Upaya Meningkatkan Hasil Berguru Kognitif Siswa Melalui Seni Administrasi Pembelajaran True Or False Pada Mata Pelajaran Fiiqih Pkok Bahasan Qurban (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas V Mi Al-Mishbah Kota Bandung)
A. Latar Belakang Masalah
Proses berguru mengajar ialah proses interaksi antara yang berguru (siswa) dengan pengajar (guru). Seorang siswa sudah dikatakan berguru apabila ia sudah mengetahui sesuatu yang sebelumnya ia tidak sanggup mengetahuinya, termasuk sikap tertentu yang sebelumnya belum dimilikinya. Sebaliknya, seorang guru dikatakan sudah mengajar apabila ia sudah memmenolong siswa atau orang lain untuk memperoleh perubahan yang dikehendaki.
Belajar bukan semata kasus menceritakan! Belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari perenungan informasi kedalam benak siswa (Silberman, 2011 : 1) namun berguru memerlukan keterlibatan mental dan kerja sendiri. Artinya bahwa proses pembelajaran tidak spesialuntuk untuk mengubah sikap penerima didik dalam ranah kognisi dan ketrampilan saja, melainkan untuk berbagi sikap dan sikap demokratis, senang mendengarkan dan mempersembahkan informasi, menghargai pendapat, saling belajar, gemar berorganisasi dan bekerjasama dalam satu kesatuan tim. Oleh lantaran itu, guru perlu membuat suasana berguru yang sanggup menumbuhkan sikap bekerjasama antara siswa satu dengan siswa lainnya (Sardiman, 2011).
kesusahan-kesusahan yang dihadapi siswa selama pembelajaran diakibatkan lantaran pemilihan metode pembelajaran yang tidak menarikdanunik, suasana kelas yang tidak sangat bahagia, kurangnya variasi dalam proses pembelajaran, kurangnya interaksi guru dan siswa, kurangnya motivasi, dan berguru spesialuntuk mendengar, menulis, dan mengahapal.
Berdasarkan hasil obserpasi yang dilakukan oleh peneliti dikelas V MI Al- Misbah Kota Bandung pada mata pelajaran fikih sebenarnya dalam pelaksanaan proses pembelajaran ternyata masih berpusat pada guru. Hal ini terbukti ketika siswa banyak yang tidak memperhatikan pada ketika guru pertanda ada yang mengobrol dengan mitra sebangkunya ada yang main- main dan lain sebagainya hal ini disebabkan lantaran kurangnya motivasi siswa dalam berguru dikarnakan metode yang dipakai yaitu metode ceramah dan media yang dipakai spesialuntuk white board saja. Hal ini membuat siswa kuarang kurang menyerap konsep- konsep yang disajikan guru. Hasilnya banyak siswa yang tidak sanggup mencapai tujuan pembelajaran atau hasil berguru yang optimal. Hal ini terbukti dari hasil post test yang dilaksanakan guru sehabis selesai pembelajaran terdapat hampir sebagian siswa mempunyai nilai criteria ketuntasan Minimal (KKM) rendah, dengan niali rata- rata sebesar 60, masih kurang dari Nilai KKM sebesar 75 padahal berhasil atau tidaknya suatu proses berguru mengajar sanggup dilihat dari pencapaian siswa dalam memperoleh hasil berguru yang terbaik.
Dari beberapa fenomena yang terjadi di kelas tersebut erat hubungannya dengan antusias belajar siswa ketika proses pembelajaran. Oleh lantaran itu diasumsikan bahwa jikalau aktifitas berguru siswa meningkat, maka hasil pembelajaran akan baik.
Melihat karakteristik siswa MI yang suka bermain dan dihubungkan dengan Mata Pelajaran Fikih , maka diharapkan penemuan dalam memberikan materi pembelajaran di kelas.
Salah satu metode pembelajaran yang lebih berpusat kepada siswa yaitu pembelajaran Benar atau salah atau yang lebih dikenal “true or false”. true or false ini diperkenalkan akhir adanya perkembangan pengetahuan, adanya perbedaan kepribadian, kemampuan belajar, kecepatan berguru dan cara berguru dari setiap siswa, serta adanya perubahan dalam media komunikasi. Pada pembelajaran ini guru lebih bertugas untuk memupuk pengertian, membimbing siswa untuk berguru sendiri. Oleh lantaran itu, pembelajaran ini lebih berpusat kepada siswa.
Menurut Zaini (2008:xiv) pembelajaran aktif ialah suatu pembelajaran yang mengajak penerima didik untuk berguru aktif. Ketika penerima didik berguru aktif, berarti mereka berguru dari pengalamannya dan berguru memecahkan kasus yang mereka peroleh. Hal ini sesuai dengan tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bahwa pelaksanaan proses pembelajaran mengikuti standar kompetensi yaitu: berpusat pada siswa; berbagi keingintahuan dan imajinasi; mempunyai semangat mandiri, bekerjasama, dan kompetensi; membuat kondisi yang sangat bahagia; dan berbagi bermacam-macam kemampuan dan pengalaman belajar
Menurut Zaini (2008:24), taktik pembelajaran aktif tipe true or false ini ialah taktik yang sanggup meningkatkan aktifitas kolaboratif (kerjasama) yang sanggup mengajak siswa untuk terlibat kedalam materi pembelajaran secara langsung. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu diadakan penelitian yang menerapkan pembelajaran benaratau salah (true or false) pada materi kurban di MI Al- Misbah. Oleh lantaran itu penelitian ini berjudul : “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar kognitif Siswa Melalui Strategi True Of False Pada Mata Pelajaran Fikih Pokok Bahasan Qurban ”.
B. Rumusan Penelitian
Berdasarkan latar belakang kasus yang sudah dikemukakan sebelumnya, maka rumusan kasus pada penelitian ini adalah:
1. Bagaiman penerapan taktik pembelajaran true or false pada pelajaran Fikih di kelas V MI Al-misbah Kot. Bandung?
2. Bagaiman hasil berguru ognitif siswa kelas V MI Al- Misbah Kot. Bandung pada mata pelajaran fikih memakai taktik pembelajaran true or false pada setiap siklus
3. Bagaiman hasil berguru ognitif siswa kelas V MI Al-misbah Kot. Bandung pada mata pelajaran Fikih dengan memakai taktik pembelajaran true or false pada keseluruhan siklus?
C. Tujuan
Sesuai dengan permasalahan yang sudah dirumuskan, maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui penerapan taktik pembelajaran true or false di kelas V MI Al-misbah Kot. Bandung
2. Mengetahui Bagaiman hasil berguru ognitif siswa kelas V MI Al- Misbah Kot. Bandung pada mata pelajaran fikih memakai taktik pembelajaran true or false pada setiap siklus
3. Mengetahui hasil berguru ognitif siswa kelas V MI Al-misbah Kot. Bandung pada mata pelajaran Fikih dengan memakai taktik pembelajaran true or false pada keseluruhan siklus?
D. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Bagi penerima didik
Meningkatkan hasil berguru siswa, khususnya pada mata pelajaran fikih ihwal tata cara haji.
2. Bagi peneliti
Sebagai masukana untuk menerapkan taktik pembelajaran true or false sehingga memperoleh citra dan pengetahuan terkena pengembangan taktik tersebut.
3. Bagi guru
Sebagai motivasi untuk meningkatkan keterampilan dalam menentukan metode / setrategi pembelajaran bervariasi yang sanggup memperbaiki sistem pembelajaran sehingga mempersembahkan layanan terbaik bagi siswa.
E. Kerangka Pemikiran
Dalam proses pembelajaran, berhasil tidaknya pencapaian tujuan banyak dipengaruhi oleh bagaimana proses berguru yang dialami siswa (Sutikno, 2009:3). Keberhasilan berguru yaitu ketercapaian tujuan berguru yang sudah diputuskan sebelumnya. Suatu proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuan pembelajaran khusus atau indikator dari materi pelajaran tersebut sanggup dicapai. Hasil berguru yaitu perubahan sikap secara keseluruhan bukan spesialuntuk salah satu aspek kemampuan insan saja
Belajar bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi. Belajar yaitu berbuat; memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Karena itu, taktik pembelajaran harus sanggup mendorong acara siswa. Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada acara fisik, akan tetapi juga meliputi yang bersifat psikis menyerupai acara mental (Sanjaya, 2006:132).
Berdasarkan hal tersebut, maka seorang guru harus bisa menentukan metode yang sesuai dengan pembelajaran yang akan didiberikan kepada penerima didik, khususnya pada mata pelajaran fikih ihwal kurban sehingga hasil berguru kognitif siswa dalam berguru bisa meningkat. Dan salah satu taktik pembelajaran yang sanggup meningkatkan hasil berguru siswa pada mata pelajaran tersebut khususnya pada materi kurban yaitu taktik pembelajaran true or false.
