Makalah Pengertian Penelitian Dan Tipe-Tipe Desain Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bayangkan bahwa kita ingin menilik “pengaruh” jenis kelabuin, status sosial-ekonomi, dan kepribadian terhadap nilai kerja siswa. Apakah kita mengetahui tipe variabel bebas yang kita akan kerjakan? Dapatkah kita memanipulasinya sebagai suatu perlakuan atau variabel aktif didalam studi eksperimental? Dapatkah kita memutuskan subjek secara acak pada aneka macam tingkat variabel bebas, contohnya jenis kelabuin?
Banyak peneliti dalam bidang psikologi, ilmu-ilmu sosial dan pendidikan tidak mau melaksanakan pendekatan eksperimental. Masalah penelitian diatas, sebagai contoh, tidak sanggup diselidiki melalui eksperimen lantaran kita tidak sanggup secara pribadi memanipulasi variabel bebas. Perwujudan jenis kelabuin, status ekonomi-sosial, intelegensi dan kepribadian sudah terjadi sebagaimana adanya. Kita tidak sanggup secara pribadi membuat kondisi eksperimen yang akan menghasilkan perbedaan dalam status sosial-ekonomi, kepribadian, intelegensi, apalagi jenis kelabuin. Oleh lantaran itu dalam makalah yang kami susun, kita akan memakai pendekatan penelitian lain yaitu Penelitian Ex Post Facto yang lebih sesuai dengan tipe permasalahan diatas.
B. Rumusan Masalah
Berangkat dari uraian di atas, rumusan masalah yang diangkat dalam kajian ini yakni sebagai diberikut:
1. Apa yang dimaksud dengan penelitian?
2. Ada berapa tipe dalam tipe-tipe desain penelitian?
3. Apa yang dimaksud penelitian Ex Post Facto?
4. Apa saja langkah-langkah/prosedur penelitian Ex Post Facto?
5. Apa saja belum sempurnanya pendekatan Ex Post Facto?
6. Apa saja kelebihan pendekatan Ex Post Facto?
7. Bagaimana penerapan penelitian Ex Post facto?
8. Apa saja nilai yang tercantum dalam Penelitian Ex Post facto?
C. Tujuan
Sesudah mempelajari makalah ini kita sanggup mengetahui hal-hal apa saja yang harus dilakukan ketika kita akan melaksanakan penelitian dengan memakai penelitian pendekatan Ex Post Facto.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penelitian
Kata Penelitian berasal dari kata bahasa Inggris yaitu research. Research berasal dari kata re, yang berarti kembali dan to search yang berarti mencari. melaluiataubersamaini demikian arti bahwasanya dari research yakni mencari kembali, pencarian berulang-ulang. Dalam bahasa Indonesia, kata research dibakukan menjadi riset
Beberapa hebat mengajukan pendapat terkena arti dari penelitian (riset) di antaranya sebagai diberikut:
· Menurut Parson (1946), penelitian yakni suatu metode untuk menemukan kebenaran serta metode berfikir secara kritis; pencarian atas sesuatu (inquiry) secara sistematis dengan pementingan bahwa pencarian ini dilakukan terhadap masalah-masalah yang sanggup dipecahkan.
· Menurut John (1949), penelitian yakni suatu pencarian fakta berdasarkan metode adil yang terang untuk menemukan hubungan antar fakta dan menghasilkan dalil atau hukum.
· Menurut Dewey (1936), penelitian yakni transformasi yang terkendali atau terarah dari situasi yang dikenal dalam kenyataan-kenyataan yang ada padanya dan hubungannya.
· Menurut Woody (1927), penelitian ialah sebuah metode untuk menemukan kebenaran yang juga ialah sebuah pemikiran kritis (critical thinking), yang mencakup pemdiberian definisi dan redefinisi terhadap masalah, memformulasikan hipotesa, membuat kesimpulan dan sekurang-kurangya mengadakan pengujian yang hati-hati atas suatu kesimpulan untuk menentukan apakah ia cocok dengan hipotesa.
· Menurut Sutrisno Hadi ( 1969:4), penelitian yakni perjuangan menemukan, membuatkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, perjuangan tersebut dilakukan dengan memakai metode-metode ilmiah.
· Menurut J. Supranto (1997:9), penelitian (riset) yakni suatu acara untuk menentukan judul, merumuskan persoalan, kemudian diikuti dengan pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisis data yang dilakukan dengan metode ilmiah secara efisien dan sistematis yang kesannya mempunyai kegunaan untuk mengetahui sesuatu keadaan atau masalah dalam perjuangan pengembangan ilmu pengetahuan atau untuk membuat keputusan dalam rangka pemecahan persoalan.[1]
B. Tipe-Tipe Desain Penelitian
Secara garis besar ada dua macam tipe desain, yaitu: Desain Ex Post Facto dan Desain Eskperimental. Faktor-faktor yang membedakan kedua desain ini ialah pada desain pertama tidak terjadi manipulasi variabel bebas sedang pada desain yang kedua terdapatadanya manipulasi variabel bebas. Tujuan utama penerapan desain yang pertama ialah bersifat eksplorasi dan deskriptif; sedang desain kedua bersifat eksplanatori (sebab akibat). Jika dilihat dari sisi tingkat pemahaman permasalahan yang diteliti, maka desain ex post facto menghasilkan tingkat pemahaman masalah yang dikaji pada tataran permukaan sedangkan desain eksperimental sanggup menghasilkan tingkat pemahaman yang lebih mendalam. Kedua desain utama tersebut mempunyai sub-sub desain yang lebih khusus. Yang termasuk dalam kategori pertama ialah studi lapangan dan survei. Sedang yang termasuk dalam kategori kedua ialah percobaan di lapangan ( field experiment ) dan percobaan di laboratorium (laboratory experiment ) Sub Desain Ex Post Facto.
Ex post facto artinya sehabis fakta. Ex post facto sebagai metode penelitian menunjuk kepada perlakuan atau manipulasi variabel bebas X sudah terjadi sebelumnya sehingga peneliti tidak perlu mempersembahkan perlakuan lagi, tinggal melihat efeknya terhadap variabel terkait. [2]Penelitian dengan rancangan ex post facto sering disebut dengan after the fact. Artinya, penelitian yang dilakukan sehabis suatu insiden itu terjadi (Gay: 1976)[3]. Disebut juga sebagai restropective study lantaran penelitian ini ialah penelitian penelusuran kembali terhadap suatu insiden atau suatu insiden dan kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang sanggup menjadikan insiden tersebut. Dalam pengertian yang lebih khusus, (Furchan, 383:2002) menguraikan bahwa penelitian ex post facto yakni penelitian yang dilakukan sehabis perbedaan-perbedaan dalam variable bebas terjadi lantaran perkembangan suatu insiden secara alami.
Penelitian ex post facto mengambarkan kepada perlakuan atau manipulasi variabel bebas X sudah terjadi sebelumnya sehingga peneliti tidak perlu mempersembahkan lagi, tinggal melihat efeknya pada variabel terkait.[4] Penelitian ex post facto ialah penelitian yang variabel-variabel bebasnya sudah terjadi perlakuan atau treatment tidak dilakukan pada ketika penelitian berlangsung, sehingga penelitian ini biasanya dipisahkan dengan penelitian eksperimen. Peneliti ingin melacak kembali, kalau dimungkinkan, apa yang menjadi faktor penyebab terjadinya sesuatu.
Dalam beberapa hal, penelitian ex post facto sanggup dianggap sebagai kebalikan dari penelitian eksperimen. Sebagai pengganti dari pengambilan dua kelompok yang sama kemudian didiberi perlakuan yang tidak sama. Studi ex post facto dimulai dengan dua kelompok yang tidak sama kemudian memutuskan sebab-sebab dari perbedaan tersebut. Studi ex post facto dimulai dengan melukiskan keadaan sekarang, yang dianggap sebagai akhir dari faktor yang terjadi sebelumnya, kemudian mencoba menilik ke belakang guna memutuskan faktor-faktor yang diduga sebagai penyebabnya.
Penelitian ex post facto mempunyai persamaan dengan penelitian eksperimen. Logika dasar pendekatan dalam ex post facto sama dengan penelitian eksperimen, yaitu adanya variabel x dan y. Kedua metode penelitian tersebut membandingkan dua kelompok yang sama pada kondisi dan situasi tertentu. Perhatiannya dipusatkan untuk mencari atau memutuskan hubungan yang ada di antara variabel-variabel dalam data penelitian. melaluiataubersamaini demikian, banyak jenis isu yang didiberikan oleh eksperimen sanggup juga diperoleh melalui analisis ex post facto.
Peneliti dalam penelitian ex post facto tidak sanggup melaksanakan manipulasi atau pengacakan terhadap variabel-variabel bebasnya. Hal ini menawarkan bahwa perubahan dalam variabel-variabelnya sudah terjadi. Peneliti dihadapkan kepada masalah bagaimana memutuskan alasannya yakni dari akhir yang diamati tersebut. Furchan (383:2001) menyatakan bahwa dengan tidak adanya kemungkinan peneliti untuk melaksanakan manipulasi atau pengacakan.
Hal penting dalam pendekatan ex post facto yakni tidak adanya manipulasi terhadap variabel. Dalam kasus di atas, sanggup didekati dengan ex post facto dengan melihat situasi kelas A dan B yang sebelumnya tidak diadakan manipulasi. Artinya, kelas tersebut berjalan secara alami. Misalnya, hasil ujian kelas A dan B menawarkan perbedaan dari satu siswa ke siswa lainnya. Dari hasil tersebut, dilakukan pembagian terstruktur mengenai antara siswa yang mempunyai nilai tinggi dengan siswa yang mempunyai nilai rendah. Kemudian dihubungkan antara kecemasan dengan hasil nilai. Misalnya ditemukan kesimpulan bahwa nilai di atas rata-rata dikerjakan oleh siswa yang mempunyai kecemasan. Oleh lantaran itu, dampak kecemasan siswa memang besar lengan berkuasa terhadap hasil ujian, yaitu menjadi lebih baik.
Penelitian dengan memakai pendekatan ini tentu saja mempunyai belum sempurnanya. Dari kasus di atas sanggup terlihat satu celah kelemahan bahwa bisa jadi adanya faktor ketiga selain kecemasan yang membuat nilai ujian meningkat. Hal ini dimungkinkan adanya faktor ketiga, yaitu kecerdasan. Selain kecemasan, bisa dimungkinkan bahwa kecemasan yakni situasi lain, sedangkan kecerdasan menjadi penunjang utama.
melaluiataubersamaini demikian penelitian ex post facto sanggup mengkaji hubungan dua variabel bebas atau lebih dalam waktu yang bersamaan untuk menentukan imbas variabel bebas tersebut pada variabel terkait.[5]
D. Langkah-Langkah Penelitian Ex-post facto
Penelitian dengan metode Ex-postfacto mempunyai langkah penting ibarat diberikut :
1) Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui metode Ex-postfacto.
2) Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas.
3) Menentukan tujuan dan manfaat penelitian.
4) Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.
5) Menentukan kerangka berpikir, pertanyaan penelitian, dan hipotesis penelitian.
6) Mendesain metode penelitian yang hendak dipakai termasuk dalam hal ini menentukan populasi, sampel, metode sampling, menentukan instrument pengumpulan data, dan menganalisis data.
7) Mengumpulkan, mengorganisasi, dan menganalisis data dengan memakai metode statistika yang relevan.
8) Membuat laporan penelitian.
Penelitian ex post facto dimulai dengan mendeskripsikan situasi kini yang diasumsikan debagai akhir dari faktor-faktor yang sudah terjadi atau bereaksi sebelumnya. melaluiataubersamaini demikian peneliti harus menoleh kebelakang untuk menentukan faktor-faktor yang diasumsika penyebab, yang sudah beroperasi pada masa yang lalu. Itulah sebabnya pada penelitian ini peneliti tidak bisa mempersembahkan kontrol yang bissa dilakukan dalam penelitian eksperimen yang diharapkan untuk menarikdanunik kesimpulan secara sahih terkena hubungan kausal. Hubungan-hubungan variabel yang dihasilkan dari venelitian ex post facto intinya yakni data variasi yang sama, lantaran tidak ada kontrol peneliti terhadap variabel bebas X yang mungkin sudah menentukan variabel terikat Y. Agar peneliti sanggup menyimpulakan semacam hubungan alasannya yakni akhir antara variabel-variabel, peneliti harus mengumpulkan data untuk mengambarkan bahwa variabel terikat Y tidak menlampaui variabel bebas X atau imbas variabel Y tidak diakibatkan oleh faktor lainyang terhubung dengan faktor penyebab (variabel ekstra diluar variabel bebas X).
Untuk menerangkan bagaimana mekanisme penelitian ex post facto dilaksanakan, diberikut ini akan dikemukaan sebuah contoh.
Peneliti ingin melihat dampak atau hubungan motivasi berguru terhadap atau dengan prestasi berguru berdasarkan jenis kelabuin siswa. Variabel motivasi berguru siswa sudah ada pada diri siswa itu sendiri spesialuntuk tinggal mengukurnya. Artinya, sudah terjadi sebelumnya tanpa harus melaksanakan manipulasi oleh peneliti. Jenis kelabuin siswa sudah jelas, sudah menentukan dan mengelompokan menjadi dua katagori, yakni pria-wanita. Prestasi berguru siswa bisa dilakukan pengukuran dan bisa pula memakai data prestasi yang sudah ada disekolah,misalnya nilai ulangan atau nilai raport, dan nilai lain-lain. Siswa dipilih untuk kelas tertentu sebanyak yang diharapkan dengan jumlah yang sama antara siswa laki-laki dan wanita. Motivasi berguru sanggup ditempatkan sebagai variabel bebas utama, jenis kelabuin ditempat fungsinya sebagai variabel kontrol, dan prestasi berguru sebagai variasi terikat. Jika dilukiskan disainnya yakni sebagai diberikut:
Variabel bebas X | Motivasi berguru (X) | |
Variabel kontrol (jenis kelabuin) | Pria ( | Wanita ( |
Variabel terikat (Y) Prestasi belajar | | |
Analisis hubungan sanggup dilakukan antara skor rata-rata hasil pengukuran motivasi berguru X dengan rata-rata skor hasil pengukuran prestasi berguru Y. Lebih dari itu sanggup pula dilakukan analisis hubungan antara skor rata-rata hasil pengukuran motivasi berguru siswa laki-laki ( ) dengan skor rata-rata hasil pengukuran prestasi hasil berguru siswa laki-laki ( ). Hal yang sama juga terhadap siswa perempuan yaitu hubungan antasa dengan . Disamping itu peneliti sanggup juga membandingkan motivasi berguru siswa laki-laki dengan siswa perempuan ( dengan ) dan perbedaan prestasi berguru siswa laki-laki dengan siswa perempuan ( dengan ). Penelitian diatas sanggup dikembangkan menjadi disain faktorial sederhana 2x2 dengan membagi variabel bebas motivasi berguru menjadi dua katagori. Miaslnya, motivasi berguru kelopok dan motivasi berguru individual.
Jika dilukiskan disainnya sebagai diberikut:
Variabel bebas X | Motivasi belajar Kelompok | Motivasi belajar individual | ||
Variabel kontrol (jenis kelabuin) | Pria | wanita | pria | wanita |
Variabel terikat Y Prestari belajar | | | | |
Analisis hubungan kedua variabel bebas dengan kedua variabel atribut jenik kelabuin pada variabel terikat, prestasi berguru sanggup dijadikan dasar untuk melihat imbas kedua variabel bebas tersebut.
