Makalah Pengembangan Materi Ajar
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai konsekuensi atas terbitnya Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), Pemerintah, dalam hal ini Menteri Pendidikan Nasional, sudah menerbitkan aneka macam peraturan semoga penyelenggaraan pendidikan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) paling tidak sanggup memenuhi standar minimal tertentu. Berbagai standar tersebut adalah: (1) standar isi, (2) standar kompetensi lulusan, (3) standar proses, (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan, (5) standar masukana dan pramasukana, (6) standar pengelolaan, (7) standar pembiayaan, dan (8) standar penilaian pendidikan.
Dalam pencapaian standar isi (SI) yang memuat standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang harus dicapai oleh akseptor didik setelah melalui pembelajaran dalam jenjang dan waktu tertentu, sehingga pada gilirannya mencapai standar kompetensi lulusan (SKL) setelah menuntaskan pembelajaran pada satuan pendidikan tertentu secara tuntas. Agar akseptor didik sanggup mencapai SK, KD, maupun SKL yang diharapkan, perlu didukung oleh aneka macam standar lainnya, antara lain standar proses dan standar pendidik dan tenaga kependidikan.
Dalam PP nomor 19 tahun 2005 Pasal 20, diisyaratkan bahwa guru diharapkan menyebarkan materi pembelajaran, yang kemudian dipertegas malalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses, yang antara lain mengatur tentang perencanaan proses pembelajaran yang mensyaratkan bagi pendidik pada satuan pendidikan untuk menyebarkan planning pelaksanaan pembelajaran (RPP). Salah satu elemen dalam RPP ialah sumber belajar. melaluiataubersamaini demikian, guru diharapkan untuk menyebarkan materi didik sebagai salah satu sumber belajar.
Selain itu, pada lampiran Permendiknas nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, juga diatur tentang aneka macam kompetensi yang harus dimiliki oleh pendidik, baik yang bersifat kompetensi inti maupun kompetensi mata pelajaran. Bagi guru pada satuan pendidikan jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA), baik dalam tuntutan kompetensi pedagogik maupun kompetensi profesional, berkaitan erat dengan kemampuan guru dalam menyebarkan sumber berguru dan materi ajar.
Oleh alasannya ialah itu, disamping sebagai implementasi dari Permendiknas nomor 25 tahun 2006 tentang Rincian Tugas Unit Kerja di Lingkungan Ditjen Mandikdasmen bahwa rincian kiprah Subdirektorat Pembelajaran - Dit. PSMA (yang antara lain disebutkan bahwa melaksanakan penyiapan materi penyusunan pedoman dan mekanisme pelaksanaan pembelajaran, termasuk penyusunan pedoman pelaksanaan kurikulum) dipandang perlu menyusun panduan bagi guru Sekolah Menengan Atas sehingga sanggup dijadikan salah satu referensi dalam pengembangan materi ajar.
B. Tujuan
Penyusunan Panduan ini bertujuan :
1. Menjelaskan pentingnya materi didik dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di SMA.
2. Menjelaskan konsep dasar materi ajar.
3. Mengemukakan aneka macam jenis materi ajar.
4. Menjelaskan langkah-langkah penyusunan materi ajar.
C. Manfaat
Bahan didik ialah pecahan penting dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah. Melalui materi didik guru akan lebih mudah dalam melaksanakan pembelajaran dan siswa akan lebih termenolong dan mudah dalam belajar. Bahan didik sanggup dibentuk dalam aneka macam bentuk sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik materi didik yang akan disajikan. Buku ini disusun dengan impian bermanfaa bagi tiruana pihak yang berkepentingan dengan pengembangan materi ajar, mirip kepala sekolah, guru, pengawas sekolah menengah atas maupun pembina pendidikan lainnya. Bagi kepala sekolah buku ini sanggup dijadikan materi pembinaan bagi guru yang mengalami kesusahan dalam menyebarkan materi ajar.
Kepala sekolah dalam kegiatannya sehari-hari juga memerlukan materi didik sebagai alat menolong dalam melaksanakan promosi ataupun presentasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengembangan sekolah.
Bagi guru buku ini diharapkan sanggup dimanfaatkan sebagai rujukan dalam menyebarkan materi ajar. melaluiataubersamaini mempelajari buku ini diharapkan para guru di sekolah akan mendapat informasi tentang pengembangan materi didik yang pada gilirannya para guru sanggup menyebarkan materi didik untuk memmenolong dirinya dalam melaksanakan kegiatan berguru mengajar. Di samping itu diharapkan guru juga akan termotivasi untuk menyebarkan materi didik yang bermacam-macam dan menarikdanunik sehingga akan menghasilkan satu kegiatan berguru mengajar yang bermakna baik bagi guru maupun bagi akseptor didiknya. Pengembangan materi didik ialah ialah tanggung balasan guru sebagai pengajar bagi akseptor didik di sekolah.
Bagi pengawas sekolah menengah atas atau para pembina pendidikan lainnya keberadaan buku pedoman ini niscaya bermanfaa. Karena setiap pengawas harus mengetahui aneka macam hal yang dilakukan oleh guru, sehingga jikalau terdapat kesusahan yang dialami oleh guru, pengawas sanggup segera memmenolongnya. melaluiataubersamaini membaca buku pedoman ini pengawas akan mendapat pemahaman dan masukan-masukan tentang materi didik yang sanggup dikembangkan oleh guru dalam meningkatkan kualitas kegiatan berguru mengajar. melaluiataubersamaini demikian maka pengawas akan mendapat bekal dalam melaksanakan kiprah kepengawasan yaitu membina guru dalam menyebarkan materi ajar.
D. Ruang Lingkup
Buku ini akan dikhususkan pada pembahsan tentang materi didik cetak sebagai salah satu bentuk materi didik yang paling banyak digunakan. Pembahasan akan meliputi beberapa aspek:
1. Pentingnya materi didik dalam pelaksanaan kegiatan berguru mengajar di sekolah menengah atas.
2. Berbagai jenis materi didik cetak yang sanggup dikembangkan.
3. Langkah-langkah pengembangan materi ajar.
4. misal sistematika materi ajar.
BAB II
BAHAN AJAR
A. Pengertian
Guna menghasilkan tamatan yang mempunyai kemampuan sesuai standard kompetensi lulusan, diharapkan pengembangan pembelajaran untuk setiap kompetensi secara sistematis, terpadu, dan tuntas (mastery learning).
Pada pendidikan menengah umum, di samping buku-buku teks, juga dikenalkan adanya lembar-lembar pembelajaran (instructional sheet) dengan nama yang bermacam-macam, antara lain: lembar kiprah (job sheet), lembar kerja (work sheet), lembar informasi (information sheet) dan materi didik lainnya baik cetak maupun non-cetak. Semua materi yang dipakai untuk mendukung proses berguru itu disebut sebagai materi didik (teaching material).
Untuk pembelajaran yang bertujuan mencapai kompetensi sesuai profil kemampuan tamatan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) diharapkan kemampuan guru untuk sanggup menyebarkan yang tepat. melaluiataubersamaini pendekatan berguru tuntas (mastery learning) diharapkan siswa sanggup menguasai kompetensi-kompetensi secara utuh, sesuai dengan kecepatan belajarnya. Untuk itu materi didik hendaknya disusun semoga siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran mencapai kompetensi.
Terdapat dua istilah yang sering dipakai untuk maksud yang sama namun bersama-sama mempunyai pengertian yang sedikit tidak sama, yakni sumber berguru dan materi ajar. Untuk itu, maka diberikut ini akan dijelaskan terlebih lampau tentang pengertian sumber berguru dan materi ajar.
1. Pengertian Sumber Belajar
Sering kita dengar istilah sumber berguru (learning resource), orang juga banyak yang sudah memanfaatkan sumber belajar, namun umumnya yang diketahui spesialuntuk perpustakaan dan buku sebagai sumber belajar. Padahal secara tidak terasa apa yang mereka gunakan, orang, dan benda tertentu ialah termasuk sumber belajar.
Sumber berguru dalam website bced didefinisikan sebagai diberikut: Learning resources are defined as information, represented and stored in a variety of media and formats, that assists student learning as defined by provincial or local curricula. This includes but is not limited to, materials in print, video, and software formats, as well as combinations of these formats intended for use by teachers and students. http://www.bced.gov.bc.ca/irp/appskill/ asleares.htm January 28, 1999.
Sumber berguru diputuskan sebagai informasi yang disajikan dan disimpan dalam aneka macam bentuk media, yang sanggup memmenolong siswa dalam berguru sebagai perwujudan dari kurikulum. Bentuknya tidak terbatas apakah dalam bentuk cetakan, video, format perangkat lunak atau kombinasi dari aneka macam format yang sanggup dipakai oleh siswa ataupun guru.
Sadiman mendefinisikan sumber berguru sebagai segala sesuatu yang sanggup dipakai untuk belajar, yakni sanggup berupa orang, benda, pesan, bahan, metode, dan latar (Sadiman, Arief S., Pendayagunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Pembelajaran, makalah, 2004)
Menurut Association for Educational Communications and Technology (AECT, 1977), sumber berguru ialah segala sesuatu atau daya yang sanggup dimanfaatkan oleh guru, baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan, untuk kepentingan berguru mengajar dengan tujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi tujuan pembelajaran.
melaluiataubersamaini demikian maka sumber berguru juga diartikan sebagai segala daerah atau lingkungan sekitar, benda, dan orang yang mengandung informasi sanggup dipakai sebagai wahana bagi akseptor didik untuk melaksanakan proses perubahan tingkah laku.
Dari pengertian tersebut maka sumber berguru sanggup dikategorikan sebagai diberikut:
a. Tempat atau lingkungan alam sekitar yaitu dimana saja seseorang sanggup melaksanakan berguru atau proses perubahan tingkah laris maka daerah itu sanggup dikategorikan sebagai daerah berguru yang berarti sumber belajar, contohnya perpustakaan, pasar, museum, sungai, pegunungan, daerah pemmembuangan sampah, bak ikan dan lain sebagainya.
b. Benda yaitu segala benda yang memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laris bagi akseptor didik, maka benda itu sanggup dikategorikan sebagai sumber belajar. Misalnya situs, candi, benda peninggalan lainnya.
c. Orang yaitu siapa saja yang mempunyai keahlian tertentu di mana akseptor didik sanggup berguru sesuatu, maka yang bersangkutan sanggup dikategorikan sebagai sumber belajar. Misalnya guru, mahir geologi, polisi, dan ahli-ahli lainnya.
d. Bahan yaitu segala sesuatu yang berupa teks tertulis, cetak, rekaman elektronik, web, dll yang sanggup dipakai untuk belajar.
e. Buku yaitu segala macam buku yang sanggup dibaca secara sanggup berdiri diatas kaki sendiri oleh akseptor didik sanggup dikategorikan sebagai sumber belajar. Misalnya buku pelajaran, buku teks, engkaus, ensiklopedi, fiksi dan lain sebagainya.
f. Peristiwa dan fakta yang sedang terjadi, contohnya insiden kerusuhan, insiden bencana, dan insiden lainnya yang guru sanggup menjadikan insiden atau fakta sebagai sumber belajar.
Sumber berguru akan menjadi bermakna bagi akseptor didik maupun guru apabila sumber berguru diorganisir melalui satu rancangan yang memungkinkan seseorang sanggup memanfaatkannya sebagai sumber belajar. Jika tidak maka daerah atau lingkungan alam sekitar, benda, orang, dan atau buku spesialuntuk sekedar tempat, benda, orang atau buku yang tidak ada artinya apa-apa.
2. Pengertian Bahan Ajar
Dari uraian tentang pengertian sumber berguru di atas, sanggup disimpulkan bahwa materi didik ialah pecahan dari sumber belajar. Bahan didik ialah segala bentuk materi yang dipakai untuk memmenolong guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan berguru mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa materi tertulis maupun materi tidak tertulis.
Bahan didik atau teaching-material, terdiri atas dua kata yaitu teaching atau mengajar dan material atau bahan.
Menurut University of Wollongong NSW 2522, AUSTRALIA pada website-nya, WebPage last updated: August 1998, Teaching is defined as the process of creating and sustaining an effective environment for learning.
Melaksanakan pembelajaran diartikan sebagai proses membuat dan mempertahankan suatu lingkungan berguru yang efektif.
Paul S. Ache lebih lanjut mengemukakan tentang material yaitu:
Books can be used as reference material, or they can be used as paper weights, but they cannot teach.
Buku sanggup dipakai sebagai materi rujukan, atau sanggup dipakai sebagai materi tertulis yang berbobot.
Dalam website Dikmenjur dikemukakan pengertian bahwa, materi didik ialah seperangkat materi/substansi pembelajaran (teaching material) yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran. melaluiataubersamaini materi didik memungkinkan siswa sanggup mempelajari suatu kompetensi atau KD secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif bisa menguasai tiruana kompetensi secara utuh dan terpadu.
Lebih lanjut disebutkan bahwa materi didik berfungsi sebagai:
a. Pedoman bagi Guru yang akan mengarahkan tiruana aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus ialah substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada siswa.
b. Pedoman bagi Siswa yang akan mengarahkan tiruana aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus ialah substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari/dikuasainya.
c. Alat penilaian pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.
Pendapat lain menyampaikan sebagai diberikut;
Definition of teaching material
They are the information, equipment and text for instructors that are required for planning and review upon pelatihan implementation. Text and pelatihan equipment are included in the teaching material.( Anonim dalam Web-site)
Bahan didik ialah informasi, alat dan teks yang diharapkan guru/instruktor untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.
Bahan didik ialah segala bentuk materi yang dipakai untuk memmenolong guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan berguru mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa materi tertulis maupun materi tidak tertulis. (National Center for Vocational Education Research Ltd/National Center for Competency Based Training).
Pengelompokan bahan didik berdasarkan Faculté de Psychologie et des Sciences de l’Education Université de Genève dalam website adalah sebagai diberikut :
Integrated media-written, audiovisual, electronic, and interactive-appears in all their programs under the name of Medienverbund or Mediamix (Feren Universitaet and Open University respectively).
http://tecfa.unige.ch/tecfa/general/tecfapeople/peraya.html>http:// tecfa.unige.ch/tecfa/general/tecfa-people/ peraya.html, Faculté de Psychologie et des Sciences de l’Education Université de Genève.
Media tulis, audio visual, elektronik, dan interaktif terintegrasi yang kemudian disebut sebagai medienverbund (bahasa jerman yang berarti media terintegrasi) atau mediamix.
Sedangkan Bernd Weidenmann, 1994 dalam buku Lernen mit Bildmedien mengelompokkan menjadi tiga besar, pertama auditiv yang menyangkut radio (Rundfunk), kaset (Tonkassette), pienteng hitam (Schallplatte). Kedua yaitu visual (visuell) yang menyangkut Flipchart, gambar (Wandbild), film bisu (Stummfilm), video bisu (Stummvideo), agenda komputer (Computer-Lernprogramm), materi tertulis dengan dan tanpa gambar (Lerntext, mit und ohne Abbildung). Ketiga yaitu audio visual (audiovisuell) yang menyangkut berbicara dengan gambar (Rede mit Bild), pertunjukan bunyi dan gambar (Tonbildschau),dan film/video.
Dari aneka macam pendapat di atas sanggup disarikan bahwa materi didik ialah ialah seperangkat materi yang disusun secara sistematis sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar.
Sebuah materi didik paling tidak meliputi beberapa aspek antara lain :
a. Petunjuk berguru (Petunjuk siswa/guru)
b. Kompetensi yang akan dicapai
c. Content atau isi materi pembelajaran
d. Informasi pendukung
e. Latihan-tes
f. Petunjuk kerja, sanggup berupa Lembar Kerja (LK)
g. Evaluasi
h. Respon atau balikan terhadap hasil evaluasi
B. Mengapa guru perlu menyebarkan Bahan Ajar?
Terdapat sejumlah alasan, mengapa guru perlu untuk menyebarkan materi ajar, yakni antara lain; ketersediaan materi sesuai tuntutan kurikulum, karakteristik samasukan, dan tuntutan pemecahan perkara belajar. Pengembangan materi didik harus memperhatikan tuntutan kurikulum, artinya materi berguru yang akan kita kembangkan harus sesuai dengan kurikulum. Pada kurikukulum tingkat satuan pendidikan, standard kompetensi lulusan sudah diputuskan oleh pemerintah, namun bagaimana untuk mencapainya dan apa materi didik yang dipakai diserahkan sepenuhnya kepada para pendidik sebagai tenaga profesional. Dalam hal ini, guru dituntut untuk mempunyai kemampuan menyebarkan materi didik sendiri. Untuk mendukung kurikulum, sebuah materi didik bisa saja menempati posisi sebagai materi didik pokok ataupun suplementer. Bahan didik pokok ialah materi didik yang memenuhi tuntutan kurikulum. Sedangkan materi didik suplementer ialah materi didik yang dimaksudkan untuk memperkaya, menambah ataupun memperdalam isi kurikulum.
Apabila materi didik yang sesuai dengan tuntutan kurikulum tidak ada ataupun susah diperoleh, maka membuat materi berguru sendiri ialah suatu keputusan yang bijak. Untuk menyebarkan materi ajar, referensi sanggup diperoleh dari aneka macam sumber baik itu berupa pengalaman ataupun pengetahauan sendiri, ataupun penggalian informasi dari narasumber baik orang mahir ataupun mitra sejawat. Demikian pula referensi sanggup kita peroleh dari buku-buku, media masa, internet, dll. Namun demikian, kalaupun materi yang sesuai dengan kurikulum cukup melimpah bukan berarti kita tidak perlu menyebarkan materi sendiri. Bagi siswa, seringkali materi yang terlalu banyak membuat mereka bingung, untuk itu maka guru perlu membuat materi didik untuk menjadi pedoman bagi siswa.
Pertimbangan lain ialah karakteristik samasukan. Bahan didik yang dikembangkan orang lain seringkali tidak cocok untuk siswa kita. Ada sejumlah alasan ketidakcocokan, misalnya, lingkungan sosial, geografis, budaya, dll. Untuk itu, maka materi didik yang dikembangkan sendiri sanggup diubahsuaikan dengan karakteristik samasukan. Selain lingkungan sosial, budaya, dan geografis, karakteristik samasukan juga meliputi beberapa aspek tahapan perkembangan siswa, kemampuan pertama yang sudah dikuasai, minat, latar belakang keluarga dll. Untuk itu, maka materi didik yang dikembangkan sendiri sanggup diubahsuaikan dengan karakteristik siswa sebagai samasukan.
Selanjutnya, pengembangan materi didik harus sanggup menjawaban atau memecahkan perkara ataupun kesusahan dalam belajar. Terdapat sejumlah materi pembelajaran yang seringkali siswa susah untuk memahaminya ataupun guru susah untuk menerangkannya. Kesusahan tersebut sanggup saja terjadi alasannya ialah materi tersebut abstrak, rumit, asing, dsb. Untuk mengatasi kesusahan ini maka perlu dikembangkan materi didik yang tepat. Apabila materi pembelajaran yang akan disampaikan bersifat abstrak, maka materi didik harus bisa memmenolong siswa menggambarkan sesuatu yang abnormal gersebut, contohnya dengan penerapan gambar, foto, bagan, skema, dll. Demikian pula materi yang rumit, harus sanggup dijelaskan dengan cara yang sederhana, sesuai dengan tingkat berfikir siswa, sehingga menjadi lebih mudah dipahami.
C. Tujuan dan Manfaat Penyusunan Bahan Ajar
1. Tujuan
Bahan didik disusun dengan tujuan:
a. Menyediakan materi didik yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan siswa, yakni materi didik yang sesuai dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial siswa.
b. Memmenolong siswa dalam memperoleh alternatif materi didik di samping buku-buku teks yang terkadang susah diperoleh.
c. Megampangkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
2. Manfaat
Ada sejumlah manfaat yang sanggup diperoleh apabila seorang guru menyebarkan materi didik sendiri, yakni antara lain; pertama, diperoleh materi didik yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan berguru siswa, kedua, tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang susah untuk diperoleh, ketiga, materi didik menjadi labih kaya alasannya ialah dikembangkan dengan memakai aneka macam referensi, keempat, menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis materi ajar, kelima, materi didik akan bisa membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan siswa alasannya ialah siswa akan merasa lebih percaya kepada gurunya.
Di samping itu, guru juga sanggup memperoleh manfaat lain, contohnya goresan pena tersebut sanggup diajukan untuk menambah angka kredit ataupun dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan.
melaluiataubersamaini tersedianya materi didik yang bervariasi, maka siswa akan mendapat manfaat yaitu, kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarikdanunik. Siswa akan lebih banyak mendapat peluang untuk berguru secara sanggup berdiri diatas kaki sendiri dan mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran guru. Siswa juga akan mendapat kegampangan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasainya.
D. Prinsip Pengembangan Bahan Ajar
Pengembangan materi didik hendaklah memperhatikan prinsisp-prinsip pembelajaran. Di antara prinsip pembelajaran tersebut adalah:
Mulai dari yang mudah untuk memahami yang susah, dari yang kongkret untuk memahami yang abstrak,
Siswa akan lebih mudah memahami suatu konsep tertentu apabila klarifikasi dimulai dari yang mudah atau sesuatu yang kongkret, sesuatu yang nyata ada di lingkungan mereka. Misalnya untuk membuktikan konsep pasar, maka mulailah siswa diajak untuk berbicara tentang pasar yang terdapat di daerah mereka tinggal. Sesudah itu, kita bisa membawa mereka untuk berbicara tentang aneka macam jenis pasar lainnya.
Pengulangan akan memperkuat pemahaman
Dalam pembelajaran, pengulangan sangat diharapkan semoga siswa lebih memahami suatu konsep. Dalam prinsip ini kita sering mendengar pepatah yang menyampaikan bahwa 5 x 2 lebih baik daripada 2 x 5. Artinya, walaupun maksudnya sama, sesuatu informasi yang diulang-ulang, akan lebih berbekas pada ingatan siswa. Namun pengulangan dalam penulisan materi berguru harus disajikan secara tepat dan bervariasi sehingga tidak membosankan.
Umpan balik positif akan mempersembahkan penguatan terhadap pemahaman siswa
Seringkali kita menganggap enteng dengan mempersembahkan respond yang sekedarnya atas hasil kerja siswa. Padahal respond yang didiberikan oleh guru terhadap siswa akan menjadi penguatan pada diri siswa. Perkataan seorang guru mirip ’ya benar’ atau ‚’ya engkau pintar’ atau,’itu benar, namun akan lebih baik kalau begini...’ akan mengakibatkan kepercayaan diri pada siswa bahwa ia sudah menjawaban atau mengerjakan sesuatu dengan benar. Sebaliknya, respond negatif akan mematahkan semangat siswa. Untuk itu, tidakboleh lupa diberikan umpan balik yang positif terhadap hasil kerja siswa.
Motivasi berguru yang tinggi ialah salah satu faktor penentu keberhasilan belajar
Seorang siswa yang mempunyai motivasi berguru tinggi akan lebih berhasil dalam belajar. Untuk itu, maka salah satu kiprah guru dalam melaksanakan pembelajaran ialah mempersembahkan dorongan (motivasi) semoga siswa mau belajar. Banyak cara untuk mempersembahkan motivasi, antara lain dengan mempersembahkan pujian, mempersembahkan harapan, menjelas tujuan dan manfaat, memdiberi contoh, ataupun menceritakan sesuatu yang membuat siswa bahagia belajar, dll.
Mencapai tujuan mirip naik tangga, setahap demi setahap, hasilnya akan mencapai ketinggian tertentu.
Pembelajaran ialah suatu proses yang sedikit demi sedikit dan berkelanjutan. Untuk mencapai suatu standard kompetensi yang tinggi, perlu dibuatkan tujuan-tujuan antara. Ibarat anak tangga, semakin lebar anak tangga semakin susah kita melangkah, namun juga anak tangga yang terlalu kecil terlampau mudah melewatinya. Untuk itu, maka guru perlu menyusun anak tangga tujuan pembelajaran secara pas, sesuai dengan karakteristik siswa. Dalam materi ajar, anak tangga tersebut dirumuskan dalam bentuk indikator-indikator kompetensi.
Mengetahui hasil yang sudah dicapai akan mendorong siswa untuk terus mencapai tujuan
Ibarat menempuh perjalanan jauh, untuk mencapai kota yang dituju, sepanjang perjalanan kita akan melewati kota-kota lain. Kita akan bahagia apabila pemandu perjalanan kita memdiberitahukan setiap kota yang dilewati, sehingga kita menjadi tahu sudah hingga di mana dan berapa jauh lagi kita akan berjalan. Demikian pula dalam proses pembelajaran, guru mirip pemandu perjalanan. Pemandu perjalanan yang baik, akan memdiberitahukan kota tujuan selesai yang ingin dicapai, bagaimana cara mencapainya, kota-kota apa saja yang akan dilewati, dan memdiberitahukan pula sudah hingga di mana dan berapa jauh lagi perjalanan. melaluiataubersamaini demikian, tiruana akseptor sanggup mencapai kota tujuan dengan selamat. Dalam pembelajaran, setiap anak akan mencapai tujuan tersebut dengan kecepatannya sendiri, namun mereka tiruana akan hingga kepada tujuan meskipun dengan waktu yang tidak sama-beda. INI sebagian dari prinsip berguru tuntas.
E. Jenis Bahan Ajar
Berdasarkan teknologi yang digunakan, materi didik sanggup dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu bahan cetak (printed) seperti antara lain handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, model/maket. Bahan didik dengar (audio) mirip kaset, radio, pienteng hitam, dan compact disk audio. Bahan didik pandang dengar (audio visual) mirip video compact disk, film. Bahan didik multimedia interaktif (interactive teaching material) mirip CAI (Computer Assisted Instruction), compact disk (CD) multimedia pembelajarn interaktif, dan materi didik berbasis web (web based learning materials).
Selanjutnya pada buku pedoman ini spesialuntuk akan dibahas tentang materi didik cetak. Untuk materi didik non-cetak akan dibahas pada buku pedoman tersendiri.
1. Bahan Ajar Cetak (Printed)
Bahan cetak sanggup ditampilkan dalam aneka macam bentuk. Jika materi didik cetak tersusun secara baik maka materi didik akan menhadirkan beberapa laba mirip yang dikemukakan oleh Steffen Peter Ballstaedt, 1994 yaitu:
a. Bahan tertulis biasanya menampilkan daftar isi, sehingga megampangkan bagi seorang guru untuk memperlihatkan kepada akseptor didik pecahan mana yang sedang dipelajari
b. Biaya untuk pengadaannya relatif sedikit
c. Bahan tertulis cepat dipakai dan sanggup dipindah-pindah secara gampang
d. Susunannya menyampaikan kegampangan secara luas dan kreativitas bagi individu
e. Bahan tertulis relatif enteng dan sanggup dibaca di mana saja
f. Bahan didik yang baik akan sanggup memotivasi pembaca untuk melaksanakan aktivitas, mirip menandai, mencatat, membuat sketsa
g. Bahan tertulis sanggup dinikmati sebagai sebuah dokumen yang bernilai besar
h. Pembaca sanggup mengatur tempo secara mandiri
Kita mengenal aneka macam jenis materi didik cetak, antara lain hand out, buku, modul, poster, brosur, dan leaflet.
a. Handout
Handout ialah materi tertulis yang disiapkan oleh seorang guru untuk memperkaya pengetahuan akseptor didik. Menurut engkaus Oxford hal 389, handout is prepared statement given. Handout ialah pernyataan yang sudah disiapkan oleh pembicara.
Handout biasanya diambilkan dari beberapa literatur yang mempunyai relevansi dengan materi yang diajarkan/ KD dan materi pokok yang harus dikuasai oleh akseptor didik. Saat ini handout sanggup diperoleh dengan aneka macam cara, antara lain dengan cara down-load dari internet, atau menyadur dari sebuah buku.
b. Buku
Buku ialah materi tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan buah pikiran dari pengarangnya. Oleh pengarangnya isi buku didapat dari aneka macam cara misalnya: hasil penelitian, hasil pengamatan, aktualisasi pengalaman, otobiografi, atau hasil imajinasi seseorang yang disebut sebagai fiksi. Menurut engkaus oxford hal 94, buku diartikan sebagai: Book is number of sheet of paper, either printed or blank, fastened together in a cover. Buku ialah sejumlah lembaran kertas baik cetakan maupun kosong yang dijilid dan didiberi kulit. Buku sebagai materi didik ialah buku yang meliputi suatu ilmu pengetahuan hasil analisis terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis.
Buku yang baik ialah buku yang ditulis dengan memakai bahasa yang baik dan mudah dimengerti, disajikan secara menarikdanunik dilengkapi dengan gambar dan keterangan-keterangannya, isi buku juga menggambarkan sesuatu yang sesuai dengan inspirasi penulisannya. Buku pelajaran meliputi tentang ilmu pengetahuan yang sanggup dipakai oleh akseptor didik untuk belajar, buku fiksi akan meliputi tentang fikiran-fikiran fiksi si penulis, dan seterusnya.
c. Modul
Modul ialah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan semoga akseptor didik sanggup berguru secara sanggup berdiri diatas kaki sendiri tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga modul meliputi paling tidak perihal:
· Petunjuk berguru (Petunjuk siswa/guru)
· Kompetensi yang akan dicapai
· Content atau isi materi
· Informasi pendukung
· Latihan-tes
· Petunjuk kerja, sanggup berupa Lembar Kerja (LK)
· Evaluasi
· Balikan terhadap hasil evaluasi
Sebuah modul akan bermakna kalau akseptor didik sanggup dengan mudah menggunakannya. Pembelajaran dengan modul memungkinkan seorang akseptor didik yang mempunyai kecepatan tinggi dalam berguru akan lebih cepat menuntaskan satu atau lebih KD dibandingkan dengan akseptor didik lainnya. melaluiataubersamaini demikian maka modul harus menggambarkan KD yang akan dicapai oleh akseptor didik, disajikan dengan memakai bahasa yang baik, menarikdanunik, dilengkapi dengan ilustrasi.
d. Lembar kegiatan siswa
Lembar kegiatan siswa (student worksheet) ialah lembaran-lembaran meliputi kiprah yang harus dikerjakan oleh akseptor didik. Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menuntaskan suatu tugas. Suatu kiprah yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus terang KD yang akan dicapainya. Lembar kegiatan sanggup dipakai untuk mata pembelajaran apa saja. Tugas-tugas sebuah lembar kegiatan tidak akan sanggup dikerjakan oleh akseptor didik secara baik apabila tidak dilengkapi dengan buku lain atau referensi lain yang terkait dengan materi tugasnya. Tugas-tugas yang didiberikan kepada akseptor didik sanggup berupa teoritis dan atau tugas-tugas praktis. Tugas teoritis contohnya kiprah membaca sebuah artikel tertentu, kemudian membuat resume untuk dipresentasikan. Sedangkan kiprah simpel sanggup berupa kerja laboratorium atau kerja lapangan, contohnya survey tentang harga cabai dalam kurun waktu tertentu di suatu tempat. Keuntungan adanya lembar kegiatan ialah bagi guru, megampangkan guru dalam melaksanakan pembelajaran, bagi siswa akan berguru secara sanggup berdiri diatas kaki sendiri dan berguru memahami dan menjalankan suatu kiprah tertulis.
Dalam menyiapkannya guru harus cermat dan mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang memadai, alasannya ialah sebuah lembar kerja harus memenuhi paling tidak kriteria yang berkaitan dengan tercapai/ tidaknya sebuah KD dikuasai oleh akseptor didik.
e. Brosur
Brosur ialah materi informasi tertulis terkena suatu perkara yang disusun secara bersistem atau cetakan yang spesialuntuk terdiri atas beberapa halaman dan dilipat tanpa dijilid atau selebaran cetakan yang meliputi keterangan singkat tetapi lengkap tentang perusahaan atau organisasi (Kamus besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Balai Pustaka, 1996). melaluiataubersamaini demikian, maka brosur sanggup dimanfaatkan sebagai materi ajar, selama sajian brosur diturunkan dari KD yang harus dikuasai oleh siswa. Mungkin saja brosur sanggup menjadi materi didik yang menarikdanunik, alasannya ialah bentuknya yang menarikdanunik dan praktis. Agar lembaran brosur tidak terlalu banyak, maka brosur didesain spesialuntuk memuat satu KD saja. Ilustrasi dalam sebuah brosur akan menambah menarikdanunik minat akseptor didik untuk menggunakannya.
f. Leaflet
A separate sheet of printed matter, often folded but not stitched (Webster’s New World, 1996) Leaflet ialah materi cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak dimatikan/dijahit. Agar terlihat menarikdanunik biasanya leaflet didesain secara cermat dilengkapi dengan gambaran dan memakai bahasa yang sederhana, singkat serta mudah dipahami. Leaflet sebagai materi didik juga harus memuat materi yang sanggup menggiring akseptor didik untuk menguasai satu atau lebih KD.
g. Wallchart
Wallchart ialah materi cetak, biasanya berupa denah siklus/proses atau grafik yang bermakna memperlihatkan posisi tertentu. Agar wallchart terlihat lebih menarikdanunik bagi siswa maupun guru, maka wallchart didesain dengan memakai tata warna dan pengaturan proporsi yang baik. Wallchart biasanya masuk dalam kategori alat menolong melaksanakan pembelajaran, namun dalam hal ini wallchart didesain sebagai materi ajar. Karena didesain sebagai materi ajar, maka wallchart harus memenuhi kriteria sebagai materi didik antara lain bahwa mempunyai kejelasan tentang KD dan materi pokok yang harus dikuasai oleh akseptor didik, diajarkan untuk berapa lama, dan bagaimana cara menggunakannya. Sebagai contoh wallchart tentang siklus makhluk hidup hewan antara ular, tikus dan lingkungannya.
h. Foto/Gambar
Foto/gambar mempunyai makna yang lebih baik dibandingkan dengan tulisan. Foto/gambar sebagai materi didik tentu saja diharapkan satu rancangan yang baik semoga setelah selesai melihat sebuah atau serangkaian foto/gambar siswa sanggup melaksanakan sesuatu yang pada hasilnya menguasai satu atau lebih KD.
Menurut Weidenmann dalam buku Lehren mit Bildmedien menggambarkan bahwa melihat sebuah foto/gambar lebih tinggi maknanya dari pada membaca atau mendengar. Melalui membaca yang sanggup diingat spesialuntuk 10%, dari mendengar yang diingat 20%, dan dari melihat yang diingat 30%. Foto/gambar yang didesain secara baik sanggup mempersembahkan pemahaman yang lebih baik. Bahan didik ini dalam menggunakannya harus dimenolong dengan materi tertulis. Bahan tertulis sanggup berupa petunjuk cara menggunakannya dan atau materi tes.
Sebuah gambar yang bermakna paling tidak mempunyai kriteria sebagai diberikut:
· Gambar harus mengandung sesuatu yang sanggup dilihat dan penuh dengan informasi/data. Sehingga gambar tidak spesialuntuk sekedar gambar yang tidak mengandung arti atau tidak ada yang sanggup dipelajari.
· Gambar bermakna dan sanggup dimengerti. Sehingga, si pembaca gambar benar-benar mengerti, tidak salah pengertian.
· Lengkap, rasional untuk dipakai dalam proses pembelajaran, bahannya diambil dari sumber yang benar. Sehingga tidakboleh hingga gambar miskin informasi yang berakibat penggunanya tidak berguru apa-apa.
BAB III
PENYUSUNAN BAHAN AJAR
A. Analisis Kebutuhan Bahan Ajar
Untuk mendapat materi didik yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dikuasai oleh akseptor didik, diharapkan analisis terhadap SK-KD, analisis sumber belajar, dan penentuan jenis serta judul materi ajar. Analisis dimaksud dijelaskan sebagai diberikut:
1. Analisis SK-KD
Analisis SK-KD dilakukan untuk memilih kompetensi-kompetensi mana yang memerlukan materi ajar. Dari hasil analisis ini akan sanggup diketahui berapa banyak materi didik yang harus disiapkan dalam satu semester tertentu dan jenis materi didik mana yang dipilih. Berikut didiberikan contoh analisis SK-KD untuk memilih jenis materi ajar.
misal: Analisis SK-KD
Mata Pembelajaran : Kimia
Kalas : X
Semester : 2
Standar Kompetensi : Mendeskripsikan sifat-sifat larutan, metode pengukuran dan terapannya
Kompetensi Dasar | Indikator | Materi Pembelajaran | Kegiatan Pembelajaran | Jenis B. Ajar |
· Menguji daya hantar listrik aneka macam larutan untuk membedakan larutan elektrolit dan non elektrolit | · Merancang percobaan uji elektrolit · Menyimpulkan ciri-ciri hantaran arus lsitrik dalam aneka macam larutan berdasarkan hasil pengamatan | · Larutan elektrolit dan non elektrolit · Ciri-ciri elektrolit dan non elektrolit · ...........dst | · Menyusun rancangan percobaan untuk mengidentifikasi larutan elektrolit dan non elektrolit · Diskusi informasi tentang hasil rancangan percobaan. · Melakukan percobaan daya hantar listrik untuk memilih ciri-ciri larutan yg bersifat elektrolit dan non elektrolit | Buku, LKS LKS |
Kebutuhan materi didik sanggup dilihat dari analisis di atas, jenis materi ajar sanggup diturunkan dari pengalaman belajarnya. Semakin terang pengalaman berguru diuraikan akan semakin mudah guru memilih jenis materi ajarnya. Jika analisis dilakukan terhadap seluruh SK, maka akan diketahui berapa banyak materi didik yang harus disiapkan oleh guru.
2. Analisis Sumber Belajar
Sumber berguru yang akan dipakai sebagai materi penyusunan materi didik perlu dilakukan analisis. Analisis dilakukan terhadap ketersediaan, kesesuaian, dan kegampangan dalam memanfaatkannya. Tekniknya ialah menginventarisasi ketersediaan sumber berguru yang dikaitkan dengan kebutuhan.
3. Pemilihan dan Penentuan Bahan Ajar
Pemilihan dan penentuan materi didik dimaksudkan untuk memenuhi salah satu kriteria bahwa materi didik harus menarikdanunik, sanggup memmenolong siswa untuk mencapai kompetensi. Sehingga materi didik dibentuk sesuai dengan kebutuhan dan kecocokan dengan KD yang akan diraih oleh akseptor didik. Jenis dan bentuk materi didik diputuskan atas dasar analisis kurikulum dan analisis sumber materi sebelumnya.
B. Penyusunan Peta Bahan Ajar
Peta kebutuhan materi didik disusun setelah diketahui berapa banyak materi didik yang harus disiapkan melalui analisis kebutuhan materi ajar. Peta Kebutuhan materi didik sangat diharapkan guna mengetahui jumlah materi didik yang harus ditulis dan sekuensi atau urutan materi ajarnya mirip apa. Sekuensi materi didik ini sangat diharapkan dalam memilih prioritas penulisan. Di samping itu peta sanggup dipakai untuk memilih sifat materi ajar, apakah dependen (tergantung) atau independen (berdiri sendiri). Bahan didik dependen ialah materi didik yang ada kaitannya antara materi didik yang satu dengan materi didik yang lain, sehingga dalam penulisannya harus saling memperhatikan satu sama lain, apalagi kalau saling mempersyaratkan. Sedangkan materi didik independen ialah materi didik yang berdiri sendiri atau dalam penyusunannya tidak harus memperhatikan atau terikat dengan materi didik yang lain.
Sebagai contoh peta materi didik untuk Biologi Sekolah Menengan Atas semester I Peta diambil dari SK nomor 2, KD nomor 1, dimana materi pokok sebagai judul materi ajar.
C. Struktur Bahan Ajar
Dalam penyusunan materi didik terdapat perbedaan dalam strukturnya antara materi didik yang satu dengan materi didik yang lain. Guna mengetahui perbedaan-perbedaan dimaksud sanggup dilihat pada matrik diberikut ini:
Bahan Ajar Cetak (Printed)
No. | Komponen | Ht | Bu | Ml | LKS | Bro | Lf | Wch | F/Gb | Mo/M |
1. | Judul | √ | √ | √ | √ | √ | √ | √ | √ | √ |
2. | Petunjuk berguru | - | √ | √ | - | - | - | - | - | |
3. | KD/MP | - | √ | √ | √ | √ | √ | ** | ** | ** |
4. | Informasi pendukung | √ | √ | √ | √ | √ | ** | ** | ||
5. | Latihan | - | √ | √ | - | - | - | - | - | - |
6. | Tugas/langkah kerja | - | √ | √ | - | - | - | ** | ** | |
7. | Penilaian | - | √ | √ | √ | √ | √ | ** | ** | ** |
Ht: handout, Bu:Buku, Ml:Modul, LKS:Lembar Kegiatan Siswa, Bro:Brosur, Lf:Leaflet, Wch:Wallchart, F/Gb:Foto/ Gambar, Mo/M: Model/Maket
D. Penyusunan Bahan Ajar Cetak
Bahan didik sanggup berupa handout, buku, lembar kegiatan siswa (LKS), modul, brosur atau leaflet, Wallchart, Foto/Gambar, Model/Maket. Dalam menyusun materi yang perlu diperhatikan ialah bahwa judul atau materi yang disajikan harus diberintikan KD atau materi pokok yang harus dicapai oleh akseptor didik, di samping itu berdasarkan Steffen-Peter Ballstaedt materi didik cetak harus memperhatikan beberapa hal sebagai diberikut:
- Susunan tampilan, yang menyangkut: Urutan yang gampang, judul yang singkat, terdapat daftar isi, struktur kognitifnya jelas, rangkuman, dan kiprah pembaca.
- Bahasa yang gampang, menyangkut: mengalirnya kosa kata, jelasnya kalimat, jelasnya korelasi kalimat, kalimat yang tidak terlalu panjang.
- Menguji pemahaman, yang menyangkut: menilai melalui orangnya, check list untuk pemahaman.
- Stimulan, yang menyangkut: lezat tidaknya dilihat, goresan pena mendorong pembaca untuk berfikir, menguji stimulan.
- Kegampangan dibaca, yang menyangkut: keramahan terhadap mata (huruf yang dipakai tidak terlalu kecil dan lezat dibaca), urutan teks terstruktur, mudah dibaca.
- Materi instruksional, yang menyangkut: pemilihan teks, materi kajian, lembar kerja (work sheet).
a. Handout
Istilah handout memang belum ada padanannya dalam bahasa Indonesia. Handout biasanya ialah materi didik tertulis yang diharapkan sanggup mendukung materi didik lainnya atau klarifikasi dari guru. Steffen-Peter Ballstaedt mengemukakan dua fungsi dari handout yaitu:
· Guna memmenolong pendengar semoga tidak perlu mencatat.
· Sebagai pendamping klarifikasi si penceramah/guru.
Sebuah handout harus memuat paling tidak:
· Menuntun pembicara secara teratur dan jelas
· Berpusat pada pengetahuan hasil dan pernyataan padat.
· Grafik dan tabel yang susah digambar oleh pendengar sanggup dengan mudah didapat.
Sesuai dengan yang sudah dijelaskan di atas bahwa handout disusun atas dasar KD yang harus dicapai oleh akseptor didik. melaluiataubersamaini demikian maka handout harus diturunkan dari kurikulum. Handout biasanya ialah materi tertulis tambahan yang sanggup memperkaya akseptor didik dalam berguru untuk mencapai kompetensinya.
Langkah-langkah menyusun handout ialah sebagai diberikut:
· Melakukan analisis kurikulum
· Menentukan judul handout, sesuaikan dengan KD dan materi pokok yang akan dicapai.
· Mengumpulkan referensi sebagai materi penulisan. Upayakan referensi terkini dan relevan dengan materi pokoknya.
· Menulis handout, dalam menulis upayakan semoga kalimat yang dipakai tidak terlalu panjang, untuk siswa Sekolah Menengan Atas diperkirakan jumlah kata per kalimatnya tidak lebih dari 25 kata dan dalam satu paragraf usahakan jumlah kalimatnya antara 3 – 7 kalimat saja.
· Mengevaluasi hasil goresan pena dengan cara dibaca ulang, bila perlu dibaca orang lain terlebih lampau untuk mendapat masukan.
· Memperbaiki handout sesuai dengan belum sempurnanya-belum sempurnanya yang ditemukan.
· Gunakan aneka macam sumber berguru yang sanggup memperkaya materi handout contohnya buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian.
b. Buku
Sebuah buku biasanya akan meliputi tentang sesuatu yang menjadi buah pikiran dari seorang pengarangnya. Jika seorang guru menyiapkan sebuah buku yang dipakai sebagai materi didik maka buah pikirannya harus diturunkan dari KD yang tertuang dalam kurikulum, sehingga buku akan memdiberi makna sebagai materi didik bagi akseptor didik yang mempelajarinya.
Sebuah buku akan dimulai dari latar belakang penulisan, definisi/ pengertian dari judul yang dikemukakan, klarifikasi ruang lingkup pembahasan dalam buku, aturan atau aturan-aturan yang dibahas, contoh-contoh yang diperlukan, hasil penelitian, data dan interpretasinya, aneka macam argumen yang sesuai untuk disajikan.
Langkah-langkah yang sanggup dilakukan oleh seorang guru dalam menulis buku ialah sebagai diberikut:
· Mempelajari kurikulum dengan cara menganalisisnya
· Menentukan judul buku yang akan ditulis sesuai dengan SK yang akan disediakan bukunya.
· Merancang outline buku semoga isi buku lengkap meliputi beberapa aspek seluruh aspek yang diharapkan untuk mencapai suatu kompetensi.
· Mengumpulkan referensi sebagai materi penulisan, upayakan untuk memakai referensi terkini dan relevan dengan materi kajiannya.
· Menulis buku dilakukan dengan memperhatikan penyajian kalimat yang diubahsuaikan dengan usia dan pengalaman pembacanya. Untuk siswa Sekolah Menengan Atas upayakan untuk membuat kalimat yang tidak terlalu panjang, terbaik 25 kata per kalimat dan dalam satu paragraf 3 – 7 kalimat.
· Mengevaluasi/mengedit hasil goresan pena dengan cara membaca ulang. Jika ada belum sempurnanya segera dilakukan penambahan.
· Memperbaiki tulisan
· Gunakan aneka macam sumber berguru yang sanggup memperkaya materi contohnya buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian.
c. Modul
Modul ialah seperangkat materi didik yang disajikan secara sistematis sehingga penggunanya sanggup berguru dengan atau tanpa seorang fasilitator/guru. melaluiataubersamaini demikian maka sebuah modul harus sanggup dijadikan sebuah materi didik sebagai pengganti fungsi guru. Kalau guru mempunyai fungsi membuktikan sesuatu maka modul harus bisa membuktikan sesuatu dengan bahasa yang mudah diterima akseptor didik sesuai dengan tingkat pengetahuan dan usianya.
· Penulisan materi didik modul
Dalam menulis materi didik khususnya modul terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui, yaitu:
- Analisis SK dan KD
Analisis dimaksudkan untuk memilih materi-materi mana yang memerlukan materi ajar. Dalam memilih materi dianalisis dengan cara melihat inti dari materi yang akan diajarkan, kemudian kompetesi yang harus dimiliki oleh siswa dan hasil berguru kritis yang harus dimiliki oleh siswa (critical learning outcomes) itu mirip apa.
- Menentukan judul-judul modul
Judul modul ditentukan atas dasar KD-KD atau materi pembelajaran yang terdapat dalam silabus. Satu kompetensi sanggup dijadikan sebagai judul modul apabila kompetensi itu tidak terlalu besar, sedangkan besarnya kompetensi sanggup dideteksi antara lain dengan cara apabila diuraikan ke dalam materi pokok mendapat terbaik 4 MP, maka kompetensi itu sudah sanggup dijadikan sebagai satu judul modul. Namun apabila diuraikan menjadi lebih dari 4 MP, maka perlu dipikirkan kembali apakah perlu dipecah contohnya menjadi 2 judul modul.
- Pemdiberian kode modul
Kode modul sangat diharapkan guna megampangkan dalam pengelolaan modul. Biasanya kode modul ialah angka-angka yang didiberi makna, contohnya digit pertama, angka satu (1) berarti IPA, (2) : IPS. (3) : Bahasa. Kemudian digit kedua ialah klasifikasi/kelompok utama kajian atau acara atau spesialisasi pada jurusan yang bersangkutan. Misalnya jurusan IPA, nomor 1 digit kedua berarti Fisika, 2 Kimia, 3 Biologi dan seterusnya.
- Penulisan Modul
Penulisan modul sanggup dilakukan dengan langkah-langkah sebagai diberikut:
* Perumusan KD yang harus dikuasai
Rumusan KD pada suatu modul ialah spesifikasi kualitas yang seharusnya sudah dimiliki oleh siswa setelah ia berhasil menuntaskan modul tersebut. KD yang tercantum dalam modul diambil dari pedoman khusus kurikulum 2004. Apabila siswa tidak berhasil mempunyai tingkah laris sebagai yang dirumuskan dalam KD itu, maka KD pembelajaran dalam modul itu harus dirumuskan kembali. Dalam hal ini barangkali materi didik yang gagal, bukan siswa yang gagal. Kembali pada terminal behaviour, jikalau terminal behaviour diidentifikasi secara tepat, maka apa yang harus dikerjakan untuk mencapainya sanggup ditentukan secara tepat pula.
misal Rumusan KD yang harus dikuasai:
Anda bisa menguji daya hantar listrik aneka macam larutan untuk membedakan larutan elektrolit dan non elektrolit hasilnya memenuhi kriteria sebgai diberikut:
1) Ada rancangan percobaan elektrolit .
2) Terdapat kesimpulan ciri-ciri hantaran arus listrik dalam aneka macam larutan berdasarkan hasil pengamatan.
3) Mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan non elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya.
4) Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik.
5) Menjelaskan bahwa larutan elektrolit sanggup berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar.
* Menentukan alat evaluasi/penilaian
Criterion items adalah sejumlah pertanyaan atau tes yang dipakai untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai suatu KD dalam bentuk tingkah laku. Karena pendekatan pembelajarannya yang dipakai ialah kompetensi, dimana sistem evaluasinya didasarkan pada penguasaan kompetensi, maka alat penilaian yang cocok ialah memakai pendekatan Panilaian Acuan Patokan (PAP) atau Criterion Referenced Assesment.
Evaluasi sanggup segera disusun setelah ditentukan KD yang akan dicapai sebelum menyusun materi dan lembar kerja/tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Hal ini dimaksudkan semoga penilaian yang dikerjakan benar-benar sesuai dengan apa yang dikerjakan oleh siswa.
misal penilaian dari contoh KD di atas:
No | (75% kriteria keberhasilan)*) | Ya | Tdk |
1. | Ada rancangan percobaan elektrolit. | ||
2. | Terdapat kesimpulan ciri-ciri hantaran arus listrik dalam aneka macam larutan berdasarkan hasil pengamatan. | ||
3. | Mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan non elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya. | ||
4. | Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik. | ||
5. | Menjelaskan bahwa larutan elektrolit sanggup berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar. | ||
Total |
Catatan *) : Jika 75% dari ke-5 kriteria terpenuhi, maka ditetapkan lulus.
* Penyusunan Materi
Materi atau isi modul sangat tergantung pada KD yang akan dicapai. Materi modul akan sangat baik jikalau memakai referensi–referensi mutakhir yang mempunyai relevansi dari aneka macam sumber contohnya buku, internet, majalah, jurnal hasil penelitian. Materi modul tidak harus ditulis seluruhnya, sanggup saja dalam modul itu ditunjukkan referensi yang dipakai semoga siswa membaca lebih jauh tentang materi itu. Tugas-tugas harus ditulis secara terang guna mengurangi pertanyaan dari siswa tentang hal-hal yang seharusnya siswa sanggup melakukannya. Misalnya tentang kiprah diskusi. Judul diskusi didiberikan secara terang dan didiskusikan dengan siapa, berapa orang dalam kelompok diskusi dan berapa lama.
Kalimat yang disajikan tidak terlalu panjang. Bagi siswa Sekolah Menengan Atas upayakan untuk membuat kalimat yang tidak terlalu panjang, terbaik 25 kata per-kalimat dan dalam satu paragraf 3–7 kalimat.
Gambar-gambar yang sifatnya mendukung isi materi sangat diperlukan, alasannya ialah di samping memperjelas klarifikasi juga sanggup menambah daya tarik bagi siswa untuk mempelajarinya.
* Urutan pembelajaran
Urutan pembelajaran sanggup didiberikan dalam petunjuk memakai modul. Misalnya dibentuk petunjuk bagi guru yang akan mengajarkan materi tersebut dan petunjuk bagi siswa. Petunjuk siswa diarahkan kepada hal-hal yang harus dikerjakan dan yang dihentikan dikerjakan oleh siswa, sehingga siswa tidak perlu banyak bertanya, guru juga tidak perlu terlalu banyak membuktikan atau dengan kata lain guru berfungsi sebagai fasilitator.
* Struktur materi ajar/modul
Struktur modul dapat bervariasi, tergantung pada karakter materi yang akan disajikan, ketersediaan sumberdaya dan kegiatan berguru yang akan dilakukan. Secara umum modul harus memuat paling tidak:
- Judul
- Petunjuk berguru (Petunjuk siswa/guru)
- Kompetensi yang akan dicapai
- Informasi pendukung
- Latihan-tes
- Petunjuk kerja, sanggup berupa Lembar Kerja (LK)
- Evaluasi/Penilaian
d. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
Lembar kegiatan siswa (student work sheet) ialah lembaran-lembaran meliputi kiprah yang harus dikerjakan oleh akseptor didik. Lembar kegiatan siswa akan memuat paling tidak; judul, KD yang akan dicapai, waktu penyelesaian, peralatan/bahan yang diharapkan untuk menuntaskan tugas, informasi singkat, langkah kerja, kiprah yang harus dilakukan, dan laporan yang harus dikerjakan.
Dalam menyiapkan lembar kegiatan siswa sanggup dilakukan dengan langkah-langkah sebagai diberikut:
· Analisis kurikulum
Analisis kurikulum dimaksudkan untuk memilih materi-materi mana yang memerlukan materi didik LKS. Biasanya dalam memilih materi dianalisis dengan cara melihat materi pokok dan pengalaman berguru dari materi yang akan diajarkan, kemudian kompetesi yang harus dimiliki oleh siswa.
· Menyusun peta kebutuhan LKS
Peta kebutuhan Lomba Kompetensi Siswa sangat diharapkan guna mengetahui jumlah Lomba Kompetensi Siswa yang harus ditulis dan sekuensi atau urutan LKS-nya juga sanggup dilihat. Sekuens Lomba Kompetensi Siswa ini sangat diharapkan dalam memilih prioritas penulisan. Dipertamai dengan analisis kurikulum dan analisis sumber belajar.
· Menentukan judul-judul LKS
Judul Lomba Kompetensi Siswa ditentukan atas dasar KD-KD, materi-materi pokok atau pengalaman berguru yang terdapat dalam kurikulum. Satu KD sanggup dijadikan sebagai judul modul apabila kompetensi itu tidak terlalu besar, sedangkan besarnya KD sanggup dideteksi antara lain dengan cara apabila diuraikan ke dalam materi pokok (MP) mendapat terbaik 4 MP, maka kompetensi itu sudah sanggup dijadikan sebagai satu judul LKS. Namun apabila diuraikan menjadi lebih dari 4 MP, maka perlu dipikirkan kembali apakah perlu dipecah contohnya menjadi 2 judul LKS.
· Penulisan LKS
Penulisan Lomba Kompetensi Siswa sanggup dilakukan dengan langkah-langkah sebaga diberikut:
- Perumusan KD yang harus dikuasai
Rumusan KD pada suatu Lomba Kompetensi Siswa eksklusif diturunkan dari dokumen SI.
- Menentukan alat Penilaian
Penilaian dilakukan terhadap proses kerja dan hasil kerja akseptor didik. Karena pendekatan pembelajar-an yang dipakai ialah kompetensi, dimana penilaiannya didasarkan pada penguasaan kompeten-si, maka alat penilaian yang cocok ialah memakai pendekatan Panilaian Acuan Patokan (PAP) atau Criterion Referenced Assesment. melaluiataubersamaini demikian guru sanggup menilainya melalui proses dan hasil kerjanya.
- Penyusunan Materi
Materi LKS sangat tergantung pada KD yang akan dicapai. Materi Lomba Kompetensi Siswa sanggup berupa informasi pendukung, yaitu citra umum atau ruang lingkup substansi yang akan dipelajari. Materi sanggup diambil dari aneka macam sumber mirip buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian. Agar pemahaman siswa terhadap materi lebih kuat, maka sanggup saja dalam Lomba Kompetensi Siswa ditunjukkan referensi yang dipakai semoga siswa membaca lebih jauh tentang materi itu. Tugas-tugas harus ditulis secara terang guna mengurangi pertanyaan dari siswa tentang hal-hal yang seharusnya siswa sanggup melakukannya, contohnya tentang kiprah diskusi. Judul diskusi didiberikan secara terang dan didiskusikan dengan siapa, berapa orang dalam kelompok diskusi dan berapa lama.
- Struktur LKS
Struktur Lomba Kompetensi Siswa secara umum ialah sebagai diberikut:
* Judul
* Petunjuk berguru (Petunjuk siswa)
* Kompetensi yang akan dicapai
* Informasi pendukung
* Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja
* Penilaian
e. Brosur
Brosur ialah materi informasi tertulis terkena suatu perkara yang disusun secara bersistem atau cetakan yang spesialuntuk terdiri atas beberapa halaman dan dilipat tanpa dijilid atau selebaran cetakan yang meliputi keterangan singkat tetapi lengkap tentang perusahaan atau organisasi (Kamus besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Balai Pustaka, 1996).
Dalam menyusun sebuah brosur sebagai materi ajar, brosur paling tidak memuat antara lain:
· Judul diturunkan dari KD atau materi pokok sesuai dengan besar kecilnya materi.
· KD/materi pokok yang akan dicapai, diturunkan dari SI dan SKL.
· Informasi pendukung dijelaskan secara jelas, padat, menarikdanunik memperhatikan penyajian kalimat yang diubahsuaikan dengan usia dan pengalaman pembacanya. Untuk siswa Sekolah Menengan Atas upayakan untuk membuat kalimat yang tidak terlalu panjang, terbaik 25 kata per kalimat dan dalam satu paragraf 3 – 7 kalimat.
· Tugas-tugas sanggup berupa kiprah membaca buku tertentu yang terkait dengan materi berguru dan membuat resumenya. Tugas sanggup didiberikan secara individu atau kelompok dan ditulis dalam kertas lain.
· Penilaian sanggup dilakukan terhadap hasil karya dari kiprah yang didiberikan.
· Gunakan aneka macam sumber berguru yang sanggup memperkaya materi contohnya buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian.
f. Leaflet
A separate sheet of printed matter, often folded but not stitched (Webster’s New World, 1996). Leatlet ialah materi cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak dimatikan/dijahit. Agar terlihat menarikdanunik biasanya leaflet didesain secara cermat dilengkapi dengan gambaran dan memakai bahasa yang sederhana, singkat serta mudah dipahami. Leaflet sebagai materi didik juga harus memuat materi yang sanggup menggiring akseptor didik untuk menguasai satu atau lebih KD.
Dalam membuat leaflet secara umum sama dengan membuat brosur, bedanya spesialuntuk dalam penampilan fisiknya saja, sehingga isi leaflet sanggup dilihat pada brosur di atas. Leaflet biasanya ditampilkan dalam bentuk dua kolom kemudian dilipat.
g. Wallchart
Wallchart ialah materi cetak, biasanya berupa denah siklus/proses atau grafik yang bermakna memperlihatkan posisi tertentu. Misalnya tentang siklus makhluk hidup hewan antara ular, tikus dan lingkungannya atau proses dari suatu kegiatan laboraturium. Dalam mempersiapkannya wallchart paling tidak meliputi perihal:
· Judul diturunkan dari KD atau materi pokok sesuai dengan besar kecilnya materi.
· Petunjuk penerapan wallchart, dimaksudkan semoga wallchart tidak terlalu banyak tulisan.
· Informasi pendukung dijelaskan secara jelas, padat, menarikdanunik dalam bentuk gambar, denah atau siklus.
· Tugas-tugas ditulis dalam lembar kertas lain, contohnya berupa kiprah membaca buku tertentu yang terkait dengan materi berguru dan membuat resumenya. Tugas lain contohnya menugaskan siswa untuk menggambar atau membuat denah ulang. Tugas sanggup didiberikan secara individu atau kelompok.
· Penilaian sanggup dilakukan terhadap hasil karya dari kiprah yang didiberikan.
· Gunakan aneka macam sumber berguru yang sanggup memperkaya materi contohnya buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian.
h. Foto/Gambar
Foto/gambar mempunyai makna yang lebih baik dibandingkan dengan tulisan. Foto/gambar sebagai materi didik tentu saja diharapkan satu rancangan yang baik semoga setelah selesai melihat sebuah atau serangkaian foto/gambar siswa sanggup melaksanakan sesuatu yang pada hasilnya menguasai satu atau lebih KD.
Dalam menyiapkan sebuah gambar untuk materi didik sanggup dilakukan dengan langkah sebagai diberikut:
· Judul diturunkan dari KD atau materi pokok sesuai dengan besar kecilnya materi. Jika foto, maka judulnya sanggup ditulis dibaliknya.
· Buat desain tentang foto/gambar yang dinginkan dengan membuat storyboard. Storyboard foto tidak akan sebanyak untuk video/film.
· Informasi pendukung diambilkan dari storyboard secara jelas, padat, menarikdanunik ditulis dibalik foto. Gunakan sumber lain yang sanggup memperkaya materi contohnya foto, internet, buku. Agar foto lezat dilihat dan memuat cukup informasi, maka sebaiknya foto/gambar berukuran paling tidak 20-R.
· Pengambilan gambar dilakukan atas dasar stroryboard. Agar hasilnya baik dikerjakan oleh orang yang menguasai penerapan foto, atau kalau gambar digambar oleh orang yang terampil menggambar.
· Editing terhadap foto/gambar dilakukan oleh orang yang menguasai substansi/isi materi video/film.
· Agar hasilnya memuaskan, sebaiknya sebelum digandakan dilakukan penilaian terhadap agenda secara keseluruhan baik secara substansi, edukasi maupun sinematografinya.
· Foto/gambar biasanya tidak interaktif, namun tugas-tugasnya sanggup didiberikan pada selesai penampilan gambar, contohnya untuk pembelajaran bahasa Inggris siswa diminta untuk menceritakan ulang secara oral tentang situasi dalam foto/gambar. Tugas-tugas sanggup juga ditulis dalam lembar kertas lain, contohnya berupa menceritakan ulang tentang foto/ gambar yang dilihatnya dalam bentuk tertulis. Tugas sanggup didiberikan secara individu atau kelompok.
· Penilaian sanggup dilakukan terhadap penampilan siswa dalam menceritakan kembali foto/gambar yang dilihatnya atau dongeng tertulis dari foto/gambar yang sudah dilihatnya.
i. Model/Maket
Model/maket yang didesain secara baik akan mempersembahkan makna yang hampir sama dengan benda aslinya. Weidermann mengemukakan bahwa dengan meilhat benda aslinya yang berarti sanggup dipegang, maka akseptor didik akan lebih mudah dalam mempelajarinya. Misalnya dalam pembelajaran biologi siswa sanggup melihat secara eksklusif bagian-bagian badan insan melalui sebuah model. Biasanya model semacam ini sanggup dibentuk dengan skala 1:1 artinya benda yang dilihat mempunyai besar yang persis sama dengan benda aslinya atau dapat juga dengan skala yang lebih kecil, tergantung pada benda apa yang akan dibentuk modelnya. Bahan didik semacam ini tidak sanggup berdiri sendiri melainkan harus dimenolong dengan materi tertulis semoga megampangkan guru dalam melaksanakan pembelajaran maupun siswa dalam belajar. Dalam memanfaatkan model/maket sebagai bahan ajar harus memakai KD dalam kurikulum sebagai acuannya.
· Judul diturunkan dari kompeternsi dasar atau materi pokok sesuai dengan besar kecilnya materi.
· Membuat rancangan sebuah model yang akan dibentuk baik substansinya maupun materi yang akan dipakai sebagai model.
· Informasi pendukung dijelaskan secara jelas, padat, menarikdanunik pada selembar kertas. Karena mustahil sebuah model memuat informasi tertulis kecuali keterangan-keterangan singkat saja. Gunakan aneka macam sumber yang sanggup memperkaya informasi contohnya buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian.
· Agar hasilnya memuaskan, sebaiknya pembuatan model atau maket dilakukan oleh orang yang mempunyai keterampilan untuk menciptakannya. Bahan yang dipakai tentu saja diubahsuaikan dengan kemampuan keuangan dan kegampangan dalam mencarinya.
· Tugas sanggup didiberikan pada selesai klarifikasi sebuah model, dengan mempersembahkan pertanyaan-pertanyaan oral. Tugas-tugas sanggup juga ditulis dalam lembar kertas lain, contohnya berupa kiprah membuktikan secara tertulis tentang contohnya untuk pembelajaran biologi, fungsi jantung bagi kehidupan manusia. Tugas sanggup didiberikan secara individu atau kelompok.
· Penilaian sanggup dilakukan terhadap jawabanan lisan atau tertulis dari pertanyaan yang didiberikan.
E. Evaluasi dan Revisi
Sesudah selesai menulis materi ajar, selanjutnya yang perlu Anda lakukan ialah penilaian terhadap materi didik tersebut. Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah materi didik sudah baik ataukah masih ada hal yang perlu diperbaiki. Teknik penilaian bisa dilakukan dengan beberapa cara, contohnya penilaian mitra sejawat ataupun tes kemampuan dan pemahaman kepada siswa secara terbatas. Respondenpun bisa anda tentukan apakah secara sedikit demi sedikit mulai dari one to one, group, ataupun class.
Komponen penilaian meliputi beberapa aspek kelayakan isi, kebahasaan, sajian, dan kegrafikan.
Komponen kelayakan isi meliputi beberapa aspek, antara lain:
1. Kesesuaian dengan SK, KD
2. Kesesuaian dengan perkembangan anak
3. Kesesuaian dengan kebutuhan materi ajar
4. Kebenaran substansi materi pembelajaran
5. Manfaat untuk penambahan wawasan
6. Kesesuaian dengan nilai moral, dan nilai-nilai sosial
Komponen Kebahasaan antara lain meliputi beberapa aspek:
1. Keterbacaan
2. Kejelasan informasi
3. Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar
4. Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan singkat)
Komponen Penyajian antara lain meliputi beberapa aspek:
1. Kejelasan tujuan (indikator) yang ingin dicapai
2. Urutan sajian
3. Pemdiberian motivasi, daya tarik
4. Interaksi (pemdiberian stimulus dan respond)
5. Kelengkapan informasi
Komponen Kegrafikan antara lain meliputi beberapa aspek:
1. Penggunaan font; jenis dan ukuran
2. Lay out atau tata letak
3. Ilustrasi, gambar, foto
4. Desain tampilan
Komponen-komponen penilaian di atas sanggup Anda kembangkan ke dalam format instrumen evaluasi. misal format penilaian ialah sebagai diberikut:
misal Format Instrumen Evaluasi Formatif Bahan Ajar
INSTRUMEN EVALUASI FORMATIF
Judul Bahan Ajar : ...........
Mata Pelajaran : ...........
Penulis : ...........
Evaluator : ...........
Tanggal : ...........
Petunjuk pengisian
Berilah tanda check (v) pada kolom yang paling sesuai dengan penilaian Anda.
1 = sangat tidak baik/sesuai
2 = kurang sesuai
3 = cukup
4 = baik
5 = sangat baik/sesuai
No | Komponen | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
KELAYAKAN ISI | ||||||
1 | Kesesuaian dengan SK, KD | |||||
2 | Kesesuaian dengan kebutuhan siswa | |||||
3 | Kesesuaian dengan kebutuhan materi ajar | |||||
4 | Kebenaran substansi materi | |||||
5 | Manfaat untuk penambahan wawasan pengetahuan | |||||
6 | Kesesuaian dengan nilai-nilai, moralitas, sosial | |||||
KEBAHASAAN | ||||||
7 | Keterbacaan | |||||
8 | Kejelasan informasi | |||||
9 | Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia | |||||
10 | Penggunaan bahasa secara efektif dan efisien | |||||
SAJIAN | ||||||
11 | Kejelasan tujuan | |||||
12 | Urutan penyajian | |||||
13 | Pemdiberian motivasi | |||||
14 | Interaktivitas (stimulus dan respond) | |||||
15 | Kelengkapan informasi | |||||
KEGRAFISAN | ||||||
16 | Penggunaan font (jenis dan ukuran) | |||||
17 | Lay out, tata letak | |||||
18 | Ilustrasi, grafis, gambar, foto | |||||
19 | Desain tampilan |
Komentar/masukan evaluator: .......................................................................................... .......................................................................................... .......................................................................................... |
Berdasarkan hasil penilaian tersebut, selanjutnya Anda sanggup melaksanakan revisi atau perbaikan terhadap materi didik yang Anda kembangkan. Sesudah itu, materi didik siap untuk Anda manfaatkan dalam proses pembelajaran.
0 Response to "Makalah Pengembangan Materi Ajar"
Posting Komentar