Strategi pembelajaran aktif tipe true or false ini ialah taktik yang sanggup meningkatkan aktifitas kolaboratif (kerjasama) yang sanggup mengajak siswa untuk terlibat kedalam materi pembelajaran secara eksklusif Zaini (2008:24),.
Pembelajaran tipe true or false ialah salah satu pembelajaran aktif yang di kemukakan oleh Zaini (2008 : 24). Pembelajaran tipe true orfalse yaitu acara kolaboratif (kerjasama) yang sanggup mengajak siswa untuk terlibat dalam materi pelajaran. melaluiataubersamaini memakai taktik ini guru sanggup mengukur atau menilai tingkat kemampuan, pengetahuan dan pengalaman siswa, melalui taktik ini diharapkan siswa akan lebih aktif dan bersemangat dalam pengikuti pembelajaran.
Dalam pelaksanan taktik pembelajaran aktif tipe true or false ini siswa dibagi atas beberapa kelompok kecil yang terdiri atas 4 atau 5 anggota. Setiap siswa akan mendapat lembaran yang meliputi pernyataan-pernyataan yang menyangkut ihwal materi yang diajarkan. Siswa di minta untuk mengidentifikasi mana pernyataan yang benar atau yang salah.Siswa didiberikan peluang untuk menjawaban atau mengemukakan pendapat semampu mereka dalam batas waktu yang sudah ditentukan.
Adapun langkah-langkah taktik true or false dalam pembelajaran menurut Silberman (2011), yaitu sebagai diberikut:
1. Dibuat daftar pernyataan yang bekerjasama dengan materi pembelajaran, ada yang benar dan ada yang salah. Masing-masing pernyataan ditulis pada selembar kertas yang tidak sama. Pernyataan yang dibentuk sesuai dengan jumlah penerima didik yang ada.
2. Setiap penerima didik didiberi satu kertas kemudian mereka diminta untuk mengidentifikasi mana pernyataan yang benar dan mana yang salah. Sebelumnya guru pertanda kepada penerima didik bahwa cara mengerjakan kiprah yaitu dengan bekerja sama.
3. Jika proses ini selesai, siswa membacakan masing-masing pernyataan dan siswa diminta untuk menentukan jawabanan apakah pernyataan tersebut benar atau salah.
4. Guru memdiberi masukan untuk setiap jawabanan
Proses berguru mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil berguru yang dicapai siswa, di samping diukur dari segi prosesnya. Hasil dan bukti berguru yaitu adanya perubahan tingkah laris dari pertamanya tidak tahu menjadi tahu.
Menurut Bloom hasil berguru meliputi beberapa aspek kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Adapun hasil berguru jenjang kognitif sanggup diukur meliputi beberapa aspek: (Sudjana, N. 1989:50)
a. Tipe hasil berguru pengetahuan hafalan (Knowledge)
Cakupan dalam pengetahuan hafalan termasuk pula pengetahuan yang sifatnya factual di samping pengtahuan yang terkena hal- hal yang perlu diingat kembali menyerupai batasan, peristilahan dan lain- lain.
b. Tipe hasil berguru pemahaman (Comprehention)
Pemahaman memerlukan kemampuan menangkap makna atau arti dari suatu konsep atau kemampuan menerjemahkan dengan cara sendiri terkena hal yang pernah diterimanya.
c. Tipe hasil berguru penerapan (Aplikation)
Aplikasi yaitu kesanggupan penerapkan pengetahuan dalam memecahkan kasus yang ada.
d. Tipe hasil berguru menguraikan, menentukan hubungan (Analysis)
e. Tipe hasil berguru merencanakan (Shinthesis)
f. Tipe hasil berguru menilai (Evaluating)
Gambar 1.1 Bagan Kerangka Berpikir.
Hasil belajar siswa Indikator peningkatan hasil berguru siswa. 1. Ranah Kognitif a. Pengetahuan (C1) b. Pemahaman (C2) c. Pengaplikasian (C3) |
Penerapan taktik pembelajaran tru or false. Langkah-langkah taktik true or false: 1. Dibuat daftar pernyataan yang bekerjasama dengan materi pembelajaran, ada yang benar dan ada yang salah. Masing-masing pernyataan ditulis pada selembar kertas yang tidak sama. Pernyataan yang dibentuk sesuai dengan jumlah penerima didik yang ada. 2. Setiap penerima didik didiberi satu kertas kemudian mereka diminta untuk mengidentifikasi mana pernyataan yang benar dan mana yang salah. Sebelumnya guru pertanda kepada penerima didik bahwa cara mengerjakan kiprah yaitu dengan bekerja sama. 3. Jika proses ini selesai, siswa membacakan masing-masing pernyataan dan siswa diminta untuk menentukan jawabanan apakah pernyataan tersebut benar atau salah. 4. Guru memdiberi masukan untuk setiap jawabanan 5. |
|
F. Hipotesis Tindakan
(Sanjaya, 2009: 203). Mengemukakan bahwa Hipotesis yaitu jawabanan sementara dari sutu permasalahan yang dikaji. Sebagai jawabanan sementara, hipotesis perlu dikaji kebenarannya. Adapun hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah: Penerapan taktik true or false pada mata pelajaran Fikih materi pokok kurban sanggup meningkatkan hasil berguru kognitif siswa kelas V MI Al-Mibah Kota. Bandung.
G. Langkah- Langkah Penelitian
1. Jenis Data
Dalam sebuah penelitian jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu ada dua jenis data diantaranya yaitu kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif pada penelitian ini meliputi hasil berguru siswa pada mata pelajaran Fikih dengan memakai strategi pembelajaran true or false yang diperoleh dari hasil tes soal sehabis proses berguru mengajar berlangsung. Adapun data kualitatif pada penelitian ini yaitu diperoleh dari lembar observasi aktivitas guru dan lembar aktifitas siswa serta dokumentasi selama kegiatan berguru mengajar dengan memakai taktik pembelajaran true or false.
Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 22-27), menyatakan penelitian kualitatif yaitu tampilan yang berupa kata-kata ekspresi atau tertulis yang dicermati oleh peneliti, dan benda-benda yang diamati, tidak sama dengan penelitiankuantitatif banyak dituntut memakai angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran data tersebut, serta penampilan dari hasilnya.Sedangkan berdasarkan Nana Syaodih (2010:74) Data kuantitatif yaitu data yang berupa angka-angka, sedangkan data kualitatif yaitu data yang bukan berupa angka.
2. Menentukan Sumber data
a. Lokasi
Penelitian ini akan dilaksanakan di MI Al-Misbah Kota Bandung, adapun alasan yang menjadi pertimbangan yaitu masih adanya siswa yang tidak bersemangat ketika belajar, dikarenakan dalam proses pembelajaran siswa spesialuntuk diminta untuk mendengarkan klarifikasi guru dan mencatat materi sehingga siswa merasa jenuh dan alasan lain kenapa penelitian ini dilakukan di MI Al- Misbah Kota Bandung lantaran kawasan tersebut ialah kawasan peneliti melaksanakan PPL, sehingga permasalahan sudah diketahui pada ketika melaksanakan PPL.
b. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini yaitu kelas V di MI Al- Misbah dengan jumlah siswa 17 orang, yang terdiri dari 13 siswa wanita dan 4 siswa laki- laki
c. Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan memakai metode penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas ialah suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas (Arikunto, 2010:130).
Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk mengungkap penyebab kasus dan sekaligus mempersembahkan langkah pemecahan terhadap masalah. Langkah- langkah pokok yang ditempuh akan membentuk suatu siklus hingga dirasakannya ada suatu perbaikan.
3. Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan dalam dua siklus. Kurt Lewin menyatakan bahwa satu siklus terdiri dari empat tahap di antaranya (Zainal, 2006: 21).
a. Kegiatan pada siklus pertama:
1. Rencana (Planning)
Dalam penelitian tindakan kelas,perencanaan menjadi langkah pertama yang menjadi dasar bagi langkah diberikutnya. Berdasarkan definisi, perencanaan harus bersifat prosfektif, yaitu menunjykan arah tindakan. Tahap perencanaan tindakan, kegiatanya meliputi:
a) Mengadakan pertemuan, guru pelaksana tindakan dan guru pengamat berdiskusi ihwal persiapan penelitian.
b) Menentukan pokok bahasan
c) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
d) Menyiapkan sumber belajar
e) Menyiapkan lembar observasi acara guru, lembar observasi acara siswa, soal tes
2. pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan tindakan ini, guru fikih kelas V sebagai pelaksana tindakan melaksanakan acara pembelajaran sesuai dengan planning pembelajaran yang sudah disusun. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilakukan sebanyak tiga siklus
3. Observasi (Observing)
Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran fikih oleh pengamat pada setiap pelaksanaan pembelajaran fikih.
4. Refleksi (Reflecting)
Pada tahap refleksi, data yang diperoleh dari hasil penilaian kemudian dianalisis.
Refleksi dilakukan dengan cara meninjau kembaliapa saja yang sudah dilakukan selama pembelajaran fikih dalam suatu tindakan dan merevisinya untuk pembelajaran fikih pada tindakan pembelajaran fikih untuk mengetahui apakah masih ada kelemahan dan kelebihan serta kasus yang mungkin muncul. Hasil refleksi kemudian dipakai untuk merencanakan tindakan pada siklus diberikutnya.
b. Kegiatan pada siklus kedua
1. Rencana (Planning)
a) Mengidentifikasi kasus dan menentukan alternative pemecahan masalah.
b) Pengembangan jadwal perencanaan tindakan II
2. Aksi atau tindakan (Acting)
Tindakan pada siklus kedua berupa pelaksanaan jadwal tindakan kedua sesuai dengan planning pembelajaran yang sudah dipersiapkan.
3. Observasi (Observing)
Kegiatan observasi siklus kedua yaitu pengumpulan data tindakan kedua.
4. Refleksi (Reflecting)
Pada tahap refleksi, data yang diperoleh dari hasil penilaian tindakan kedua.
Adapun metode penelitian yang dipakai yaitu metode spiral dari Kemmis dan Mc Taggart (Zainal, 2009: 23).
Gambar 1.2 Riset Aksi Metode Kemmis dan Mc Taggart.
![]() |
4. Intstrumen Penelitian
a) Tes Tertulis
Tes tertulis ialah penilaian berbasis kelas yang penyajiannya maupun penerapannya dalam bentuk tertulis (Arifin, 2009: 190). Tes ini bertujuan untuk mengukur pemahaman siswa sehabis dilakukannya suatu pembelajaran. Kemampuan hasil belajarAkidah Akhlak sanggup diketahui dari hasil penilaian yang dilakukan pada final siklus baik itu siklus I hingga dengan siklus II.
a. Observasi
Observasi yang dilakukan dalam penelitian tindakan ini yaitu dengan memakai observaasi eksklusif terhadap objek yang diselidiki untuk memperoleh secara eksklusif citra proses kegiatan pembelajaran. Dalam observasi penelitian ini memakai lembar observasi guru dan lembar observasi siswa serta dokumentasi selama pembelajaran berlangsung.
b. Dokumentasi
Studi dokumenter yaitu suatu metode pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik (Syaodih, 2010:221).
5. Pengumpulan Data
Pada penelitian ini metode pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan memakai data kualitatif dan data kuantitatif yang dilakukan pada setiap bencana dari proses pembelajaran yang berupa:
a. Lembar tes yang didiberikan kepada siswa setiap final pembelajaran.
b. Lembar observasi guru dan lembar observasi siswa.
c. Hasil dokumentasi yang berupa foto.
6. Pengolahan Data
Dalam menafsirkan data yang kita peroleh sanggup dibedakan menjadi dua jenis di antaranya:
a. Ketuntasan Belajar secara Individual
Ketuntasan berguru secara individu ini bertujuan untuk mengetahui siswa mana yang tuntas dalam pembelajaran. Adapun untuk mengetahui ketuntasan berguru secara individual dengan memakai rumus (Hayati, 2012:20):
Ketuntasan berguru secara Individual =
b. Ketuntasan Belajar secara Klasikal
Ketuntasan berguru Klasikal ini dimaksudkan untuk mengetahui ketuntasan berguru secara keseluruhan. Jika banyaknya siswa yang tuntas berguru mencapai 75% atau lebih maka siswa secara keseluruhan ditetapkan tuntas dalam belajar.
Adapun untuk menghitung ketuntasan berguru secara klasikal dengan memakai rumus:
Ketuntasan berguru secara klasikal = x 100%
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.
Arifin, Zaenal. 2010. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hayati, Tuti, 2012. Modul Evaluasi Pendidikan (Analisis Soal). Bandung: tidak diterbitkan
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Syaodih, Nana. 2010.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Zaini, H. 2008. Strategi Pembelajaran Yogyakarta: CTSD.
Silberman, M.L., 2011, Active Learning 101 Teknik Belajar Siswa Aktif, Nusa Media, Bandung.
Sardiman, 2011, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Sudjana, Nana. 1989. Dasar- Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Sutikno, Sobry. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Prospect.
Syaodih, Nana. 2010.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
0 Response to "Upaya Meningkatkan Hasil Berguru Kognitif Siswa Melalui Seni Administrasi Pembelajaran True Or False Pada Mata Pelajaran Fiiqih Pkok Bahasan Qurban (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas V Mi Al-Mishbah Kota Bandung)"
Posting Komentar