Proposal Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Prestasi Berguru Siswa Pada Bahan Pokok Shalat Berjamaah Siswa Kelas Vii Smpn Cisaat Sukabumi




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
            Proses mencar ilmu mengajar dengan guru sebagai pemegang kiprah utamanya ialah inti dari proses pendidikan secara keseluruhan. Dalam proses mencar ilmu mengajar terjadi proses yang integral antara kegiatan mengajar guru dengan kegiatan mencar ilmu siswa. Apalagi di kelas banyak duduk kasus yang diteliti salah satunya yaitu siswa belum mendapat nilai yang dibutuhkan sesuai dengan Standar Kompetensi dalam mencar ilmu PAI materi shalat berjamaah disebkan alasannya yaitu tidak tertarik dalam penyampaian materi, seharusnya materi shalat berjamaah menggunakan metode demonstrasi atau metode gerakan.
            Menurut W.J.S Purwadarminto (1987:767) menyatakan bahwa prestasi mencar ilmu yaitu hasil yang dicapai sebaik-baiknya berdasarkan kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap hal-hal yang dikerjakan atau dilakukan. Apalagi dalam proses mencar ilmu mengajar harus diperhatikan empat komponen meliputi: tujuan, bahan, metode, media, dan evaluasi. Dan salah satu komponen yang cukup berperan dalam proses mencar ilmu mengajar yaitu metode. Karena metode ialah cara yang efektif dan efisien berarti tidak memerlukan waktu usang untuk menjadikan anak memahami materi.
            Dilihat dari realitas kini banyak yang terjadi siswa belum mendapat hasil yang sudah di standarisasikan dalam mencar ilmu dikarenakan dilihat dari metode yang digunakan oleh guru. Karena hal itu guru dituntut harus profesional, setiap guru harus mengetahui kegunaan metode yang pantas digunakan untuk memberikan sebuah materi.
                       Metode demonstrasi yaitu metode yang tepat untuk memberikan materi shalat berjamaah. Metode demonstrasi itu sendiri yaitu metode mengajar dengan memperagakan bahan, kejadian, dan aturan. Melakukan suatu kegiatan baik secara pribadi maupun melalui media pengajarannya.
                       Menurut Sobry Sutikno (2008:93) bahwa tujuan pokok metode ini dalam proses pembelajaran yaitu untuk memperjelas pengertian konsep dan memperlihatkan cara melaksanakan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu.
            Menurut Muhibbin Syah (2006:209) laba psikologi paedagogis yang di sanggup di raih dengan menggunakan metode demonsrasi antara lain:
1.      Perhatian siswa sanggup lebih dipusatkan
2.      Proses mencar ilmu siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari
3.      Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih menempel dalam diri siswa (Daradjat:1985)
            Menurut S. Nasution dalam buku Muhibbin Syah (2006:209) bahwa metode demonstrasi dengan menggunakan alat peraga bermanfaa untuk :
1.      Menambah kegiatan mencar ilmu siswa alasannya yaitu ia turut melaksanakan kegiatan peragaan.
2.      Menghemat waktu mencar ilmu di kelas.
3.      Menjadikan hasil mencar ilmu yang lebih mantap dan permguan.
4.      Memmenolong siswa dalam mengejar ketertinggalan penguasaan atas materi pelajaran.
5.      Membangkitkan minat dan kegiatan siswa.
6.      Memdiberikan pemahaman yang lebih tepat dan jelas.
B.     Perumusan dan Pemecahan Masalah
·         Perumusan masalah
            Adapun yang menjadi rumusan duduk kasus dalam penelitian ini adalah: “Apakah penerapan metode demonstrasi akan sanggup meningkatkan prestasi mencar ilmu siswa dalam mencar ilmu PAI materi shalat berjamaah.
·    Pemecahan duduk kasus
Untuk mengatasi  masalah prestasi mencar ilmu siswa pada pelajaran PAI materi shalat berjamaah sanggup dilakukan dengan menggunakan metode demonstrasi. Oleh alasannya yaitu itu penulis menuliskan hipotesis tindakan “Metode demonstrasi sanggup meningkatkan prestasi mencar ilmu siswa pada pelajaran PAI materi shalat berjamaah”

C.    Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.      Tujuan Penelitian
       Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk meningkatkan prestasi mencar ilmu siswa kelas VII SMPN CISAAT SUKABUMI pada materi shalat berjamah. Secara khusus tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui :
a.       Mengetahui sejauh mana prestasi mencar ilmu siswa kelas VII SMPN CISAAT SUKABUMI  pada materi shalat berjamah.
b.      Mengetahui sejauh mana keberhasilan metode demonstrasi dalam proses pembelajaran PAI materi shalat berjamaah di kelas VII SMPN CISAAT  SUKABUMI
c.       Mengetahui keterkaitan antara metode demonstrasi dengan tingkat keberhasilan prestasi mencar ilmu siswa kelas VII SMPN CISAAT SUKABUMI  perihal materi shalat berjamaah.
2.      Manfaat Penelitian
Manfaat yang dibutuhkan dari penelitian ini yaitu :
a.       Bagi penulis ialah alat untuk berbagi diri sebagai guru yang profesional.
b.      Bagi siswa sanggup meningkatkan prestasi mencar ilmu dengan menggunakan metode demonstrasi pada materi shalat berjamaah.
c.       Bagi guru sanggup menjadi materi contoh dalam menyusun planning dan melaksanakan pembelajaran menggunakan metode pembelajaran yang sesuai.

D.     Kerangka Berpikir
            Seseorang akan berhasil dalam belajar, kalau pada dirinya ada keinginan untuk belajar. Adapun faktor-faktor yang menghipnotis prestasi mencar ilmu yaitu faktor intern yang meliputi intelegensi, minat, fisik dan psikis, dan faktor ekstern meliputi guru, lingkungan, keluarga dan sumber-sumber belajar.
 Keberhasilan prestasi mencar ilmu siswa salah satunya bisa berhasil didasarkan pada metode pembelajaran, adapun metode pembelajaran yaitu cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan pendidik semoga terjadi proses mencar ilmu pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan M. Sobry Sutikno (2007:85).  Sedangkan berdasarkan Muhibbin Syah (2006:201) metode pembelajaran yaitu cara meliputi mekanisme buku untuk melaksanakan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada siswa.
          Agar prestasi mencar ilmu siswa tersebut sanggup tercapai secara optimal, maka guru harus bisa menggunakan metode yang tepat dengan materi yang akan disampaikan. Apalagi dalam materi shalat berjamaah harus menggunakan metode demonstrasi. Metode demonstrasi yaitu metode mengajar dengan cara mempergakan barang, kegiatan, baik secara pribadi maupun melalui penerapan media pembelajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang akan disampaikan. Metode demonstrasi sangat tepat digunakan dalam pelajaran PAI materi shalat berjamaah.
Adapun manfaat metode demonstrasi yaitu:
1.      Menambah kegiatan mencar ilmu siswa alasannya yaitu ia turut melaksanakan kegiatan peragaan.
2.      Menghemat waktu mencar ilmu di kelas.
3.      Menjadikan hasil mencar ilmu yang lebih mantap dan permguan.
4.      Memmenolong siswa dalam mengejar ketertinggalan penguasaan atas materi pelajaran.
5.      Membangkitkan minat dan kegiatan siswa.
6.      Memdiberikan pemahaman yang lebih tepat dan jelas.

E.     Hipotesis Tindakan
Dalam penelitian ini penulis menuliskan hipotesis tindakan “Metode demonstrasi sanggup meningkatkan prestasi mencar ilmu siswa pada pelajaran PAI materi shalat berjamaah.”




F. Langkah-Langkah Penelitian
1.      Menentukan Jenis Data
Berdasarkan sifatnya, data dibedakan atas dua yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.
a.       Data Kualitatif ialah suatu pendekatan dalam melaksanakan penelitian yang berorientasi pada fenomena atau tanda-tanda yang bersifat alami, sifatnya fundamental dan naturalistis atau bersifat kealamian serta tidak bisa dilakukan di laboratorium melainkan dilapangan. Data kualitatif, terdiri dari data yang diperoleh melalui wawancara, rekaman, data fisik, yang bisa dikumpulkan. Paradigma kualitatif digunakan untuk memahami personalitas subyektif. Kualitatif berkenaan dengan kondisi objek penelitian menyerupai lingkungan sekolah ini termasuk lingkungan pinggiran kota Bandung tepatnya di Desa Cibiru kecamatan Cileunyi. Kelas yang digunakan untuk mengadakan PTK yaitu kelas VII, ruang kelas ini menghadap ke barat dan di samping kelas tersebut terdapat ruang guru dan ruang kepala sekolah.
b.      Data Kuantitatif (metode tradisional) ialah data melaui survey dan statistika ( data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik), kuantitatif digunakan untuk melaksanakan deskripsi data yang ada. Metode Ini juga disebut metode discover, alasannya yaitu dengan metode ini sanggup ditemukan dan dikembangkan banyak sekali iptek baru. Prinsip umum yang digunakan penelitian kuantitatif yaitu logico-hipotetico-verifikatif sebagai cirri utama positivisme, dimana sebuah penelitian harus memenuhi kriteria dasar rasional, empiric dan terukur. Mengenai data yang diperoleh bahwa penelitian tindakan kelas ini dimulai pada tanggal 6 hingga tanggal 13 Mei 2011, jumlah siswa kelas yang menjadi eksperimen yaitu 18 orang siswa terdiri dari 8 orang pria dan 10 orang perempuan. Sedangkan jumlah guru yaitu 10 orang dengan 6 ruang kelas.  



2.      Sumber Data
Sumber data yaitu subjek darimana data sanggup diperoleh, sanggup berupa materi pustaka atau berupa orang (informasi atau responden).
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
a.       Sumber data insan (primer) yang meliputi : pengurus, kepala sekolah, guru, siswa. Yang kebetulan penulis wawancara yaitu guru mata pelajaran PAI, yang kemudian peneliti perluas dengan memdiberi tes kepada siswa sehabis mengikuti pembelajaran dengan penerapan metode demonstrasi dan lembar observasi kinerja guru dikala kegiatan pembelajaran sedang berlangsung. 
b.      Sumber data non insan (sekunder) yang meliputi :
Dokumentasi, masukana dan pramasukana dan sumber data lainnya yang berafiliasi dengan pembahasan, baik itu berupa silabus RPP hasil tes dan lain sebagainya.  

3.      Alat Pengumpul Data
·         Alat pengumpul data
a.       Silabus dan RPP
              Silabus yaitu planning pembelajaran pada suatu dan/ atau kelompok mata pelajaran tertetentu yang meliputi beberapa aspek standar kompetensi, kompetensi dasar, materi, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan belajar. Silabus ialah pembagian terstruktur mengenai standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
Pengembangan silabus sanggup dilakukan oleh para guru secara sanggup berdiri diatas kaki sendiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) dan dinas pendidikan.
             RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yaitu planning yang menggambarkan mekanisme dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai suatu kompetensi dasar yang diputuskan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup planning pembelajaran paling luas meliputi beberapa aspek satu kompetensi dasar yang terdiri atas satu atau beberapa indikator untuk satu kali pertemuan atau lebih. RPP ialah bab dari perencanaan proses pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran , materi ajar, metode pengajaran, sumber mencar ilmu dan penilaian hasil belajar.
            Prinsip-prinsip penyusunan RPP yaitu sebagai  diberikut :
·         Memperhatikan perbedaan individu akseptor didik.
·         Mendorong partisipasi aktif akseptor didik.
·         Mengembangkan budaya membaca dan menulis.
·         Memdiberikan umpan balik dan tindak lanjut.
·         Keterkaitan dan keterpaduan.
·         Menerapkan teknologi isu dan komunikasi.
b.      Tes
Tes ialah alat atau mekanisme yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Gilbert Sax (1980) yang dikutip Suharsimi Arikunto (2007:56) sebut beberapa kelemahan tes di antaranya :
·         Adakalanya tes (secara psikologi terpaksa) menyinggung pribadi seseorang (walaupun tidak disengaja demikian), contohnya dalam rumusan soal, pelaksanaan maupun pengumuman hasil.
·         Tes menyebabkan kecemasan sehingga menghipnotis hasil mencar ilmu yang murni.
Ciri-ciri tes yang baik yaitu memiliki, persyaratan sebagai diberikut :
·         Validitas/ketepatan (sebuah data atau isu dikatakan valid apabila sesuai dengan keadaan senyatanya).
·         Reliabilitas/ketetapan (seorang dikatakan sanggup diandalkan kalau orang tersebut selalu berbicara ajeg, tidak berubah-ubah pembicaraanya dari waktu ke waktu).
·         Objektivitas (sebuah tes dikatakan mempunyai objektivitas apabila dalam melaksanakan tes itu tidak ada faktor subjektivitas yang mempengarui).
·         Praktikabilitas ( sebuah tes dikatakan mempunyai praktibilitas yang tinggi apabila tes tersebut bersifat mudah mudah pengadministrasiannya).
·         Ekonomis ( pelaksanaan tes tersebut tidak membutuhkan biaya yang mahal, tenaga yang banyak dan waktu yang lama). 

4.      Analisis Data
Irawan Soehartono (2002) yang dikutip Gunawan Undang (2008:84) menandakan bahwa analisis data yang dilakukan diadaptasi dengan tujuan penelitian. Penelitian yang bertujuan untuk mempersembahkan citra cukup menyajikan tabel tunggal dengan jumlah dan persentase untuk setiap kategori.
 Data yang dikumpulkan pada setiap observasi pada setiap pelaksanaan siklus penelitian di analisis secara deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode penilaian hasil/nilai pengisian soal yang diperoleh masing-masing akseptor didik untuk mengetahui prestasi mencar ilmu mereka wacana shalat berjamaah dalam kegiatan mencar ilmu mengajar berlangsung.
·         Data hasil mencar ilmu : dengan menganalisis nilai hasil tes selama 2 siklus.
·         Data hasil observasi: analisis observasi dilakukan dengan melihat penilaian  guru PAI wacana pembelajaran shalat berjamaah  dengan menerapkan metode demonstrasi. Penilaian dari guru PAI menjadi masukan pada proses pembelajaran untuk siklus selanjutnya.
 

KAJIAN TEORI

1.      Metode Demonstrasi
a.       Pengertian Metode Demonstrasi
     Metode berasal dari bahasa latin “meta” yang berarti melalui, dan “hodos” yang berarti jalan  atau ke atau cara ke. Dalam bahasa arab metode disebut “thariqah” artinya jalan, cara, sistem atau ketertiban dalam mengerjakan sesuatu. Sedangkan berdasarkan istilah sistem atau cara yang mengatur suatu cita-cita. Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai suatu cara atau mekanisme yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu.
            Metode demonstrasi yaitu cara penyajian materi pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses. Situasi atas benda tertentu yang sedang dipelajari. Baik bahwasanya maupun tiruan tertentu yang sedang dipelajari, baik bahwasanya maupun tiruan, yang sering disertai dengan penje,asan lisan. (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2002:102)
            Metode demonstrasi yaitu metode mengajar dengan memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melaksanakan suatu kegiatan, baik secara pribadi maupun melalui media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan
            Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar (1995:49) mengemukakan metode demonstrasi yaitu metode mengajar dengan menggunakan alat peraga (meragakan), untuk memeperjelas suatu pengertian, atau alat untuk memperlihatkan bagaimana melaksanakan sesuatu dan jalannya suatu proses pembuatan tertentu pada siswa.
            Menurut Zakiah Darajat dkk (1995:295) Metode Demonstrasi yaitu metode mengajar yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian untuk memperlihatkan bagaimana melaksanakan sesuatu kepada anak didik.
                        Metode demonstrasi yaitu metode mengajar dengan memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melaksanakan suatu kegiatan baik secara pribadi maupun melalui media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan yang sedang disajikan. (M. Sobry Sutikno: 2008 : 93).
Metode demonstrasi dalam proses mencar ilmu mengajar ialah metode yang dipergunakan oleh seorang guru atau orang luar yang sengaja dihadirkan atau anakdidik sekalipun untuk mempertunjukkan gerakan-gerakan atau suatu proses dengan mekanisme yang benar disertai ketengan-ketrengan kepada seluruh kelas. (Mansyur, 1992:144)
            Metode demonstrasi yaitu pertunjukan wacana proses terjadinya suatu kejadian atau benda hingga pada penampilan tingkah laris yang dicontohkan semoga sanggup diketahui dan dipahami oleh akseptor didik secara nyata atau tiruannya (Syaiful Sagala, 2010).
     Sedangkan Basyiruddin Usman (2001:45) menyatakan bahwa metode demonstrasi yaitu salah satu metode yang dilakukan oleh seorang guru atau orang lain yang secara sengaja diminta atau siswa sendiri ditunjuk untuk memperlihatkan kepada kelas wacana suatu proses atau cara melaksanakan sesuatu. Misalnya demonstrasi wacana cara memandikan jenazah dengan menggunakan model atau boneka.
            Berdasarkan beberapa pendapat yang sudah dikemukakan di atas, sanggup fiambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan metode demonstrasi yaitu suatu metode yang dipergunakan oleh seorang guru, orang luar yang sengaja diminta atau anakdidik sekalipun untuk mempertunjukkan gerakan-gerakan atau suatu proses dengan mekanisme yang benar disertai keterangan-ketengan kepada seluruh siswa.
b.      Tujuan dan Fungsi Metode Demonstrasi
            Keberhasilan dalam menggunakan metode demonstrasi ini sangat bergantung pada kemampuan guru dalam menguasai materi dan kemampuan guru dalam memperagakan atau mempraktekkan materi dengan baik dan benar.
Tujuan pokok penerapan metode ini dalam proses pembelajaran yaitu untuk memperjelas pengertian konsep dan memperlihatkan cara melaksanakan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu. (Sobry sutikno, 2008:93)
            Adapun metode demonstrasi ini lebih berfungsi sebagai taktik mengajar yang digunakan untuk menjalankan metode mengajar tertentu menyerupai ceramah dan lain-lain. (Muhibbin Syah, 2008:208)
Aspek yang penting dalam menggunakan metode demonstrasi adalah:
·         Demonstrasi akan menjadi metode yang baik apabila alat yang di demonstrasikan tidak bisa diamati dengan seksama oleh siswa
·         Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak diikuti oleh kegiatan dimana siswa sendiri sanggup ikut memperhatikan dan menjadi kegiatan mereka sebagai pengalaman yang berharga.
·         Tidak tiruana hala sanggup di demonstrasikan di kelas dikarenakan alat-alat yang terlalu besar atau yang berada di kawasan lain yang tempatnya jauh dari kelas.
·         Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis
c.       Kelebihan Metode Demonstrasi
Menurut Zakiah Darajat, dkk (1995:297) kelebihan metode demonstrasi yaitu:
·         Perhatian anak didik sanggup dipusatkan, dan titik berat yang dianggap penting oleh guru sanggup diamati secara tajam.
·         Perhatian anak didik akan lebih terpusat pada apa yang didemonstrasikan, jadi proses anak didik akan lebih terarah dan akan mengurangi perhatian anak didik kepada duduk kasus lain.
·         Apabila anak didik sendiri ikut aktif dalam sesuatu percobaan yang bersifat demonstrasi, maka mereka akan memperoleh pengalaman yang menempel pada jiwanya dan ingin berkhasiat dalam pengembangan kecakapan.
            Menurut Syaiful Bahri Djamarah, 2000:73) kelebihan metode demonstrasi diantaranya:
·         Memmenolong anak didik memahami dengan terperinci jalannya suatu proses atau kerja suatu benda.
·         Megampangkan banyak sekali jenis penjelasan
·         Kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah sanggup diperbaiki melalui pengamatan dan contoh aktual dengan menghadirkan objek sebenarnya. (Syaiful Bahri Djamarah, 2000:73)
Sementara itu, berdasarkan Basyiruddin Usman (2002:46) menyatakan bahwa kelebihan metode demonstrasi yaitu:
