Ular Dan Andal Ibadah - Dongeng Unik

                   #KISAH PUTRA BATU
                   #LELAKI DI MASSACHUSSETTS AVENUE
Ada seorang pria yang sholeh berjulukan Ibnu Hamir, siang ia berpuasa dan malam diberibadah.
Pada suatu hari, ia pergi berburu ke hutan, tiba-tiba ada seujung ular hadir mendekatinya seraya berkata: “tolonglah aku, agar Allah menolong tuan pula.” Ibnu Hamir kemudian bertanya kepada ular itu: “menolongmu dari siapa?” ular itu menjawaban: “dari musuh yang menganiayaku.”

“mana musuhmu itu?” kata Ibnu Hamir.
“ada di belakangku” Jawab Ular.
“engkau umat siapa?”
“aku dari umat Muhammad Saw.” balasan ular dengan bijaksananya
Ibnu Hamir berkata: “lalu saya bentangkan sorbanku dan saya suruh ular itu besembunyi di dalamnya. Ular itu menolak dengan alasan musuhnya masih sanggup melihatnya. Lantas saya bertanya kepadanya: “apa yang sanggup saya lakukan buat menolongmu?”
Ular itu menjawaban: “jika tuan benar-benar mau berbuat kebajikan maka bukalah lisan tuan supaya sanggup bersembunyi di dalamnya:”
“aku takut nanti engkau membunuhku.” Jawab Ibnu Hamir dengan perasaan was-was.
“tidak, demi Allah, saya tidak akan membunuh tuan. Allah menjadi saksinya, juga para malaikat, nabi-nabi, rasul-rasul dan pemanggul arsy, tiruananya menjadi saksi kalau saya hingga membunuh tuan.”
Ibnu Hamir berkata: “maka saya pun membuka lisan aku, kemudian ular itu masuk ke dalamnya. Kemudian saya melanjutkan perjalanan. Di tengah jalan, saya berjumpa dengan seorang lelaki yang memegang sebatang tombak kecil. Orang itu bertanya: ‘apakah tuan melihat musuhku?’ saya balik bertanya: ‘siapa musuh anda?’ orang itu menjawaban: ‘seujung ular.’ Saya jawaban: ‘tidak’. Kemudian saya membaca istighfar seratus kali setelah perkataan saya menyampaikan tidak itu, padahal bergotong-royong saya tahu di mana ular itu berada. Sesudah orang itu pergi, ular itu mengeluarkan kepalanya seraya berkata: ‘lihat apakah orang itu benar-benar sudah pergi!’ saya kemudian menengok ke kiri dan kanan, ternyata memang sudah tidak tampak lagi bayangan orang itu. Lalu saya berkata kepada ular tersebut: ‘sekarang kamu boleh keluar, alasannya yaitu saya sudah tidak melihat lagi seorang pun disini.’
Ular itu berkata: ‘tuan, kini pilihlah, tuan mau mati dengan cara bagaimana, saya hancurkan jantung tuan atau saya lobangi hati tuan.?
‘subhanallah, mana kesepakatan yang sudah engkau ucapkan tadi. Cepat sekali engkau sudah melupakan seumpahmu sendiri!’ kata saya dengan perasaan terkejut.

Ular itu menjawaban: ‘mengapa tuan melupakan permusuhan antara saya dengan datuk tuan adam yang sudah saya keluarkan dari dalam syurga. Salah tuan sendiri mengapa tuan berbuat kebajikan kepada yang bukan ahlinya.’
‘apakah engkau benar-benar mau membunuhku?’ Tanya Ibnu Hamir.
‘pasti’ balasan ular itu.
‘kalau begitu, diberi saya tempo sebentar supaya saya sanggup mencari daerah yang baik buat aku.’
‘terserah tuan’ kata ular.
Maka saya pun berjalan tanpa tau harus ke mana, tipis sudah impian untuk sanggup hidup. Akhirnya saya mengadahkan tangan ke langit seraya berdoa: Ya lathif yaa lathif ulthuf bii biluthfikal khofiyyi, yaa lathif, bil qudratil-latii istawaita bihaa ‘alal arsyi, falam ya’lamil ‘arsyu aina mustaqarraka minhu, illa yaa kafaitanii haadzihil hayyata.’
Kemudian saya berjalan. Di tengah jalan, saya berjumpa dengan seorang pria yang tampan wajahnya, harum badannya dan membersihkan pakaiannya. Orang itu memdiberi salam kepada aku, ‘Assalamu alaika.’ Saya jawaban, ‘wa’alaikasalam, hai saudaraku.’
Kemudian orang itu bertanya kepada aku, “mengapa saya lihat wajah anda berubah?” Ibnu Hamir menjawaban, “karena ulah musuh yang sudah menzalimi aku.”
"di mana musuh ada itu?"
"di dalam perut aku," balasan aku.
"coba anda buka lisan anda", katanya.
Maka saya buka lisan aku, kemudian orang itu meletakkan sehelai daun di dalam perut aku, seolah-olah dengan daun zaitun berwarna hijau. Kemudian ia berkata, “kunyahlah kemudian telanlah.” Saya pun kemudian mengunyah dan menelannya. Baru saja saya menelannya, tiba-tiba perut saya mulas, kemudian saya keluarkan ular itu dalam keadaan sudah mati terpotong-potong. Saya bertanya kepada orang itu, “anda bergotong-royong siapa?” orang itu tertawa kemudian menjawaban: “anda tidak kenal sama aku?” “tidak”.
Orang itu pertanda “ketika terjadi insiden antara anda dengan ular tadi, kemudian anda berdoa dengan doa itu, maka para malaikat di tujuh petala langit menjadi gempar. Mereka mengadukan hal itu ke hadirat Allah. Allah menjawaban: “aku tahu apa yang sudah dilakukan oleh ular itu kepada hamba-ku tersebut.” Kemudian Allah memerintahkan kepadaku dating menolongmu. Aku yaitu malaikat yang berjulukan alma’ruf, tempatku di langit keempat. Allah berfirman kepadaku, “pergilah ke dalam syurga dan ambillah daun yang berwarna hijau, kemudian tolonglah hambaku Muhammad bin Hamir.” Wahai Muhammad bin Hamir berbuatlah kebajikan, Karena ia menerima menjaga dari mati buruk. Kebajikan itu tidak akan sia-sia di sisi Allah, sekalipun ia disia-siakan orang yang didiberi kebajikan itu.[1]  




[1] Syakh Ahmad Bin  Syakh Alfasyani, Al-Majalisus Saniyyah, hlm.103-106

Baca Juga : #KISAH ANTARA AYAM JANTAN DAN AYAM BETINA
                   #MALAIKAT DAN 3 ORANG HAKIM

                   #ORANG SOMBONG DAN ORANG SHOLEH

0 Response to "Ular Dan Andal Ibadah - Dongeng Unik"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel