Desain ini melibatkan penerapan mekanisme matematik yang kompleks/rumit untuk memilih proses dinamik, ibarat perubahan sepanjang waktu, jerat umpan balik serta unsur dan aliran hubungan.
Baca Juga
F. Desain Dasar Penelitian Korelasional
Pada dasarnya penelitian korelasioanal melibatkan perhitungan hubungan antara variabel yang komplek (variabel kriteria) dengan variabel lain yang dianggap mempuyai hubungan (variabel prediktor). Langkah-langkah tesebut penelitian ini antara lain secara umum berdasarkan Mc Milan dan Schumaker (2003), yaitu penentuan masalah, peninjauan duduk kasus atau studi pustaka, pertanyaan penelitian atau hipotesis, rancangan penelitian dan metodologi penelitian, pengumpulan data, dan analisis data, simpulan.
1. Penentuan masalah
Dewey (dalam Syamsuddin dan Vismaia, 2009:42) menyatakan duduk kasus dalam penelitian ialah kesentidakboleh antara yang diperlukan dengan kenyataan yang ada atau sesuatu yang dijadikan sasaran yang sudah diputuskan oleh peneliti, tetapi sasaran tersebut tidak tercapai. Disetiap penelitian langkah pertama yang harus dilakukan peneliti ialah memilih duduk kasus penelitian yang akan menjadi serius studinya. Ciri-ciri permasalahan yang layak diteliti ialah yang sanggup diteliti (researchable), memiliki bantuan atau kebermanafaatan bagi banyak pihak, sanggup didukung oleh data empiris serta sesuai kemampuan dan cita-cita peneliti (Sukardi, 2004:27-28). Dalam penelitian korelasional, duduk kasus yang dipilih harus memiliki nilai yang berarti dalam pola sikap fenomena yang kompleks yang memerlukan pemahaman. Disamping itu, variabel yang dimasukkan dalam penelitian harus didasarkan pada pertimbangan, baik secara teoritis maupun nalar, bahwa variabel tersebut memiliki hubungan tertentu. Hal ini biasanya sanggup diperoleh berdasarkan hasil penelitian sebelumnya.
2. Peninjauan Masalah atau Studi Kepustakaan
Sesudah penentuan masalah, aktivitas penelitian yang penting ialah studi kepustakaan yang menjadi dasar pijakan untuk memperoleh landasan teori, kerangka pikir dan penentuan dugaan sementara sehingga peneliti sanggup mengerti, mengalokasikan, mengorganisasikan, dan memakai variasi pustaka dalam bidangnya. Macam-macam sumber untuk memperoleh teori yang berkaitan dengan duduk kasus yang diteliti ialah dari jurnal, laporan hasil penelitian, majalah ilmiah, surat kabar, buku yang relevan, hasil-hasil seminar, artikel ilmiah dan narasumber.
3. Rancangan Penelitian atau Metodologi Penelitian
Pada tahap ini peneliti memilih subjek penelitian yang akan dipilih dan memilih cara pengolahan datanya. Subyek yang dilibatkan dalam penelitian ini harus sanggup diukur dalam variabel-variabel yang menjadi serius penelitian. Subyek tersebut harus relatif homogen dalam faktor-faktor di luar variabel yang diteliti yang mungkin sanggup mensugesti variabel terikat. Bila subyek yang dilibatkan memiliki perbedaan yang berarti dalam faktor-faktor tersebut, hubungan antar variabel yang diteliti menjadi kabur. Untuk mengurangi heterogenitas tersebut, peneliti sanggup mengklasifikasikan subyek menjadi beberapa kelompok berdasarkan tingkat faktor tertentu kemudian menguji hubungan antar variabel penelitian untuk masing-masing kelompok.
4. Pengumpulan Data
Berbagai jenis instrumen sanggup digunakan untuk mengukur dan mengumpulkan data masing-masing variabel, ibarat angket, tes, pedoman interview dan pedoman observasi, tentunya diadaptasi dengan kebutuhan. Data yang dikumpulkan dengan instrumen-instrumen tersebut harus dalam bentuk angka. Dalam penelitian korelasional, pengukuran variabel sanggup dilakukan dalam waktu yang relatif sama. Sedang dalam penelitian prediktif, variabel prediktor harus diukur selang beberapa waktu sebelum variabel kriteria terjadi. Jika tidak demikian, maka prediksi terhadap kriteria tersebut tidak ada artinya.
5. Analisis Data
Pada dasarnya, analisis dalam penelitian korelasional dilakukan dengan cara mengkorelasikan hasil pengukuran suatu variabel dengan hasil pengukuran variabel lain. Dalam penelitian korelasional, metode hubungan bivariat, sesuai dengan jenis datanya, digunakan untuk menghitung tingkat hubungan antara variabel yang satu dengan yang lain. Sedang dalam penelitian prediktif, metode yang digunakan ialah analisis regresi untuk mengetahui tingkat kemampuan prediktif variabel prediktor terhadap variabel kriteria. Namun demikian, sanggup pula digunakan analisis hubungan biasa bila spesialuntuk melibatkan dua variabel. Bila melibatkan lebih dari dua variabel, contohnya untuk memilih apakah dua variabel prediktor atau lebih sanggup digunakan untuk memprediksi variabel kriteria lebih baik dari bila digunakan secara sendiri-sendiri, metode analisis regresi ganda, multiple regresion atau analisis kanonik sanggup digunakan. Hasil analisis tersebut biasanya dilaporkan dalam bentuk nilai koefisien hubungan atau koefisien regresi serta tingkat signifikansinya, disamping proporsi variansi yang disumbangkan oleh variabel bebas terhadap variabel terikat.
Interpretasi data pada penelitian korelasional ialah bila dua variabel hubungkan maka akan menghasil koefisen hubungan dengan simbol (r). Hubungan variabel tersebut ditetapkan dengan nilai dari -1 samapai +1. Nilai (-) menandakan hubungan negatif yang variabelnya saling bertolak belakang dan nilai (+) mengatakan hubungan positif yang variabelnya saling mendekati ke arah yang sama (Syamsudin dan Vismaia, 2009:25).
6. Simpulan
Berisi tentang hasil analisis deskripsi dan pembahasan tentang hal yang diteliti dengan memakai simpel dipahami pembaca secara ringkas.
G. Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Korelasional
Penelitian korelasional mengandung kelebihan-kelebihan, antara lain: kemampuannya untuk menyelidiki hubungan antara beberapa variabel secara tolong-menolong (simultan); dan Penelitian korelasional juga sanggup mempersembahkan informasi tentang derajat (kekuatan) hubungan antara variabel-variabel yang diteliti (Abidin, 2010). Selanjutnya, Sukardi menambahkan kelebihan penelitian ini ialah penelitian ini berkhasiat untuk mengatasi duduk kasus yang berkaitan dengan bidang pendidikan, ekonomi, sosial. melaluiataubersamaini penelitian ini juga memungkinkan untuk menyelidiki beberapa variabel untuk diselidiki secara intensif dan penelitian ini sanggup melaksanakan analisis prediksi tanpa memerlukan sampel yang besar.
Sedangkan, kelemahan penelitian korelasional, antara lain: Hasilnya cuma mengidentifikasi apa sejalan dengan apa, tidak mesti mengatakan saling hubungan yang bersifat kausal; Jika dibandingkan dengan penelitian eksperimental, penelitian korelasional itu kurang tertib- ketat, lantaran kurang melaksanakan kontrol terhadap variabel-variabel bebas; Pola saling hubungan itu sering tak menentu dan kabur; ering merangsang penerapannya sebagai semacam short-gun approach, yaitu memasukkan banyak sekali data tanpa pilih-pilih dan memakai setiap interpretasi yang berkhasiat atau bermakna. (Abidin, 2010).
BAB III
KESIMPULAN
Korelasional ialah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mensugesti variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variabel (Faenkel dan Wallen, 2008:328). Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting lantaran dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan sanggup mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian.
Tujuan penelitian korelasional berdasarkan Suryabrata (dalam Abidin, 2010) ialah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi.
Penelitian korelasional mengandung kelebihan-kelebihan, antara lain: kemampuannya untuk menyelidiki hubungan antara beberapa variabel secara tolong-menolong (simultan) (Abidin, 2010). Selanjutnya, Sukardi menambahkan kelebihan penelitian ini ialah penelitian ini berkhasiat untuk mengatasi duduk kasus yang berkaitan dengan bidang pendidikan, ekonomi, sosial.
Sedangkan, kelemahan penelitian korelasional, antara lain: Hasilnya cuma mengidentifikasi apa sejalan dengan apa, tidak mesti mengatakan saling hubungan yang bersifat kausal; Jika dibandingkan dengan penelitian eksperimental, penelitian korelasional itu kurang tertib- ketat, lantaran kurang melaksanakan kontrol terhadap variabel-variabel bebas.
0 Response to "Makalah Penelitian Korelasional"
Posting Komentar