·         Perhatian siswa akan sanggup terpusat sepenuhnya pada apa yang didemonstrasikan
·         Memdiberikan pengalaman mudah yang sanggup membentuk ingatan yang besar lengan berkuasa dan keterampilan dalam berbuat.
·         Menghindarkan kesalahan siswa dalam mengambil suatu kesimpulan, alasannya yaitu mereka mengamati secara pribadi jalannya proses demonstrasi yang diadakan.
            Sesudah melihat beberapa laba dari metode demonstrasi tersebut, maka dalam bidang studi agama banyak hal-hal yang sanggup di demonstrasikan terutama dalam bidang ibadah, menyerupai pelaksanaan shalat, zakat dan yang lainnya.   Apabila teori menjalankan ibadah yang benar dan baik sudah dimiliki oleh anak didik, maka guru harus mencoba mendemonstrasikan di depan para anakdidik. Dan apabila anak didik sedang mendemonstrasikan ibadah, guru harus mengamati langkah dari setiap gerakan anakdidik tersebut, sehingga apabila ada kesalahan atau belum sempurnanya guru berkewajiban memperbaikinya.
            Tindakan mengamati segi-segi yang kurang baik kemudian memperbaikinya akan mempersembahkan kesan yang dalam pada diri anak didik, alasannya yaitu guru sudah memdiberi pengalaman kepada anak didik baik bagi anak didik yang menjalankan demonstrasi ataupun bagi anak didik yang menyaksikannya.
d.      Kelemahan Metode Demonstrasi
     Menurut Tayar Yusuf dan Syaiful anwar (1995:51) beropini bahwa belum sempurnanya dari metode demonstrasi ini adalah:
1.      Dalam pelaksanaanya demonstrasi memerlukan waktu dan persiapan yang matang sehingga sanggup menyita waktu yang cukup banyak.
2.      Demonstrasi dalam pelaksanaanyan banyak menyita biaya dan tenaga yang tidak sedikit (jika menggunakan alat-alat yang mahal)
3.      Tidak tiruana hal sanggup didemonstrasikan di dalam kelas. Hal ini sanggup terjadi bila alat-alat peraga demonstrasi sangat besar/besar, atau berada di kawasan jauh.
4.      Demonstrasi akan terjadi tidak efektif bila siswa tidak turut akti dan suasana gaduh.
Pendapat lain berdasarkan Muhibbin Syah (2002:10), mengemukakan kelemahan metode demonstrasi yaitu:
1.      Mahalnya biaya yang harus dikeluarkan terutama untuk pengadaan alat-alat modern.
2.      Demonstrasi tidak sanggup diikuti atau dilakukan dengan baik oleh siswa yang mempunyai cacat tubeh atau kelainan/kekurangmampuan fisik tertentu.
Sementara itu, berdasarkan Basyiruddin Usman (2002:46) kelemaham metode demonstrasi yaitu:
·         Pelaksanaan dan persiapannya memakan waktu yang lama
·         Metode ini akan tidak efektif bila tidak ditunjang dengan peralatan yang lengkap sesuai dengan kebutuhan
·         Sukar dilaksanakan bila siswa belum matang kemampuan untuk melaksanakannya.
e.       Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan metode demonstrasi
            Dalam menggunakan menggunakan metode demonstrasi terhadap sebuah materi pelajaran kita harus bisa memperhatikan beberapa hal penting yang perlu diketahui. H. Ishak Abdulhak (2002:61) mengemukakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan metode demonstrasi diantaranya ialah:
1.      Persyaratan penerapan metode demonstrasi
a.       Adanya sesuatu materi kajian wacana mekanisme atau hasil suatu kegiatan
b.      Terdapatnya sejumlah alat peraga atau media yang menunjang penyampaian informasi
c.       Tutor mempunyai kemampuan mekanisme penerapan
d.      Bahan kajian sesuai dengan kebutuhan belajar.