Lebih dari itu penelitian diatas sanggup dikembangkan lebih luas lagi dengan memasukan variabel atribut lain, contohnya tinggi rendahnya motivasi berguru pada setiap jenis kelabuin, sehingga menjadi disain faktorial 2x2x2. Variabel bebas utama motivasi berguru (kelompok-individual) kontrol pertama jenis kelabuin, dan variabel kontrol kedua tinggi rendahnya motivasi dan variabel terikatnya prestasi belajar.
Disainnya sebagai diberikut:
Variabel beba (X) | Motivasi belajar kelompok | |||||||
Variabel kontrol pertama (jenis kelabuin) | Pria | wanita | Pria | wanita | ||||
Variabel kontrol kedua (derajat motivasi) | T | R | T | R | T | R | T | R |
Variabel terikat (Y) Prestasi belajar | | | | | | | | |
Dari pola dan uraian di atas maka penelitian ex post facto sanggup mengkaji hubungan dua variabel atau lebih, terutama variabel bebas aktif dengan variabel bebas atribut terhadap variabel terkait. Variabel bebas aktif, artinya variabel bebas yang sanggup dimanipulasi secara pribadi ibarat metode pengajaran, bimbingan berguru dan lain-lain. Variabel bebas atribut yakni karakteristik yang sudah dimiliki subjek, ibarat jenis kelabuin, motivasi belajar, sikap, minat, dan lain-lain. Untuk pola disain faktorial 2x2x2 di atas, mekanisme yang dilakukan peneliti yakni sebagai diberikut.
1. Peneliti melaksanakan pengukuran terhadap sejumlah siswa kelas tertentu laki-laki dan perempuan terkena motivasi berguru kelompok dan motivasi berguru individual. Satu kelompok siswa diukur motivasi berguru kelompok, satu kelompok siswa lagi diukur motivasi berguru individual.
2. Hasil pengukuran dua jenis motivasi berguru tersebut dipisahkan antara laki-laki dan wanita, sehingga ada empat katagori, yakni hasil pengukuran motivasi berguru kelompok siswa laki-laki dan siswa wanita, hasil pengukuran motivasi berguru individual laki-laki dan wanita.
3. Hasil pengukuran masing-masing motivasi berguru untuk setiap jenis kelabuin (pria-wanita) dibedakan menjadi dua katagori, yakni motivasi tinggi dan motivasi rendah. Untuk itu buat kriteria motivasi tinggi dan motivasi rendah berdasarkan hasil pengukuran yang dicapainya. melaluiataubersamaini demikian akan terdapat delapan kelompok siswa atau delapan sel yang jumlahnya harus diusahakan sama. Sel 1 yakni siswa laki-laki yang memperoleh skor motivasi berguru kelompok kategori tinggi, sel 2 siswa laki-laki yang memperoleh skor motivasi kelompok kategori rendah. Sel 3 siswa perempuan yang memperoleh skor motivasi berguru kelompok kategori tinggi, sel 4 siswa perempuan yang memperoleh skor motivasi berguru kelompok kategori rendah. Sel 5 siswa laki-laki yang memperoleh skor motivasi individual kategori tinggi, sel 6 siswa laki-laki yang memperoleh skor motivasi belajat individual kategori rendah. Sel 7 siswa perempuan yang memperoleh skor motivasi berguru individual kategori tinggi. Sel 8 siswa perempuan yang memperoleh skor motivasi berguru individual kategori rendah.
4. Mengadakan pengukuran prestasi berguru siswa kedelapan kelompok tersebut secara bersamaan. Ika tidak perlu diukur, peneliti sanggup memakai prestasi berguru yang sudah ada, contohnya hasil ulangan atau nilai raport.
5. Melakukan analisis hasil pengukuran prestasi berguru un tuk menentukan efek-efek yang terjadi dari kedua variabel bebas dan kedua variabel atribut pada prestasi berguru sebagai variabel terikatnya. Hasil analisis sanggup dipakai untuk menguji hipotesis yag dibentuk sebelumnya berdasarkan disain faktorial.
E. Kekurangan Pendekatan Ex Post Facto
Pendekatan ex post facto mempunyai beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut yakni sebagai diberikut:
1) Tidak adanya kontrol terhadap variabel bebas.
Oleh lantaran tidak adanya kontrol terhadap variabel bebas, maka sukar untuk memperoleh kepastian bahwa faktor-faktor penyebab yang relevan sudah benar-benar tercakup dalam kelompok faktor-faktor yang sedang diselidiki.
Oleh lantaran tidak adanya kontrol terhadap variabel bebas, maka sukar untuk memperoleh kepastian bahwa faktor-faktor penyebab yang relevan sudah benar-benar tercakup dalam kelompok faktor-faktor yang sedang diselidiki.
2) Kenyataan bahwa faktor penyebab bukanlah faktor tunggal, melainkan kombinasi dan interaksi antara aneka macam faktor dalam kondisi tertentu untuk menghasilkan imbas yang disaksikan, mengakibatkan soalnya sangat kompleks.
3) Suatu tanda-tanda mungkin tidak spesialuntuk ialah akhir dari sebab-sebab ganda, tetapi sanggup pula disebabkan oleh sesuatu alasannya yakni pada insiden tertentu dan oleh lain alasannya yakni pada insiden lain.
4) Apabila saling hubungan antar dua variabel sudah diketemukan, mungkin sukar untuk menentukan mana yang alasannya yakni dan mana yang akibat.
5) Kenyataan bahwa dua, atau lebih, faktor saling bekerjasama tidaklah mesti memdiberi implikasi adanya hubungan alasannya yakni akibat.
6) Menggolongkan-golongkan subjek ke dalam kategori dikotomi (misalnya golongan cendekia dan golongan bodoh) untuk tujuan perbandingan, menjadikan persoalan-persoalan, lantaran kategori-kategori itu sifatnya kabur, bervariasi, dan tak mantap.
7) Studi komparatif dalam situasi alami tidak memungkinkan pemilihan subyek secara terkontrol. Menempatkan kelompok yang sudah ada yang mempunyai kesamaan dalam aneka macam hal kecuali dalam hal dihadapkannya kepada variabel bebas yakni sangat sukar.
F. Keunggulan Penelitian dengan Pendekatan Ex Post Facto
Metode ini baik untuk aneka macam keadaan kalau metode yang lebih kuat, yaitu metode eksperimental, tak sanggup digunakan. Apabila tidak selalu mungkin untuk memilih, mengontrol, dan memanipulasikan faktor-faktor yang perlu untuk menilik hubungan alasannya yakni akhir secara langsung. Apabila pengontrolan terhadap tiruana variabel kecuali variabel bebas sangat tidak realistik dan dibuat-buat, yang mencegah interaksi normal dengan lain-lain variabel yang berpengaruh.
Apabila control di laboratorium untuk aneka macam tujuan penelitian yakni tidak praktis, terlalu mahal, atau dipandang dari segi moral diragukan atau dipertanyakan. Studi kausal-komparatif menghasilkan isu yang sangat mempunyai kegunaan terkena sifat-sifat tanda-tanda yang dipersoalkan: apa sejalan dengan apa, dalam kondisi apa, pada perurutan dan pola yang bagaimana, dan sejenis dengan itu. Perbaikan-perbaikan dalam hal metode, metode statistik, dan rancangan dengan kontrol parsial, pada akhir-akhir ini sudah membuat studi kausal komparatif itu lebih sanggup dipertanggungjawabankan.
G. Penerapan Penelitian Ex Post facto
Mari kita renungkan terkena penelitian-penelitian korelasional. Hipotesis pada penelitian-penelitian hubungan pada umumnya ditetapkan dalam pernyataan hubungan “Jika p, maka q.” Dalam kasus demikian itu, variabel X secara spesifik diidentikan sebagai variabel bebas sementara itu Y yakni variabel terikat. Sungguh pun demikian hal ini tidak mempersembahkan kesan bahwa tiruana penelitian korelasional diidentifikasikan adanya variabel bebas dan variabel terikat. Beberapa peneliti yang memakai pendekatan korelasional spesialuntuk memperhatikan aspek hubungan dua variabel tanpa mengasumsikan bahwa sesuatu yakni fungsi dari sesuatu yang lain, ibarat hubungan antara tingkah laris anakdidik atau antara perilaku bekerja dan kepuasan dalam bekerja. Tipe penelitian hubungan ini tidak berusaha untuk mengidentifikasi hubungan sebab-akibat.
Suatu aturan yang disahkan bahwa, apabila hipotesis ditetapkan dalam hubungan sebab-akibat dan variabel-variabel tersebut ternyata berkorelasi, maka penelitian demikian bahwasanya yakni penelitian ex post facto. Korelasi dan kausal komparatif atau penelitian ex post facto membingungkan lantaran keduanya tidak dilakukan manipulasi sebagaimana yang bisa digunakan. Ada perbedaan yang niscaya antara keduanya yaitu pada penelitian ex post facto berusaha mengidentifikasi hubungan sebab-akibat, sedangkan pada penelitian korelasional tidak mengidentifikasi adanya hubungan tersebut.
Berikut ini yakni beberapa judul penelitian hubungan yang dilakukan pada penyelidikan inovasi ex post facto:
1. “Perceived Evaluation by Significant Others: Its Relationship to Self-Concept, Academic and Personality Traits of Grade Four Elementary School Children” oleh Lilia P. Victoria (PNC, 1982).
2. “Some Factors in Job Statisfaction Among Employees in a Five-star Hotel in Metro Manila” oleh Arthur M. Lopez (UST, 1983).
3. “the relationship of Selected Variables Age, Sex, SES, IQ, Birth Order) to the Moral Judgment of Elementary School Children” oleh Rosa B Doyola (PNC, 1982).
4. ‘Factors Associated with Parental Acceptance-Rejection Among Filipino Urban Parents” oleh Eulalia C. Himoc (PNC, 1982).
Kita sanggup mencatat bahwa setiap penelitian tersebut diatas yakni “studi lapangan”. Dalam pandangan ini, variabel-variabel ex post facto yang diselidiki yakni variabel yang diperoleh dari struktur sosial yang nyata. Hipotesis diuji dalam situasi yang hidup ibarat keluarga, sekolah, hotel dan masyarakat.
Kerlinger (1973) sebut bahwa penelitian lapangan dalam kenyataannya yakni penyelidikan ex post facto. Penelitian dalam penelitian lapangan memperhatikan institusi sosial dan kemudian mereview situasi hubungan antara sikap, nilai, persepsi, tingkah-laku individu dan kelompok. Biasanya tidak ada variabel bebas yang dimanipulasi. Hal ini tidak sanggup dilakukan.
H. Nilai Penelitian Ex Post facto
Seperti sudah disebutkan bahwa banyak variabel dalam bidang sosial, psikologi dan pendidikan ialah bidang studi yang penting tetapi bukan hal yang tidak mungkindiselidiki melalui eksperimental sungguhan. Walaupun kontrol pribadi mustahil dilakukan, inovasi terkontrol sanggup dilakukan dalam ex post facto dan pengontrolan variabel yang mustahil dilakukan. Hal tersebut membuat peneliti menjadi pantas dan sah. Untuk alasan ini, penemuan, penafsiran dan pengambilan kesimpulan di dalam penelitian ex post facto bila dilakukan dengan tepat, akan sangat bernilai bagi ilmuwan dan orang-orang awam.
Suatu pola ilustrasi. Sanchez (1983) dalam tesis masternya, menyelidki faktor-faktor yang bekerjasama dengan kreativitas diantara anakdidik-anakdidik kelas empat sampau kelas enam di wilayah pedesaan. Penelitian ini dipertimbangkan sebagai ex post facto atau kausal-komparatif dengan alasan bahwa langkah pertama yang dilakukan yakni mengidentifikasi anak laki-laki dan perempuan yang berkreativitas tinggi dan rendah. Proses penelitian ini yakni ex post facto karena kreativitas anakdidik-anakdidik sudah terjadi sebelum menguji anakdidik-urid tersebut. Tes yang dipakai yakni tes berfikir kreatif dari Torrance Gambar Form A.
Sesudah langkah ini ia membandingkan dua kelompok anakdidik yang berkreativitas tinggi dan rendah dengan variabel bebas sebagai diberikut:
· Interaksi orang tua-anakdidik
· Kegiatan diluar sekolah
· Status sosial-ekonomi
· Intelegensi
· Kepribadian
· Konsep diri
Sekali lagi bahwa variabel-variabel tersebu, yaitu kreativitas sudah terjadi sebelum anakdidik-anakdidik diuji kreativitas melalui variabel yang disebutkn diatas. Dalam hubungan ini, penelitian menilik sebab-sebab dari tinggi dan rendahnya kreativitas melalui variabel yang disebutkan diatas. Dalam penelitian eksperimental, yang dijelaskan pada cuilan terlampau, peneliti sanggup membuat alasannya yakni melalui pemdiberian perlakuan pada kelompok; pada penelitian ex post facto peneliti tidak sanggup membuat kelompok untuk menggambarkan sebab-sebab dengan alasan sederhana yaitu variabel yang ada.[6]
BAB III
KESIMPULAN
· Kata Penelitian berasal dari kata bahasa Inggris yaitu research. Research berasal dari kata re, yang berarti kembali dan to search yang berarti mencari. melaluiataubersamaini demikian arti bahwasanya dari research yakni mencari kembali, pencarian berulang-ulang. Dalam bahasa Indonesia, kata research dibakukan menjadi riset.
· Secara garis besar ada dua macam tipe desain, yaitu: Desain Ex Post Facto dan Desain Eskperimental.
· Ex post facto artinya sehabis fakta. ex post facto sering disebut dengan after the fact. Artinya, penelitian yang dilakukan sehabis suatu insiden itu terjadi (Gay: 1976). Disebut juga sebagai restropective study lantaran penelitian ini ialah penelitian penelusuran kembali terhadap suatu insiden atau suatu insiden dan kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang sanggup menjadikan insiden tersebut. Dalam pengertian yang lebih khusus, (Furchan, 383:2002) menguraikan bahwa penelitian ex post facto yakni penelitian yang dilakukan sehabis perbedaan-perbedaan dalam variable bebas terjadi lantaran perkembangan suatu insiden secara alami.
· Penelitian dengan metode Ex-postfacto mempunyai langkah penting ibarat diberikut :
1) Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui metode Ex-postfacto.
2) Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas.
3) Menentukan tujuan dan manfaat penelitian.
4) Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.
5) Menentukan kerangka berpikir, pertanyaan penelitian, dan hipotesis penelitian.
6) Mendesain metode penelitian yang hendak dipakai termasuk dalam hal ini menentukan populasi, sampel, metode sampling, menentukan instrument pengumpulan data, dan menganalisis data.
7) Mengumpulkan, mengorganisasi, dan menganalisis data dengan memakai metode statistika yang relevan.
8) Membuat laporan penelitian.
· Kelemahan utama dalam penelitian Ex post facto yaitu : pertama, tidak bisa memanipulasi variabel bebas secara sengaja; dan kedua, peneliti tidak sanggup memutuskan subjek-subjek secara acak pada tingkatan kelompok variabel yang diteliti.
· Keunggulan penelitian ex post facto yaitu Metode ini baik untuk aneka macam keadaan.
· Penerapan penelitian ex post facto berusaha mengidentifikasi hubungan sebab-akibat.
· penelitian ex post facto bila dilakukan dengan tepat, akan sangat bernilai bagi ilmuwan dan orang-orang awam.
DAFTAR PUSTAKA
Suryana, Yaya.dkk. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: TSAbitA.
Suryabarata, Sumadi. 1983. Metodoliogi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta : Bumi Aksara.
Sevilla, Consuelo.G. dkk. 1993. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta : UI Press.
Sudjana, Nana. 2009. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru Algensindo.
Sugiyono. 20011. Metode Penelitian pendidikan. Bandung : ALFABETA
0 Response to "Makalah Pengertian Penelitian Dan Tipe-Tipe Desain Penelitian"
Posting Komentar