Sejarah Dan Pengertian Seni Budaya Dalam Perspektif Islam
A. Pengertian Seni Budaya
Istilah kebudayaan secara etimologis berasal dari kata buddhayah yang berarti akal. Kebudayaan ialah perkembangan kata budidaya yang berupa cipta, karsa dan rasa. Kebudayaan yaitu keseluruhan pengetahuan yang diterima dan diberlakukan sebagai pedoman dalam bertindak di dalam interaksi sosial dan untuk merencanakan, melakukan dan menghasilkan karya-karya dalam kerangka memenuhi kebutuhan hidup sebagai makhluk sosial yang beradab[1].
Seni berdasarkan Ensiklopedia yaitu penjelmaan rasa indah yang terkandung dalam jiwa manusia, dilahirkan dengan perantaraan alat komunikasi ke dalam bentuk yang sanggup ditangkap oleh indera pendengar (seni suara), penglihatan (seni lukis), atau dilahirkan dengan perantaraan gerak (seni tari, drama).[2]
Adapun pengertian seni budaya, ada beberapa para pakar yang sudah mendefinisikannya. Menurut Harry Sulastianto, seni budaya ialah suatu keahlian mengekspresikan ide-ide dan pemikiran estetika, termasuk mewujudkan kemampuan serta imajinasi pandangan akan benda, suasana, atau karya yang bisa menjadikan rasa indah sehingga membuat peradaban yang lebih maju. Sedangkan berdasarkan M. Thoyibi, seni budaya ialah penjelmaan rasa seni yang sudah membudaya, yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah sanggup dirasakan oleh orang banyak dalam rentang perjalanan sejarah peradaban manusia.

B. Seni Budaya dalam Islam
a. Konsep Seni
Dari segi makna literal, seni ialah halus, indah atau permai. Dari segi istilah, seni ialah segala yang halus dan indah lagi sangat senang hati serta perasaan manusia. Dalam pengertian yang lebih padu, ia membawa nilai halus, indah, baik dan suci, berkhasiat dan bermanfaa, serta mempunyai fungsi dan nilai sosial.
Naluri insan selalu mengarah kepada kesenangan dan keselamatan, yang kalau dalam islam dinamakan ”salam”. Islam mempersembahkan petunjuk wacana bagaimana cara menawarkan kepada insan untuk mewujudkan keperluan asasinya.[3]
Selain itu, keindahan yaitu sesuatu yang wujud di luar diri insan yang menikmati keindahan itu. Ia sanggup dirasa, ditanggapi dan dihayati. Allah yaitu sumber daya dan sumber pemikiran insan mabadunga imajinasi dan keupayaan mencipta yang ada pada insan yaitu percikan dari daya kreatif Allah. Oleh sebab itu seni terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Seni ciptaan Allah
b. Seni ciptaan manusia
melaluiataubersamaini memperlakukan seni termasuk apa yang diciptakan oleh Allah, itu tidak bermakna kita sanggup mencampuradukkan seni ciptaan insan dengan seni ciptaan Allah.
b. Sejarah dan Perkembangan Seni dalam Islam
Kesenian Islam berkesinambungan dengan kesenian pada zaman silam yang sudah berkembang oleh konsep tauhid yang tinggi kepada Allah SWT. Kesenian Islam mempunyai khazanah sejarahnya yang tersendiri dan unik. Kesenian Islam dikatakan sudah berkembang semenjak zaman Nabi Daud as. dan putranya Nabi Sulaiman as. dan terus berkembang di zaman Nabi Muhammad saw dan di zaman setelah peninggalan Beliau sampai kini. Kesenian Islam terus berkembang di dalam bentuk dan falsafahnya yang berorientasikan sumber Islam yang menitikberatkan kesejajaran dengan tuntutan tauhid dan syara’.
c. Sikap Islam terhadap Seni
Pada dasarnya, sesuatu yang indah itu disukai oleh Allah kerana Allah zat yang Maha Indah dan menyukai keindahan. Dalam riwayat Muslim ditemukan hadis Nabi sepeti ini:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
Artinya: Dari Abdullah bin Mas'ud dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dia bersabda: "Tidak akan masuk surga, orang yang di dalam hatinya terdapat seberat biji sawi dari kesombongan." Seorang pria bertanya, "Sesungguhnya pria menyukai apabila baju dan sandalnya manis (apakah ini termasuk kesombongan)?" Beliau menjawaban: "Sesungguhnya Allah itu manis menyukai yang bagus, kesombongan itu menolak kebenaran dan meremehkan manusia."
Seni ialah salah satu media yang sanggup mengantarkan kita pada keindahan. Sangat sempurna sekali bila Herbert Read mendefenisikan kesenian sebagai perjuangan untu membuat bentuk-bentuk yang sangat bahagia.[4] Jika dilihat, tiap agama mempunyai hubungan yang dekat dengan kesenian, bahkan dalam teori ilmu budaya disebutkan ”seni lahir dari agama”[5]. Islam sendiri mempunyai kriterianya untuk dijadikan pengukur dalam memilih halal atau haramnya sesuatu karya seni itu. Kriteria pertama ialah seni atau karya seni itu mestilah baik yaitu mempunyai ciri-ciri yang khusus. Antaranya ialah tidak merusak budi pekerti yang mulia serta tidak melalaikan seseorang dari diberibadah dan mengingat Allah. Kriteria penolakan seni atau karya seni tersebut jelek bila seni tersebut menurunkan moral, melalaikan diri untuk diberibadah kepada Allah atau juga melupakan-Nya.[6]
- Hubungan seni dan islam
Pada dasarnya fungsi dari seni yaitu untuk menumbuhkan kesenangan. Dalam melakukan fungsinya, islam memdiberika petunjuk dan tuntunan biar dalam pelaksanaannya tidak membahayakan keselamatan. Olehnya, seni itu tunduk terhadap syariat.
Banyak diantara para ulama menyatakan bahwa seni tidak bekerjasama dengan agama, sebab itu seni harus ditinggalkan bahkan diharamkan. Sebenarnya pandangan menyerupai ini agak keliru dalam merumuskan ruang lingkup islam. Memang benar bahwa islam itu yaitu agama saja dan spesialuntuk mengatur hubungan antara Tuhan dan manusia. Dalam tata hubungan itu memang Tuhan tidak membutuhkan seni. Akan tetapi, harus kita ketahui bahwa islam bukan sekedar agama saja, ia juga kebudayaan atau dengan kata lain, ia muncul dari proses kebudayaan. Olehnya, kedudukan kesenian berada dalam kebudayaan sebab ia yaitu cultural universal.[7]
- Karakteristik Kesenian Islam
Seni dijadikan sebagai alat untuk mengembangkan agama dan memperkukuhkan amal kebajikan dan kebaikan di kalangan ummat. Hasil seni boleh menjadi faktor pendorong yang intensif bagi mengingat dan memuji Allah. Daya seni yang didiberikan Allah yaitu bertujuan untuk menjadikan keikhlasan dan kesedaran dalam diri manusia. melaluiataubersamaini talenta seni yang ada, para seniman muslim ternyata bisa menggunakannya dengan metode, bentuk seni yang terbuka di tempat yang berlainan ke dalam tempat seni dan budaya Islam. Kesenian Islam mengukuhkan persiapan individu untuk mematuhi anutan Allah selaras dengan tujuan asas penciptaan mereka.
Oleh itu, menjadi tanggungjawaban para seniman untuk menterjemahkan ideal Islam ke dalam bahasa seni. Menurut perspektif Islam, daya kreatif seni yaitu dorongan atau desakan yang didiberikan oleh Allah yang perlu dipakai sebagai menolongan untuk memeriahkan kebemasukan Allah. Selain itu, seni juga menawarkan seni kesatuan atau keselarasan. Kesenian Islam ataupun kesenian tradisional memang mengutamakan kegunaan untuk kehidupan sehari hari. Kesenian Islam tidak spesialuntuk pada manusia individu, ia mempunyai orientasi sosial dan berpaksikan kepada keperluan bersama manusia. [1] Mudjahirin Thohir, Memahami Kebudayaan: Teori, Metodologi, dan Aplikasi, cet ke-1 (Semarang: Fasindo Press, 2007), hlm. 18.
[2] Ensiklopedi Indonesia, (Jakarta: PT. Ikhtiar Baru - Van Hoeve, t.th), jilid ke-5, hlm. 3080-3081.
[3] Sidi Gazalba, Asas Kebudayaan Islam, (Jakarta: bulan bintang, 1978), hlm. 299.
[4] Sidi Gazalba, Islam Integrasi Ilmu dan Kebudayaan, (Jakarta: Tintamas, 1967), hlm. 168.
[5] Ibid, hlm. 176.
[6] Abdul Ghani Samsuddin dkk, Seni dalam Islam, (t.t: Multimedia dan Publication, 2001), hlm. 3.
[7] Sidi Gazalba, Asas Kebudayaan Islam, hlm. 302.
0 Response to "Sejarah Dan Pengertian Seni Budaya Dalam Perspektif Islam"
Posting Komentar