2.      Langkah-langkah penerapan
a.       Menetapkan materi kajian yang perlu menggunakan metode demonstrasi
b.      Mempersiapakan alat peraga dan media yang menunjang mekanisme pelaksanaan
c.       Menjelaskan maksud dan tujuan pelaksanaan kegiatan pembelajaran
d.      Melaksanakan kegiatan pembelajaran
e.       Sebaiknya tutor melanjutkan dengan memdiberi peluang bertanya kepada peserta
f.       Menyimpulkan keseluruhan materi kajian yang sudah di bahas.

e.       Langkah-langkah dalam penerapan metode demonstrasi adalah:
1.      Perencanaan
Dalam perencanaan hal-hal yang dilkukan ialah:
a)      Merumuskan tujuan yang baik dari sudut kecakapan atau kegiatan yang dibutuhkan sanggup tercapai sehabis metode demonstrasi berakhir
b)      Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilaksanakan
c)      Memperhitungkan waktu yang dubutuhkan
d)     Selama demonstrasi berlangsung guru harus introspeksi diri apakah keterangan-keterangan sanggup didengar dengan terperinci oleh siswa dan apakah tiruana media yang digunakan sudah ditempatkan pada posisi yang baik sehingga tiruana siswa sanggup melihat tiruananya dengan jelas.
e)      Siswa dimasukankan membuat catatan yang dianggap perlu
f)       Menetapkan planning penilaian terhadap kemampuan anak didik.
2.      Pelaksanaan
Hal-hal yang mesti dilakuakn adalah:
a)      Memeriksa hal-hal tersebut diatas untuk kesekian kalinya.
b)      Melakukan demonstrasi dengan menarikdanunik perhatian siswa.
c)      Mengingat pokok-pokok materi yang akan di demonstrasikan semoga mencapai samasukan.
d)     Memperhatikan keadaan siswa, apakah tiruananya mengikuti demonstrasi dengan baik.
e)      Memdiberikan peluang pada siswa untuk aktif.
f)       Menghindari ketegangan.
3.      Evaluasi
Dalam kegiatan penilaian ini sanggup berupa pemdiberian tugas, menyerupai membuat laporan, menjawaban pertanyaan, mengadakan tes lebih lanjut baik di sekolah ataupun di rumah.





















DAFTAR PUSTAKA

·         Abu Ahmadi, dkk. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia.
·         Syarif Jamaluddin Djamarah. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
·         Syaiful Sagala. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : CV Alfabeta.
·         Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2002 Strategi Belajar Mengajar. Rineka         Cipta. Jakarta
·         Tayar Yusuf dan Saeful Anwar. 1995. Metodologi Pengajaran Agama dan  Bahasa Arab. Grafindo Persada, Jakarta.
·         Zakiah Darajat. 1995. Metodik Khusus Pengajaran Agama islam Bumi Aksara, Jakarta.
·         Muhibbin Syah. 2008. Psikologi Pendidikan Suatu Pengantar Baru. Remaja Rosdakarya, Bandung.
·         Ishak Abdulhak, dkk. 2002. Perencanaan Pengajaran. Unit Pelaksanaan Teknis Program Penglaman Lapangan STKIP, Bandung.
·         Mansyur. 1992. Strategi Belajar Mengajar. Universitas Terbuka. Jakarta.
·         Sobry Sutikno. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Prospect, Bandung.
·         Slameto. 2004. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Rineka Cipta, Jakarta.
·         Basyiruddin Usman. 2002. Metodologi Pembelajaran. Ciputat Pers. Jakarta.
·         Oemar Hamalik. 1989. Media pendidikan. PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.


Related Posts

0 Response to "Proposal Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Prestasi Berguru Siswa Pada Bahan Pokok Shalat Berjamaah Siswa Kelas Vii Smpn Cisaat Sukabumi"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel