Makalah Psikologi Perkembangan Anak

MAKALAH PSIKOLOGI  PERKEMBANGAN 
2.1 Pengertian Psikologi Perkembangan
            Menurut Ross Vasta, dkk ( 1992 ) psikologi  perkembangan ialah cabang psikologi yang mempelajari  perubahan tingkah laris dan kemampuan sepanjang proses perkembangan individu dari mulai masa konsepsi hingga mati.

Perkembangan  tidaklah terbatas  pada pengertian pertumbuhan yang semakin membesar, melainkan di dalamnya juga terkadang serangkaian perubahan yang  berlangsung secara terus menurus dan bersifat tetap dari fungsi – fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimilki individu menuju ke tahap kematangan melalui pertumbuhan, permasalahan, dan belajar.

2.2 Konsep Psikologi  Perkembangan
            Psikologi berarti memahami gejala-gejala psikis yang berkaitan dengan individu. Psikologi perkembangan mempunyai perkembangan yang lebih spesifik, yakni ilmu yang mengulas tingkah laris insan yang sedang taraf perkembangan. Mulai masa konsepsi hingga renta berdasarkan pertumbuhan, dan pengalaman yang di perolehnya. Kedudukan psikologi perkembangan ialah psikologi khusus, lantaran lapangan penyeledikannya khusus pada perkembangan yang ada pada manusia.

2.3 Manfaat  Psikologi Perkembangan Bagi Guru
1.      Guru sanggup menghadapi anak didiknya secara awet sesuai dengan sifat-sifat khas yang ditampilkan anak didik.
2.      Guru sanggup menentukan dan menentukan tujuan, materi, alat dan srategi pembelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan intelektual anak.
3.      Guru sanggup menghadapi anak didik dengan benar
4.      Guru sanggup terhindar dari pemahaman yang salah.

 2.4   Konsep Perkembangan Peserta Didik Kaitan melaluiataubersamaini Belajar Siswa

a.       Pengertian Perkembangan  dan Indiktornya

Perkembangan ialah perubahan yang progresif dan continue  ( berkesinambungan ) dalam diri  individu dari mulai lahir hingga mati. Indikatornya ialah memahami perubahan fisik maupun psikis dalam diri individu.

b.      Pengertian Pertumbuhan dan Indikatornya

Pertumbuhan ialah perubahan secara psikologis sebagai hasil proses pematangan funsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat, dalam passage ( peredaran waktu ) tertentu.

Pertumbuhan sanggup diartikan juga sebagai proses transinisi dari konstitusi fisik ( resam tubuh, keadaan jasmaniah) yang herediter/ bebuyutan dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan.

2.5. Persamaan dan Perbedaan Pertumbuhan Dalam Perkembangan

Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan ialah hasil interaksi kematangan susunan saraf sentra dengan organ yang dipengaruhinya, contohnya perkembangan system neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi. Ketiruana fungsi tersebut berperan penting dalam kehidupanmanusia yang utuh.

2..6. Ciri-ciri dan Prinsip-prinsip Tumbuh Kembang Anak.

Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri tersebut ialah sebagai diberikut:

1)      Perkembangan menyebabkan perubahan.

Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi.

Misalnya perkembangan intelegensia pada seorang anak akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf.

2)       Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap pertama menentukan perkembangan selanjutnya

Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahapan sebelumnya. Sebagai contoh, seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri. Seorang anak tidak akan bisa berdiri jikalau pertumbuhan kaki dan bab tubuh lain yang terkait dengan fungsi berdiri anak terhambat. Karena itu perkembangan pertama ini ialah masa kritis lantaran akan menentukan perkembangan selanjutnya.

3)      Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang tidak sama

sepertiyang pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang tidak sama-beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ dan perkembangan pada masing-masing anak.

4)      Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan

Pada ketika pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian, terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain. Anak sehat, bertambah umur, bertambah berat dan tinggi badannya serta bertambah kepandaiannya.

5)      Perkembangan mempunyai pola yang tetap

Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi berdasarkan dua aturan yang tetap, yaitu:

a.         Perkembangan terjadi lebih lampau didaerah kepala, kemudian menuju ke arah kaudal/anggota tubuh (pola sefalokaudal).

b.        Perkembangan terjadi lebih lampau di tempat proksimal (gerak kasar) kemudian berkembang ke bab distal menyerupai jari-jari yang mempunyai kemampuan gerak halus (pola proksimodistal).

6)      Perkembangan mempunyai tahap yang berurutan

Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan. Tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, contohnya anak terlebih lampau bisa membuat bulat sebelum bisa membuat gambar kotak, anak bisa berdiri sebelum berjalan dan sebagainya.

2.7  Perkembangan Kognitif Anak MI dan Implikasi Dalam Pembelajaran

a.              Konsep dan Dinamika perkembangan Kognitif  Menurut Teori Gestalt

  Gestalt ialah sebuah teori yang pertanda proses persepsi melalui pengorganisasian komponen-komponen sensasi yang mempunyai hubungan, pola, ataupun kemiripan menjadi kesatuan. Teori gestalt beroposisi terhadap teori strukturalisme. Teori gestalt cenderung berupaya mengurangi proteksi sensasi menjadi bagian-bagian kecil.

Istilah “Gestalt” mengacu pada sebuah objek/figur yang utuh dan tidak sama dari penjumlahan bagian-bagiannya.

Aliran Gestalt muncul di Jerman sebagai Koreksi terhadap strukturalisme Wundt. Pandangan Gestalt menolak analisis dan penguraian jiwa ke dalam elemen-elemen yang lebih kecil lantaran dengan demikian, makna dari jiwa itu sendiri berubah alasannya bentuk kesatuannya juga hilang.

Teori ini dibangun oleh tiga orang, Kurt Koffka, Max Wertheimer, and Wolfgang Köhler. Mereka menyimpulkan bahwa seseorang cenderung mempersepsikan apa yang terlihat dari lingkungannya sebagai kesatuan yang utuh.

b.             Konsep dan Dinamika perkembangan Kognitif  Menurut Teori Medan (Field Theory)

Lingkungan dipandang sebagai tanda-tanda yang saling memengaruhi. Teori medan memandang bahwa tingkah laris dan atau proses kognitif ialah suatu fungsi dari banyak variabel yang muncul secara simultan (serempak). Perubahan pada diri seseorang bisa mengubah kuman keseluruhan.

Kurt Lewin (1890-1947) pertanda bahwa tingkah laris insan dalam suatu waktu ditentukan oleh keseluruhan jumlah fakta psikologis yang dialami dalam waktu tersebut. Menurutnya, fakta psikologis itu ialah sesuatu yang besar lengan berkuasa pada tingkah laku, termasuk marah, ingatan kejadian masa lampau, dan lain-lain. Semua fakta itu menjadi ruang lingkup kehidupan seseorang. Beberapa fakta psikologis akan memdiberi efek positif atau negatif pada tingkah laris seseorang. Keseluruhan tanda-tanda itulah yang akan menentukan tingkah laris seseorang dalam suatu waktu. Tetapi, spesialuntuk pengalaman yang disadarinya yang akan memdiberi pengaruh. Perubahan pada fakta psikologis akan menyusun kembali seluruh ruang kehidupan. Jadi, tingkah laris ialah perubahan-perubahan kontinu dan dinamis. Manusia berada dan berkembang dalam suatu efek perubahan-perubahan medan yang kontinu. Itulah yang dimaksud dengan teori medan dalam psikologi (Sri Rumini, 1993: 100-101).
Teori medan ialah perkembangan dari teori gestalt. Berikut penerapan teori medan dalam proses belajar-mengajar.

a.              Belajar ialah perubahan struktur kognitif (pengetahuan)
Orang berguru akan bertambah pengetahuannya, yang berarti tahu lebih banyak daripada sebelum belajar. Tahu lebih banyak berarti ruang lingkupnya bertambah luas dan semakin terdiferensikan. Itu tiruana berarti seseorang akan banyak mempunyai fakta yang saling berhubungan.

b.             Peranan hadiah dan eksekusi Hadiah dan eksekusi ialah masukana motivasi yang efektif. Tetapi dalam penerapannya memerlukan pengawasan. Nilai yang baik bagi penerima didik pada umumnya ialah sesuatu hal yang diinginkan (hadiah). Tetapi, tugas-tugas dalam berguru untuk mencapai nilai tersebut pada umumnya dianggap sebagai eksekusi yang membebani dan kurang menarikdanunik.

c.               Masalah sukses dan gagal Kurt Lewin lebih oke penerapan istilah sukses dan gagal dibanding hadiah dan hukuman. Karena, apabila tujuan yang akan dicapai bersifat intrinsik, kita akan lebih sempurna menyampaikan bahwa suatu tujuan berhasil atau gagal dicapai daripada menyampaikan bahwa suatu tujuan mengandung hadiah dan hukuman. Pengalaman sukses sanggup diperoleh melalui beberapa hal:

1)        Pengalaman sukses dialami bila seseorang benar-benar mendapat apa yang diinginkannya. Misalnya, seseorang yang ingin lulus dalam suatu acara tertentu, kemudian ternyata memang lulus.

2)        Pengalaman sukses juga dialami bila sese¬orang sudah berada di dalam tempat tujuan yang ingin dicapai. Misalnya, orang dikatakan lulus dalam suatu acara bila tinggal mengulang beberapa mata kuliah saja.

3)        Pengalaman sukses juga dialami kalau orang sudah membuat suatu kemajuan ke arah tujuan yang akan dicapai. Misalnya, orang merasa berhasil kalau sudah mempersiapkan diri dengan baik dalam menghadapi ujian.

4)        Pengalaman sukses juga dialami kalau orang sudah berbuat dengan cara yang oleh masyarakat dianggap sebagai cara untuk mencapai tujuan. Misalnya, seseorang merasa suk¬ses bila pada waktu ujian keluar paling pertama. Pengalaman sukses atau gagal bersifat individual. Kejadian yang sama mungkin dialami sebagai sukses bagi seseorang, tetapi mungkin tidak demikian bagi orang lain. misal, anak yang duduk di kelas I SD tidak bisa menghitung 25 X 25 ialah wajar. Tetapi jikalau penerima didik tidak bisa, ia akan dianggap gagal.

d.             Taraf Aspirasi

Pengalaman sukses dan gagal bersangkutan dengan taraf aspirasi seseorang. Untuk itu, dalam mencapai sesuatu, setiap orang perlu merumuskan tujuan meskipun masih bersifat sementara, sehingga ketika ia berada di tempat tujuan sementara tersebut, ia akan merasa berhasil.

e.              Pengulangan sanggup menyebabkan kejenuhan psikologis.
Sebagai penerus dan penyempurna aliran gestalt, Kurt Lewin beropini bahwa yang diperoleh pertama pada ketika berguru ialah pencerahan (insight), sedangkan pengulangan mempunyai kedudukan sekunder. Memang untuk mencapai pencerahan memerlukan pengulangan, tetapi kuantitas pengulangan bukan yang menentukan insight. Justru ulangan yang terlalu banyak akan menyebabkan kejenuhan psikologis, yang menjadikan terjadinya diferensiasi (kekaburan). Itu berarti menambah jauhnya berguru dari pemecahan masalah.

Piaget menjabarkan implikasi teori kognitif pada pendidikan yaitu

1)        memusatkan perhatian kepada cara berpikir atau proses mental anak, tidak sekedar kepada hasilnya. Guru harus memahami proses yang dipakai anak sehingga hingga pada hasil tersebut. Pengalaman - pengalaman berguru yang sesuai dikembangkan dengan memperhatikan tahap fungsi kognitif dan jikalau guru penuh perhatian terhadap Pendekatan yang dipakai siswa untuk hingga pada kesimpulan tertentu, barulah sanggup dikatakan guru berada dalam posisi mempersembahkan pengalaman yang dimaksud,

2)        mengutamakan kiprah siswa dalam diberinisiatif sendiri dan keterlibatan aktif dalam kegiatan belajar. Dalam kelas, Piaget menekankan bahwa pengajaran pengetahuan jadi ( ready made knowledge ) anak didorong menentukan sendiri pengetahuan itu melalui interaksi impulsif dengan lingkungan

3)         memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan perkembangan.

Teori Piaget mengasumsikan bahwa seluruh siswa tumbuh dan melewati urutan perkembangan yang sama, namun pertumbungan itu berlangsung pada kecepatan tidak sama. Oleh lantaran itu guru harus melaksanakan upaya untuk mengatur acara di dalam kelas yang terdiri dari individu - individu ke dalam bentuk kelompok - kelompok kecil siswa daripada acara dalam bentuk klasikal, 4) mengutamakan kiprah siswa untuk saling diberinteraksi. Menurut Piaget, pertukaran gagasan - gagasan tidak sanggup dihindari untuk perkembangan penalaran. Walaupun daypikir tidak sanggup diajarkan secara langsung, perkembangannya sanggup disimulasi.

2.8 Proses Perkembangan Kognitif ( Asimilasi dan Akomodasi )

Asimilasi ialah proses menambahkan gosip gres ke dalam denah yang sudah ada. Proses ini bersifat subjektif, lantaran seseorang akan cenderung memodifikasi pengalaman atau gosip yang diperolehnya biar bisa masuk ke dalam denah yang sudah ada sebelumnya. Dalam pola di atas, melihat burung kenari dan memdiberinya label "burung" ialah pola mengasimilasi hewan itu pada denah burung si anak.

Akomodasi ialah bentuk adaptasi lain yang melibatkan pengubahan atau penggantian denah akhir adanya gosip gres yang tidak sesuai dengan denah yang sudah ada. Dalam proses ini sanggup pula terjadi pemunculan denah yang gres sama sekali. Dalam pola di atas, melihat burung unta dan mengubah skemanya ihwal burung sebelum memdiberinya label "burung" ialah pola mengakomodasi hewan itu pada denah burung si anak.

Melalui kedua proses adaptasi tersebut, sistem kognisi seseorang berubah dan berkembang sehingga bisa meningkat dari satu tahap ke tahap di atasnya. Proses adaptasi tersebut dilakukan seorang individu lantaran ia ingin mencapai keadaan equilibrium, yaitu berupa keadaan seimbang antara struktur kognisinya dengan pengalamannya di lingkungan. Seseorang akan selalu berupaya biar keadaan seimbang tersebut selalu tercapai dengan memakai kedua proses adaptasi di atas.

DAFTAR PUSTAKA

Deswita. Psikologi Perkembangan Remaja, Bandung:  rosdakarya,2009

Yusup, Syamsu. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung:  PT Remaja Rosda karya,2005.

0 Response to "Makalah Psikologi Perkembangan Anak"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel